Satu

1.2K 99 1
                                    

Kembali lagi dengan couple kesukaan.

Pertama tekan bintang duluh ya di pojok kiri bawah.

.

.

.

***

Setiap orang memiliki seseorang yang istimewa di hatinya. Hatiku akan berdegup ketika aku memikirkannya. Walaupun aku tak tahu bagaimana kabarnya, atau di mana dia berada. Setidaknya, dia telah membuatku jatuh cinta untuk pertama kalinya.

Mungkin begitulah kalimat yang terus terngiang di pikiran yeoja itu selama beberapa hari terakhir. Ya, dia tengah jatuh cinta. Namja itu datang bagaikan mimpi dalam kehidupannya, dan perlahan mulai mengubah segalanya.

Mungkin tak ada yang percaya bahwa yeoja dingin sepertinya ternyata bisa juga jatuh cinta. Namun begitulah kenyataannya, rasanya kini ia telah dijatuhkan sejatuh-jatuhnya pada namja yang bahkan tidak begitu ia kenal dekat.

Bisa dibilang selama ini dia hanya menjadi seorang secret admirer yang tak berani menunjukkan perasaannya pada siapapun, namun takdir dengan seenaknya mengubah segalanya. Bukankah kini hidupnya mulai terdengar seperti dongeng yang sering diceritakan eommanya dulu?

Kemudian ia akan mendapati dirinya tengah memakai gaun putih yang berkilauan bak sang putri ketika dijemput oleh pangeran tampan lengkap dengan kuda putihnya. Itu sangat indah, setidaknya bagi seorang Bae Irene.

"Ehmm." Sebuah deheman kecil berhasil membuyarkan lamunan yeoja tersebut. Menariknya kembali pada kenyataan yang tidak kalah membahagiakan dibanding imajinasi kekanakannya.

Oh, bagaimana bisa Irene kembali tenggelam dalam imajinasi bodoh di tengah peristiwa penting seperti ini. Sadarlah Irene, kali ini kenyataan akan lebih indah daripada imajinasi bodohmu itu.

Irene menggelengkan kepalanya pelan, lantas mengangkat wajahnya yang sedari tadi tertunduk untuk mendapati apa yang tengah terjadi saat ini.

Ini bukanlah mimpi. Ini kenyataan. Dia tengah menggandeng tangan Junho appanya berjalan di altar yang dipenuhi dengan taburan bunga-bunga berbagai warna. Dia juga tengah menggenakan dress panjang berwarna putih yang menjuntai panjang di bagian belakang, membuatnya tampak begitu anggun.

Dan juga jangan lupakan keluarga besarnya yang tengah berdiri membentuk kerumunan yang membelah, memberinya jalan sambil sesekali bertepuk tangan ataupun sekedar terpana dengan dirinya yang telah disulap menjadi bak Cinderella di zaman modern.

Tapi bukan itu semua yang tengah menjadi perhatiannya. Matanya hanya menatap lurus kedepan, pada punggung tegap seorang namja terbalut tuxedo yang seakan mulai menjadi pusat dunianya. Entah bagaimana itu bisa terjadi, namun semuanya mulai bergerak bagai efek slow motion ketika namja itu menoleh dan mengulurkan tangannya pada Irene.

Dialah sang pangeran hati Irene, meski tidak sedang membawa kuda putih. Oh persetan dengan kudanya, Irene tidak membutuhkannya. Yang ia butuhkan hanyalah namja itu. Namja yang telah membuat Irene jatuh cinta untuk pertama kalinya, Byun Baekhyun.

Tanpa sadar Irene sudah melepas gandengannya dari sang appa dan kini tangannya tengah terpaut dangan lengan kekar milik Byun Baekhyun, calon suaminya.

Pemberkatan berjalan dengan begitu khidmad dan kini mereka berdua telah resmi menjadi sepasang suami istri. Tepuk tangan riuh menggema setelah Irene menyematkan cincin di jari manis Baekhyun. Dan tanpa dikomando kedua pasang mata itu mulai saling terpaut.

Jujur Irene sangat mengagumi ketampanan wajah suaminya, namun Baekhyun hanya menatapnya dengan tatapan yang sulit untuk dimengerti oleh Irene. Mata pria itu tampak begitu datar hingga Irene tak bisa menebak apa yang tengah ada dalam pikiran namja tersebut.

Dan Irene menyesal. Menyesal karena detik itu juga sesuatu mulai terbesit dihatinya. Hatinya mulai diliputi sebuah keraguan akan takdir yang akan dijalaninya. Apakah ia akan hidup bahagia layaknya akhir dari dongeng masa kecilnya, atau ia malah akan terjerumus pada mimpi buruk yang dibuat oleh seorang Byun Baekhyun?

Ia menyesal karena dengan mudahnya setuju dengan permintaan appanya untuk dijodohkan dengan putra dari rekan bisnisnya. Tanpa berfikir untuk mengenal Baekhyun terlebih dahulu, tanpa mengetahui sifat namja yang telah berstatus menjadi suaminya itu.

Bagaimana jika Baekhyun bukanlah namja yang baik untuknya? bagaimana jika Baekhyun tidak seperti sosok yang ia ketahui sebelumnya? Bagaimana jika Baekhyun tak menginginkan keberadaannya? Semua pertanyaan itu mulai berebut untuk memenuhi benak Irene, dan membuatnya merasa takut. Namun bagaimanapun semua sudah terjadi, ia hanya bisa berharap Baekhyun bisa menerimanya dan mencintainya dengan baik.

Pandangan mereka masih saling bertautan, hingga seorang namja bersuara berat yang Irene ketahui sebagai teman dekat Baekhyun mulai berteriak, "Kisseu, kisseu, kisseu!." yang kemudian diikuti oleh yang lainnya.

Tubuh Irene mulai menegang diiringi dengan debaran jantungnya yang tak beraturan. 'Apa ia harus melakukannya sekarang?' batin Irene. Tentu saja.

Baekhyun yang tampak lebih bisa menguasai diri mulai menarik pinggang Irene mendekat. Menundukkan kepalanya hingga bola mata mereka saling sejajar. Irene tak sanggup menatap mata itu lebih lama lagi, hingga memilih untuk memejamkan matanya.

1 detik

2 detik

3 detik

Mengapa Baekhyun tak kunjung menciumnya? Irene hanya merasakan helaan napas hangat Baekhyun yang menerpa wajahnya, menandakan bahwa posisi namja itu belum berubah. Tapi mengapa Baekhyun berhenti? Merasa penasaran dengan hal tersebut Irene kembali membuka matanya.

Dan detik itu juga ia merasakan sesuatu yang hangat dan basah menempel pada bibirnya. Bola mata Irene membulat sempurna, kepalanya terasa kebas dan ia mengabaikan suara riuh tepuk tangan orang-orang yang ada di sana.

Perlahan Baekhyun mulai menggerakkan bibirnya, melumat bibir Irene dengan begitu lembut. Rupanya Baekhyun merupakan seorang pencium yang baik, bisa dilihat dari bagaimana ia begitu berkuasa dalam ciuman tersebut hingga membuat kaki Irene lemas dan bisa saja ambruk andai Baekhyun tidak menahan tubuhnya kala itu.

Tapi bagaimanapun, Irene tak cukup berani untuk membalasnya. Ayolah, ini ciuman pertama Irene dan ia masih belum berpengalaman, hingga ia hanya memilih untuk berdiam diri dengan matanya yang masih membulat sempurna.

Merasa diabaikan, Baekhyun pun melepaskan ciuman beserta tangannya yang sedari tadi menahan tubuh Irene. Membuat yeoja itu limbung dan langsung mencengkeram tuxedo milik Baekhyun untuk mempertahankan kakinya tetap berdiri dengan napasnya yang memburu.

Secara otomatis tubuhnya kini menempel pada tubuh tegap Baekhyun, dan ia lebih memilih untuk menyenderkan kepalanya pada dada bidang Baekhyun daripada ambruk karena tidak mempu menjaga keseimbangannya. Samar-samar ia bisa mendengar detak jantung namja tersebut. Begitu tenang dan teratur, berbanding terbalik dengan miliknya yang berdebar cukup keras dan cepat.

Kini Irene menjadi penasaran, bagaimana perasaan Baekhyun saat ini?

.

.

.

TBC or Not?

Pleasse leave your answer...

FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang