Pagi ini aku telat bangun. Aku terlalu nyenyak tidur, ini lah sebabnya aku ragu untuk makan dengan kenyang kalau sudah malam.
Untung saja hari Jum'at ini aku pulang lebih awal, tapi entah kenapa hari aku terlalu malas untuk menjejakkan kaki di sekolah.
Seperti biasa aku sampai di sekolah tepat saat bel berbunyi.
Berlari memasuki kelas mengantisipasi guru yang siap memberi hukuman jika aku tidak lebih dulu sampai di kelas."Lu bangun kesiangan? Tumben lu kan jarang bergadang la?"
"Ishh udahh, gua kekenyangan." Jawab ku singkat atas pertanyaan Riska.
"Hadir semua kan hari ini?." Tanya ibu lia sang guru kimia mengawali kegiatan belajar.
"Hadir Bu." Sahut mereka serempak.
"Oh iya, kumpulkan tugas yang ibu berikan Minggu kemarin sekarang." Suruh ibu lia.
"Astaga dragonn!! Bukunya ketinggalan." Aku berdecak kesal.
Aku berusaha meminta keringanan kepada ibu Lia, ini memang salahku karena lupa membawa tugas tersebut.
"Yasudah, Senin ibu tidak mau tahu, sebelum bel masuk berbunyi bukumu harus sudah ada di meja ibu." Perintah nya.
"Terima kasih Bu." Sahutku seraya menelungkup kan tangan tanda bersyukur.
"Tapi ibu minta kamu pergi ke kelas 12 IPS 3 buat ambil tugas makalah punya Agam buat ibu jadiin contoh." Jelas ibu Lia.
"Astaga, jantung ku ga bisa diem kalo udah ketemu Agam, pake disuruh nyamperin dia lagi." Seru ku dalam hati .
"Oke, siap." Sahutku sambil hormat membuat ibu Lia sedikit tersenyum."Permisi." Ucapku perlahan mengetuk pintu.
Kebetulan kelas Agam sedang ditinggalkan oleh guru, jadi aku langsung masuk dan menuju ke bangkunya Agam."Ehh? Ngapain Lo kesini?." Tanya Agam.
"Disuruh Bu Lia mintain makalah lu bang." Jelasku polos.
"Hahaha gua kira kangen." Oloknya sembari tertawa.
"Ayooo!." Ajaknya membuat ku bingung.
"Mau kemana?." Tanya ku lagi.
"Ini makalahnya emang bisa jalan sendiri?."
"Tapi kan ada gue." Sahut ku.
"Ah elah, gue pengen jalan-jalan, pusing dalam kelas Mulu." Terang si Agam tanpa beban.
Herannya kenapa saat didepan nya aku seperti tak bisa membantah, hanya diam mengikuti setiap perintah dan mengamati tingkah nya."Apaan lu mainannya adik kelas gam hahaha." Sorak sekawanan Agam seakan membuatku malu dan bingung.
Urusan ku dengan si ketua osis itu selesai. Aku ingin mengembalikan kembali mood ku yang sempat rusak tadi dengan makan di kantin.
"Lu laper gak? Gue laper nih, makan yuk." Ajak ku pada Riska."Haha tumben lu, kuy lah." Jawabnya singkat tanpa menolak.
Kantin tampak dipenuhi oleh manusia manusia yang perutnya kosong alias lapar hingga kami berdua tak kebagian tempat untuk duduk. Tapi seperti terdengar suara memanggil namaku. Ya, itu Agam.
"Hey, sini lu berdua, masih ada tempat nih." Seru Agam.
Aku berfikir dua kali untuk memenuhi panggilan nya itu, sebab hanya kami berdua perempuan disana, sisanya laki-laki sekawanan Agam. Sampai akhirnya Agam menghampiri ku yang sejak tadi berdiri kebingungan.
Dia berjalan kearah kami dan berkata
"Gak nyaman ya kalo banyak laki-laki?, Kalo gitu gue suruh mereka pergi aja." Tanyanya sambil memandang kami lekat lekat."Eh, gak usah kok, makan dikelas aja." Sahut ku terbata -bata sebab gugup menjawab pertanyaan simpel Agam.
"Sejak kapan si Agam peduli sama kita la?." Bisik Riska kebingungan.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE TRUTH UNTOLD
RomanceBayangkan bagaimana caramu mendapatkan kebahagiaan. Sampaikan sebuah kebenaran isi hati, walaupun sedikit, Dia yang mencintai mu pasti akan mengerti. Jangan sampai kau menyesali Kebenaran Yang Tak Terungkapkan🥀.