2. Berteman

15 0 0
                                    

Kafetaria
11.30 KST

Jaesang menormalkan detak jantung dan nafasnya yang daritadi tak beraturan.

Ia memandang Jungkook takut-takut "Mianhae.. Sebenarnya apa maksud sunbae membawaku kesini?"

"Kenapa memangnya kau tidak suka ya?" Tanya Jungkook hati-hati, takut Jaesang tersinggung.

"Ani... A-aku hanya kaget"

Jungkook yang tidak mengerti maksud Jaesang lalu bertanya "Kaget kenapa suster?"

"Ba-bagaimana bisa i-idol sepertimu--"

"Ah paham! Sudah jangan begitu suster.. Santai saja, oke!" Begitu paham, langsung Jungkook memotong kata-kata Jaesang

"Baiklah, sunbae"

Jungkook berdesis "Berhenti memanggilku sunbae.. panggil saja Jungkook"

Jaesang melotot

"Tidak akan.. Sunbae lebih tua dariku"

"Darimana kau tahu suster?"

"Karena aku ARMY dan sudah pasti aku tahu tanggal lahir member Bangtan"

"Kalau aku saja lebih tua darimu lalu berapa usia suster?"

"Baru saja masuk 18 tahun."

"Aigoo.. Heol!!"

"Kalau Korean Age nya 19 tahun"

"Hhmm..."
"Panggil aku oppa saja, ya"

"Ne... kalau begitu oppa jangan memanggilku suster, panggil saja Jaesang"

"Oke"
"Ohya. apakah bekas luka ini dapat hilang?" Tanya Jungkook sambil menunjuk tangannya

"Tentu.. tapi dalam waktu yang lumayan panjang"

Jungkook membuang pandangannya ke sembarang arah "Aku takut bekasnya tidak bisa hilang"

Jaesang tersenyum kecil menurutnya Jungkook sangat lucu "Oppa pasti takut jika haters mengira itu adalah luka yang oppa buat sendiri karena oppa sedang dalam pengaruh obat-obatan"

"Be-benar.. Ba-bagaimana kau bisa ta-tahu?" Tiba-tiba raut wajahnya berubah menjadi takut dan matanya melotot

"Jaesang, kau bukan sasaeng, kan?"

Dug...

Jaesang tampak murung lalu menutup wajahnya dengan kedua tangan

Hening 5 detik sampai akhirnya Jungkook membuka suara kembali

"Suster..." Panggilnya sambil memegang pergelangan tangan Jaesang

Lalu Jaesang menampakkan wajahnya dan menatap Jungkook dengan wajah memelas "Oppa.. Apa wajahku tampak seperti ingin melalukan tindakan kriminal? Aku hanya gadis berusia 18 tahun yang benar-benar ingin kerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluargaku di Indonesia, oppa. Tiada gunanya jauh-jauh dari Indonesia hanya untuk menjadi sasaeng fans"

Jungkook tidak tahu harus berkata apalagi. Ia sadar bahwa kata-katanya barusan telah menyakitkan hati gadis di hadapannya. Membuat gadis itu hampir menangis karena pernyataan nya barusan.

"Mianhae.. Bukan begitu maksudku"

"Oppa, aku tahu fakta tentangmu karena aku adalah ARMY!" Kali ini suara Jaesang naik satu oktaf

"Aku bahkan tidak pernah melewatkan satu beritapun tentang Bangtan. Aku senang jika itu berita baik dan akan sedih jika itu berita buruk."

Jungkook terus memperhatikan Jaesang dengan serius dan mendengarkan penjelasannya.

"ARMY sejati selalu menyayangi Bangtan, memberi semangat untuk idolanya. Ku akui aku memang penggemar berat tapi aku bukan sasaeng! Mereka terlalu over dan mereka hanya memikirkan dirinya sendiri. Seenak hati mencuri informasi tentang sang idola. Mereka tidak pernah memikirkan masalah yang akan menimpa sang idola" Jelas Jaesang panjang lebar dan tanpa ia sadari air matanya menetes

"Hei Jungkook-ah apa yang kau lakukan ha.. kau membuat wanita menangis?" Tanya Yoongi yang tiba-tiba sudah berdiri dibelakang Jaesang

"Mian.. Aku tidak bermaksud membuatmu menangis. Sepertinya aku sudah salah bicara.. Sungguh maafkan aku suster"

"Yoongi sunbae, silahkan duduk" Jaesang terlebih dulu menyambut Yoongi dan Yoongi langsung duduk disebelahnya

"Tidak apa aku saja yang berlebihan sampai menangis" Lanjut Jaesang sambil menhapus sisa air matanya

Detik berikutnya Jaesang menggenggam erat tangan Jungkook "Oppa, lihat aku"

Jungkook menatap wajah polos Jaesang

"Aku sayang Bangtan. Selamanya Bangtan idolaku"

Jungkook tersenyum lebar "Kalau begitu siapa biasmu?"

Jaesang tersenyum malu-malu "Hmm.." Jaesang melirik Yoongi yang sedang sibuk makan dan ia tidak sadar jika Jaesang sedang meliriknya

Jungkook paham dan ia langsung tertawa "kenapa bisa dia sih ha-ha-ha"

"Entahlah he..he"
"Akan ku ceritakan lain waktu"

"Kau berasal dari Indonesia, benar?"

"Ne.. Aku dari Indonesia"

Yoongi menghentikan acara makannya lalu menatap Jaesang datar "Kalau tidak salah akhir april nanti Bangtan ada jadwal manggung di Indonesia"

Jungkook menimpali "Ah iya.. tanggalnya aku lupa. Tapi di Indonesia kok"

"Ngomong-ngomong apakah orang tuamu ada yang asli Korea?" Tanya Yoongi penasaran

"Tidak.."

"Lalu mengapa namamu nama Korea"

"Oh.. Ini pemberian dari Hwanchun sunbae-nim. Aku diberi nama Korea karena rekan kerja banyak yang kesulitan memanggilku. Hehe"

"Oh begitu.. Tapi bahasa Korea mu sangat fasih dan jujur saja ini keren" Puji Yoongi sambil memandang Jaesang kagum

Lalu Jaesang tersenyum lebar "Tentu saja bisa karena aku punya kemauan"

"Kalau aku boleh tau dengan siapa kau tinggal di Negara ini"

"Sendiri"

"APA?!" Kata Yoongi dan Jungkook kompak

"Ya aku sendiri. Tidak ada teman atau keluarga yang berasal dari Indonesia."

***

Setelah puas berbincang-bincang, mereka kembali ke tempatnya bekerja masing-masing.

Jungkook dan Yoongi mengantar Jaesang ke klinik terlebih dahulu sebelum kembali bekerja.

"Jaesang-ah.. Mulai hari ini tidak ada salahnya kan jika kita hm.. Berteman" Kata Jungkook sambil menggaruk tengkuk leher yang sepertinya tidak gatal

Dengan tak percaya Jaesang mecubit perutnya sendiri dan itu terasa sakit, pertanda bahwa ini bukanlah mimpi.

"Aku akan berteman dengan idolaku? Mustahil"

"Memangnya kenapa?" Tanya Yoongi

"Jaesang-ah berhenti seperti itu... kita ini sama-sama ciptaan Tuhan dan tentunya kita sama di hadapannya" Jungkook meyakinkan Jaesang

"Jangan membeda-bedakan. Kita sama. Sama-sama manusia" Ungkap Yoongi

Jaesang terkekeh geli "Iya.. mulai hari ini kita berteman"

Mendengar kata Jaesang barusan membuat Jungkook sangat senang, akhirnya Jungkook dan Jaesang saling tukar kontak katalk

"Kalau begitu selamat bekerja kembali, suster. Terima kasih waktunya, sampai jumpa esok."

---BERSAMBUNG---

Bangtan and NurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang