8. The Boss pt 2

4 1 0
                                    

Meesa baru saja selesai membersihkan ramat2 yang ada di sudut2 tak terlihat ditokonya, meskipun tidak terlihat, tetap saja Ramat. Dan juga agar customer masuk ke tokonya tidak terlihat menyeramkan karena ramat-ramat yang baru saja jadi oleh sang laba-laba.

Meesa menghembuskan nafasnya lega, telah menyelesaikan ramat-ramat yang tersembunyi.

"tante Meesa" sapa anak kecil dan Meesa mengenali suara tersebut dan denga reflex Meesa menoleh dan benar saja Arvino berdiri disana dengan senyum cerahnya bersama Azzam yang menggandeng tangan mungil nya.

"oh? kalian.." Meesa terkejut melihat Azzam dan Arvino mendatangi tokonya kembali. Segera ia turun dari tangga kecil yang ia gunakan untuk membersihkan ramat di bagian dinding atas tokonya.

Tapi yang difikirannya saat ini adalah...
Azzam seperti tidak ada kerjaan yang penting selain menyambangi dirinya, Meesa merasa Azzam terlalu sering bertemu dengan dirinya. Akhir-akhir ini.

"Eh hallo Arvino" (Aniq)

"hai Avi" (Mashela)

"hallo juga tante" sapa Arvino dengan ceria.

"kalian main lagi?" tanya Meesa sambil mengusap kepala Arvino dengan gemas, Arvino menggelengkan kepalanya "engga kok" Arvino melepaskan gandengan tangan Azzam lalu memeluk salah satu kaki Meesa "Avi mau ketemu tante tau" ucap Arvino sambil mengerucutkan bibirnya "Avi kangen" bisik Arvino, tentu saja Meesa dapat mendengarnya.

Meesa pun terkekeh gemas "dia nanyain kamu terus, Sa. Dari semalam" tambah Azzam ketika melihat sisi manja Arvino terhadap Meesa "tapi Avi, tante nya lagi kerja. Terus tante mau main sama Avi nya gimana?" tanya Meesa  mencoba melepaskan pelukan Arvino dikakinya dengan lembut agar tidak menyakiti Arvino.

Tiba-tiba pemilik Toko tempat ia bekerja datang kembali dengan gaya bossynya "neng, kenapa ini?" tanya cece pada Meesa "eh? ehm ga apa2 kok ce, aku ada urusan sedikit"

"aku ambil istirahat 30 menit diawal ya ce" balas Meesa sekena nya

"hem" Pemilik toko tersebut masuk kedalam toko namun matanya tetap ke arah Meesa membuat Meesa risih. Meesa pun akhirnya meminta Azzam menjauhi tokonya beberapa meter, bersama Arvino.

Meesa mendengus sebal karena tingkah bos nya yang ingin tau

"Maaf ya mas! agak ngusir tadi, lagi ada bos" ujar Meesa pelan  "bos nya aku tuh kepo banget, Selalu pengen ikut campur" ujar Meesa

"ehm Maaf aku ga tau kalo lagi ada bos mu" ucap Azzam merasa tak enak dengan Meesa karena Arvino selalu menanyakan Meesa dan akhirnya karena paksaan Arvino, Azzam menemui Meesa bersama Arvino.

"ga apa-apa kok mas" ujar Meesa tersenyum

"nah Avi! Nanti tante Meesa main sama Avi dirumah yah jangan sekarang" ujar Azzam memberi pengertian pada Arvino, membuat Arvino cemberut.

"ehm Gimana kalo nanti tante libur kerja, tante seharian deh main sama Arvino. Biar puas mainnya, gimana?" tawar Meesa.

"tapi janji yah?" tanya Arvino dengan tatapan berharapnya lalu memberikan jari kelingkingnya pada Meesa, Meesa pun mengaitkan kelingkingnya pada jari Arvino yang mungil

"janji" Meesa tersenyum membuat Arvino pun tersenyum tipis

"bye Avi" melambaikan tangannya pada Arvino yang masih saja sedikit cemberut saat di ajak Azzam pada wahana permainan yang ada di mall tersebut.

Tapi tetap saja Arvino melambaikan tangannya pada Meesa. Meesa tersenyum melihat Arvino yang merajuk kepadanya lalu membalas lambaian tangan Arvino.

- Confession -

Meesa menggeret karung besar sedikit lebih besar dari tubuhnya yang berisikan barang untuk dijual di tokonya, sementara dua teman nya satu karung sedang berdua. Meesa terlihat sangat lelah dan keningnya dipenuhi  oleh bulir-bulir keringat.

Azzam melihatnya dengan jelas pasalnya Arvino mengusulkan untuk menunggu Meesa sampai ia pulang dari pekerjaannya. Dan Azzam pun meninggalkan Arvino didalam mobil bersama mang Ujo karena Arvino terlalu lelah setengah hari ini bermain di dalam mall bersama Azzam.

Azzam terdiam melihat Meesa yang kesusahan. Azzam menyipitkan matanya ketika melihat jemari2 Meesa memerah bahkan berdarah karena mengeret karung sebesar itu sendirian, Azzam begitu kagum dengan kegigihan Meesa dan ia tak pernah mengeluh berbeda dengan kedua teman nya yang menggerutu saat menggeret karung tersebut, namun disisi lain Azzam begitu geram dengan pemilik toko tempat kerja Meesa yang benar2 keterlaluan dengan Meesa dan kedua teman-teman Meesa yang harus menggeret karung2 besar dengan tangan kosong.

"Setidaknya berikan lah Trolly untuk mengangkut barang, mereka ini perempuan" gumam Azzam. Azzam merasa gerah melihat Meesa yang kesusahan membawa karung tersebut.

Azzam menghampiri Meesa untuk membantu Meesa mengeret karung tersebut, membuat Meesa terbengong karena karung yang ia bawa telah berpindah tangan kepada Azzam
"loh mas?" Meesa terkejut akan hal itu

"kok masih disini? Avi udah pulang?" ujar Meesa masih tersenggal
Azzam tidak mendengarkan Meesa yang terkejut malah ia terus melanjutkan menggeret karung tersebut sampai di depan toko Romeesa bekerja.

Pemilik toko tempat kerja Meesa menghampiri Azzam dan Meesa yang tengah berada didepan toko tersebut "siapa sih neng? pacar kamu?" tanya cece dengan gaya khasnya yang sedikit angkuh jika bertanya.

Cece menatap sosok pria yang kini berada di depannya terlihat kaya dari cara berpakaiannya.

"mulai besok kamu ga usah kerja lagi" ujar Azzam dengan tegas, membuat Meesa makin kebingungan "apa?" tanya Meesa terkejut dengan ucapan Azzam yang begitu tiba-tiba.

"anda siapa? seenak nya menyuruh anak saya berhenti?" tanya cece sedikit meninggi tak terima dengan ucapan Azzam.

"saya? saya calon suami dari Romeesa" membuat Romeesa dan lainnya terkejut setengah mati. Namun tidak ada yang berkutik sama sekali saking terkejutnya.

Cece mengerutkan alisnya. Selama ini tidak ada informasi tentang percintaan Meesa, menurutnya Meesa selalu menghindari berbau percintaan, pacar apa lagi calon suami.

"saya mau calon istri saya tidak bekerja berat seperti ini"

"anda yakin anda calon suami dari Meesa?"

"Ya! Saya akan membayar kerugiannya, berikan saja nomer rekening kepada Meesa . Jika ada surat yang di tinggalkan oleh Romeesa tolong kembalikan setelah saya mentransfer uang rugi nya" Ujar Azzam tegas pada cece, aura yang di keluarkan oleh Azzam cukup membuat cece pemilik toko itu diam.

"ayo cepat pulang" ujar Azzam tak mau dibantah oleh siapapun lagi terutama oleh Meesa "bawa barang-barang mu, sayang" Membuat Meesa menegang mendengar kata 'sayang' dari seseorang.

Karena baru kali ini seseorang memanggilnya 'sayang'
Membuat sekujur tubuhnya merinding dibuatnya

Tubuh Meesa kaku "ihhh bang Azzam bisa aja nih bikin baper orang" gerutu Meesa didalam hatinya "Sa?" panggil Azzam mengerutkan alisnya saat ia tidak mendapatkan reaksi dari gadis dihadapannya ini.

Gadis penolong Arvino yang telah menyusup, menyelinap kedalam hatinya.

Jujur saja, Azzam menginginkan Meesa menjadi calon istrinya kelak. Dan Azzam ingin itu benar-benar terjadi suatu hari nanti.

Tbc

CONFESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang