06

1.5K 244 27
                                    

Baik Dino maupun Tzuyu, daritadi enggak ada yang berniat untuk membuka percakapan sama sekali. Dino sendiri cuma ngekor Tzuyu dari awal masuk Carefour sampai di konter daging. Cowok itu beneran mati gaya duluan lihat muka Tzuyu yang menurutnya "cANTIK BANGET DUH GUSTI HATI AING LEMAH????"

"Lo dorong trolinya, dong, gue mau pilih daging yang bagus," Dino langsung gelagapan begitu Tzuyu nyodorin trolinya ke dia.

Cowok itu ngangguk aja kayak anjing di dashboard mobil. "E-eh, ya,"

"Apasih lo kaku banget kayak kanebo kering," celetuk cewek berkulit mulus itu.

Dino makin mati gaya denger Tzuyu ngebecandain dia. Padahal sifatnya Tzuyu emang kayakgini  Dino aja yang baru tahu. yHAAAAA.

Merasa ada celah, Dino ngajak Tzuyu ngomong lagi. "Emang Arin mau masak apaan?"

Yang ditanya masih sibuk lihat-lihat daging tapi nyempetin diri buat noleh ke Dino. "Enggak ngerti. Tapi baca daftar belanjaannya sih kayaknya mau masak kwetiau,"

Sambil terus jalan, Dino masih ngajak Tzuyu ngobrol. Dan udah nyeleweng dari bahasan masak. Malah nanya soal jadwal kuliah, alamat rumah dan segala macamnya. Padahal mah udah tahu. Tapi ya daripada gak ada bahan ngobrol.

"Entar ke McD bentar ya, No," celetuk cewek itu.

Dino enggak ngerti. "Hah? Bukannya Arin mau masak di rumah?"

"Gue mau beli McFlurry. Ngidam," balas cewek itu. "ini udah semua, nih. Ke kasir, yuk,"

Ke pelaminan juga ayo-ayo aja sih. yHAAAAAAA.

***

Tzuyu enggak main-main soal ngajakin Dino mampir ke McD. Buktinya, sekarang mereka berdua lagi parkir di parkiran McD dan sama-sama memegang segelas McFlurry di tangan. Satu hal yang baru Dino tahu, cewek yang dia taksir ini naksir berat sama McFlurry.

"Lo sering banget beli ini?" tanya cowok itu sambil nyendokin krim dingin itu.

Tzuyu ngangguk. "Eung. Apalagi yang rasa oreo. Sebenernya apapun yang rasanya oreo gue suka, sih," celetuk cewek itu.

Dino diem aja mencerna omongannya Tzuyu. Satu lagi yang harus ia catat di memo, Tzuyu suka oreo.

"Ini si Woojin ngeline, katanya anak-anak nitip jajan," ujar cewek itu.

"Yaudah, sekarang ke circle K aja ya yang paling deket,"

Tanpa basa-basi lagi, dua mahasiswa itu langsung ngegas ke Circle K, masih dengan McFlurry yang dipegang di tangan masing-masing.

"Lo nyetirnya enggak susah?" tanya Tzuyu random. 

"Hah?"

Dino hampir aja ngerem mendadak pas Tzuyu tiba-tiba nyerobot McFlurry dari tangannya. "Gue pegangin aja. Takut tumpah lo lagi nyetir," kata Tzuyu lagi.

Sepanjang perjalanan, Dino keliatan kalem-kalem aja, tapi jantungnya udah jatoh ke jok mobil. 

"Yuk, turun," ajak cowok itu begitu mereka dapet parkiran.

Tzuyu nyiapin dompet buat masuk ke dalem sling bag-nya. "Yuk,"

Begitu turun, Dino canggung berat mau jalan di sebelah Tzuyu tapi gimana takut dikira sok ngaku jadi pacar. Yaelah bro, orang mah sekarang berdua aja dikiranya ada apa-apa apalagi kalo jalannya sebelahan mepet-mepet.

"No, bentar, deh," celetuk Tzuyu.

Cowok itu otomatis berhenti. "Kenapa? Ada yang ketinggalan?"

Tzuyu enggak jawab. Malah ngeluarin tisu basah dari sling bag-nya. 

"Belepotan atuh ini McFlurrnya. Kayak anak-anak aja,"dan Tzuyu langsung ngelapin sisa-sisa McFlurry di pipi Dino pakai tisu basah itu.

Dinonya? Sudah wafat di tempat.



the 99'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang