kenalan

17 2 0
                                    

Di Rabu pagi ini giliran aku piket
Males sih harus pergi kesana pagi-pagi, tapi mau gimana lagi ini udah kewajiban hehe :'v.

'Rifkiii pengepel kelas kita mana?' -me

'belom gua ambil la' - Rifki(si ketua kelas)

'ah yaudah gua ambil dulu' -me

Sesampainya aku di kantor terlihat suasana hening yang masih sepi sebab hari masih pagi. Disana, disudut ruangan, dimana tempat aku ingin mengambil alat pengepel terdapat seorang siswa laki², aku tak melihat bisa wajahnya karena posisinya yang membelakangi ku.

Tak lama menghampiri nya. Ternyata dia Agam si ketua OSIS yang kemarin ku stalking.

'hmm permisi' kataku

'eh eh iya iya, kenapa?' responnya

Tak lama aku mendapat tatapan aneh dari nya, dia tampak sedikit keheranan dan juga seperti mengingat ngingat sesuatu.

'kamu kan yang aku tabrak kemaren??'

'hmm iya, knp?'

'abang minta maaf ya sekali lagi'

'iya gpp bang, lupain aja :)'

'mau ambil pengepel ?? Tunggu aja dulu Abang lagi data jumlah alat kebersihan sekolah'

'owh yaudah, maaf ganggu hehe ':) '

'kamu kelas mana? Nnti Abang antar pengepel nya'

'oh ga usah, ngerpotin bgt nnti'

'udah ga apa apa :) '

'X MIPA 1' ujar ku mengakhiri pembicaraan singkat nan canggung itu sambil berlari kecil pergi dari tempat itu.

*Disisi lain*
'aishhh gua lupa tanya namanya, ok X MIPA 1 klo ga salah tadi'  ujar agam (sambil garuk-garuk kepala dengan muka agak kesal karena lupa tanya nama:v)

......

Kembali nya dari kantor aku melihat Riska sudah duduk rapi di tempat nya. Dengan sedikit heboh aku menghampiri nya.

'eh Riska Lo tau ga?'

'abang Agam yg kemaren nabrak kita bakalan datang ke kelas hehe'

'yakin lu? Ngapain diaa?

'ada dehhh :v'

*Teeeeeteeeeettttttttt* (sfx bel masuk kelas)

........

Sudah jam istirahat namun yang kutunggu belum datang.
Bukan pengepel nya sih, tapi orang yg nganterin hehe :'v.
Si Riska terus bertanya mana bang Agam? Mana bang Agam?.
Aku sedikit kesal, dia yang bilang akan mengantar nya tapi sampai sekarang tak ada yang datang.
Ahhhhhhhhh apa yang terjadi padaku? Mengapa aku jadi terlalu mengharapkan nya? Dasar gadis bodoh.

Tak lama kemudian ...

Ada suara ketukkan pintu, lalu aku langsung berlari ke arah suara itu. Aku pikir itu adalah bang Agam, pengepel nya dianter sih, tapi bukan dia yg nganter :'(
Dan aku langsung bertanya keheranan.

'Loh kok?'

'hm, si Agam lagi sibuk. Dia nyuruh gua buat nganterin ini'

'owh , yaudah makasih'

'ehh iya, dia nitip salam sekalian tanyain nama lo'

'apa?'   aku sedikit terkejut.

'iyaa, nama Lo siapa?. Cepet gue mau ke kantin!'

'eh iyaa, panggil aja Syahla'

'ok, gua duluan.

Cowok suruhan itu langsung pergi.

Aku kadang bingung, sesibuk apa dia?
Sampai sampai nyuruh orang lain?
Tapi dia nitip salam juga sih, hmmmm. Aku tak mengerti apa maksudnya. Tapi yang jelas jangan baper. Udah itu aja.


'nah bukan bg Agam yg ngasih pengepel nya hahaha'  ujar Riska mengolok-olok ku.

'aishhh, gua lagi kesel. Jangan digituin' sahutku dengan kesal.

Riska sebetulnya sudah memiliki pacar, aku sering menasehati nya supaya fokus belajar dulu. Tapi dia bilang pacaran itu bak penyemangat buat menjalani masa masa berat di SMA.
Lalu sekejap, aku termenung, apa yang selama ini menyemangati ku? Kalau bukan doi, yah palingan ayam geprek mami dikantin :v.

.........

Bel pulang sudah berbunyi, aku bergegas turun menuju tangga.
Aku tak tahu siapa yang akan aku mintai tumpangan, Riska sudah pulang bersama temannya, dan aku? Yaahhh masa jalan kaki :'(


*Dubrakkkkkk*

Ada seorang laki-laki menabrakku.
Setelah kulihat wajah nya, ternyata dia agam.

"hmm Syahlaa, maaf" mulainya.

"Haha nabrak lagi ya." Sahutku pelan

"Abang emang lagi nyari kamu, untung ketemu disini."

"Abang? Ngapain nyari aku, pengepel nya udah ada kok."  Ujarku dengan polos.

"Haha, iya, Abang mau minta maaf, tdi abg di panggil Waka kesiswaan, jdi nggak bisa ke kelasmu."

"Yaudah, gapapa kok bang, kan Syahla jdi nggak enak."

"Kamu pulang sama siapa?" Tanyanya.

"Hmmmm, jalan kaki hehe" sahut ku sedikit malu.

"Nah sama Abang aja ya"

"Emang kita searah?

"Ga perlu searah juga tetep abang anter."

"Okeh." Jawab ku singkat dengan jantung yang berdebar.

Diperjalanan aku bingung dan sangat sangat bingung dengan apa aku harus memulai percakapan.
Sungguh rasa Canggung ini lama lama bisa membuatku kencing dicelana.
Tak lama, Agam memulai percakapan dengan bertanya asal SMP ku, nama panjangku, alasan aku masuk SMA itu, dan lain lain.
Walau pertanyaan itu bisa dibilang umum, namun setidaknya mengurangi kecanggungan yang ada diantara kami.

Sampai nya didepan rumah ku, Agam tercengang keheranan
Aku tak tahu apa yang ada di dalam pikiran nya.
Intinya dia langsung bertanya kepadaku.

"Apaa?? Yakin ini rumah mu syahla?".





THE TRUTH UNTOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang