3. Arista

3 2 0
                                    

Meesa menghembuskan nafasnya ketika ia lagi-lagi melihat sosok ayah dari anak bernama Arvino.

Sebenarnya apa yang dimau ayah dari anak bernama Arvino itu kepada nya?

Itu masih menjadi sebuah misteri bagi dirinya sendiri, karena Meesa sendiri enggan sekali bertemu dengan Pria yang sudah di cap oleh dirinya dengan sebutan pria arogan. Meesa malas berhadapan dengan baru apa lagi pertemuan pertama yang agak kurang mengenakan saat itu.

"udah di jemput tuh non sama mas Azzam" goda Aniq saat ia juga melihat sosok tersebut yang akhir2 ini selalu hadir meskipun Meesa tidak terlalu mengubris kehadirannya.

Meesa tidak menjawab celotehan Aniq kepadanya, ia hanya memberikan gelengan kepala santai lalu tersenyum samar menanggapinya

"Tapi kayak nya mas Azzam keliatannya kalut-kalut gimana gitu ya ga, Sa?" bukan nya Meesa tidak tahu soal itu, Meesa tahu akan hal itu dari awal ia melihat Azzam ayah Arvino yang tengah menunggunya.

Meesa adalah orang terbilang cukup peka meskipun terkesan cuek dengan orang2 disekitarnya.

"Astagfirullah Aniq" Meesa teringat sesuatu yang tertinggal di tokonya

"...Niq kayak nya aku ketinggalan dompet di toko, aku balik lagi ke toko yah. Dah" pamit Meesa tergesa membuat Aniq tercengang membatu di tempat.

"tumben banget dia ketinggalan dompet, ya sudah lah aku pulang saja" Aniq mengangkat bahunya dan berbicara pada dirinya sendiri.

Meesa menghela nafas lega untung saja kunci toko ia yang pegang, kalau tidak entah lah ia harus pulang dengan apa hari ini.

Mungkin minta jemput seseorang... Misalnya...

"astagfirullah" pekik Meesa terkejut ketika seseorang tiba-tiba sudah berada di depannya, Meesa menggusap dadanya pasalnya jantung miliknya terasa lepas dari tempatnya "mas Azzam. Ngapain mas Azzam disini?" tanya Meesa dengan ketus karena ia kesal telah dikejutkan tiba2 seperti tadi "maaf buat kamu kaget" ucap Azzam dengan tulus. Meesa mengkerut kan alisnya.

"berbeda sekali sikapnya dengan pertama kali bertemu dengan orang ini" gumam Meesa di dalam hatinya.

"tadi aku ketemu Aniq didepan, katanya kamu balik lagi ke toko"
Azzam menjawab pertanyaan yang dilontarkan Meesa kepada dirinya setelah ia meminta maaf telah mengejutkan Meesa. Meesa mendeham kecil atas penuturan yang dilontarkan Azzam kepada dirinya.

"Ya memang tadi ada yang ketinggalan jadi balik lagi ke toko. Kenapa mas nyariin aku?" tanya Meesa dengan penasaran, pasalnya Azzam begitu niat menemui dirinya berhari2 seperti seorang stalker yang kurang kerjaan.

Membuat Meesa mau tidak mau menanyakan hal itu dari pada ia harus penasaran, tidak ada didalam kamusnya kehidupannya harus memendam rasa penasaran.

"hmmm"

Meesa mengerutkan alisnya ketika melihat Azzam mengusap lehernya, Meesa tau jika orang yang ada di hadapannya ini sedang merasa ragu untuk mengungkapkan apa yang ada didalam pikirannya. Atau mungkin isi hatinya.

"ga mau ngomong?" tanya Meesa berpura-pura malas meladeni Azzam, dan ia langsung melangkahkan kaki meninggalkan Azzam.

"Eh tunggu"

"aku..."

"aku minta tolong"

Meesa tersenyum tipis, berhasil dengan rencana nya sendiri. Membuat Azzam mengungkapnkan apa yang ia mau.

"cuman minta tolong doang, kayak nya susah banget buat dia ckckck. Heran aku tuh" dengus Meesa dalam hati.

"minta tolong apa? aku akan tolong selagi aku bisa" ucap Meesa setelah membalikan badannya menghadap kembali dan bertemu pandang lagi dengan Azzam.

CONFESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang