penyamaran🚔

2 0 0
                                    

Bandung

Jam 05 lebih, tepatnya di puncak vila keluarga bara disini awal mula mereka akan memulai semua rencara

Semuanya masuk ke dalam vila berkumpul di ruang tamu namun tidak dengan gika ia malah tidur di kamar

"Adek loe mana?" Tanya rio yang semenjak turun dari mobil tidak melihat keberadaan gika

"Ngak USA di tanya tu anak udah bobok di kamar" sahut Doni dengan menempatkan barang barang bawaan mereka

"Gila ni gika bawah apaan berat bangen?" Sahut Ronal dari belakang mereka

"Sukurin mangkanya gue kagak mau bawain barang gika" sahut Doni yang malah di tanggapi kesal oleh ronal

"Udah udah sini kita kumpul" kata bara dengan memanggil kedua bocah itu

Mereka mengatur strategi dengan baik, rio berperan sebagai lelaki rantauan desa yang memiliki adik gika rio menyamar sebagai alan dan gika sebagai naya

"Jadi gue Ama gika adek kaka.?" Tanya rio memastikan

"Iya tapi loe tenang disana juga kita bakal ngirim pejanga"sahut bara

"Ok semuanya sudah di atur kita bersiap sekarang" kata Hendra semangat

"Tunggu adek loe ngak ikut apa die tau semua rencana ini?" Tanya rio yang seakan merendahkan gika

"Emh maaf sebelumnya Rio tapi kamu yakin saja gika bisa di andalkan" kata bara menjelaskan

Rio hanya mangut mangut Mendengar itu semua lalu mengambil perlengkapan alat penyadap yang akan gika pakai namun di tengah tengah persiapan alat suara teriakan gika membuat semuanya panik

"aaaaaaaaaaaaaaa" semuanya menuju ke arah kanan kamar gika, bara Doni Ronal dan rio pun ikut panik lekas bergegas

"Ka gika buka pintu ka" teriak bara yang mulai panik karena pintu terkunci namun tak lama pintu terbuka

Cleeekk

Muncul wajah gika dengan bete "loe ngak papa?" Tanya bara khawatir dengan membolak-balik badan gika

"Ngak papa tapi ini loe bang ssepatu gika kok di ganti sendal ginian" jawab gika dengan mengangkat sendalnya ke arah empat lelaki itu

Bara menghembuskan nafas kasar lalu pergi tak habis pikir dengan kelakuan adeknya yang bikin malu di depan tamunya

Namun berbeda dengan bara Ronal  langsung menoyor kepala gika " bikin rusuh kamu itu" lalu Ronal pergi diikuti yg lain namun tidak dengan rio ia masih disana

"Saya jadi ragu kamu bisa menyelesaikan kasus ini" kata rio dengan mengintimidasi gika

"Emang kenapa?" Tanya gika sok acuh

"Kamu Manja "sahut rio lalu pergi membuat gika kesal dan membanting pintu

Jam 8 malam semuanya telah matang Ronal bertugas mengatur semua alat penyadap yang akan Rio dan gika gunakan sementara bara,Doni dan hendra sudah kembali ke Jakarta karena mereka harus menyelidiki hal lain

"Bang gika ganti baju ya" rengek gika pada Ronal di ruang tamu

"Paket itu aja gik bagus" sahut Ronal dengan enteng

"Iyalah bagus dada dikit lagi keliatan paha juga cuman di lilit kain ngak sekalian aja pakai bikini" kata gika kesal

"Bagus tu ya entar Rio yang nyosor loe mau" jawaban Ronal malah membuat gika kesal

"Sembarangan aja"

"Ya lagian mana ada di desa pakai baju dress gika yang ada baju itu" sahut Ronal yang sudah pusing meladeni gika

Tak lama rio keluar dari kamarnya rambutnya ia ikat setengah keatas dan tak lupa ia memakai topi caping serta cangkul

Rio tertegu melihat penampilan gika yang jauh dari kata anak manja malah kini ia seperti gadis desa yang polos

"Tu mulut di tutup gue tau gika cantik tapi inget tu fatner loe jangan nyosor" kata Ronal dengan memasangkan alat penyadap di baju kaos rio

Seakan sadar rio lalu menggeleng " ngak la anak kecil juga" sahutan rio membuat gika emosi namun detik berikutnya emosinya di gantikan dengan senyum iblis nya gika

"Oya anak kecil kita liat aja nanti awas kalo naksir" sahut gika dengan senyum manis yang malah membuat Ronal bergidik ngerih

Gika dan rio pergi ke perdesaan terdekat untuk memulai penyamaran

Mereka menyetop mobil pick up untuk menumpang ke perdesaan terdekat

Gika turun dari pick up lalu melirik sekitar dan mendekati rio "lokasinya yakin disini?" Namun rio hanya mengangguk tanda mengiyakan

Sekitar 15 menit Rio dan gika berjalan ada seorang lelaki yang menghampiri

"Permisi ini non Naya ya ?" Tanya salah satu warga yang melintas

"Eh iya pak bapak siapa ya?" Tanya gika ramah

"Oh saya mang Ujang orang suruhan bapak bara katanya kalo ada dua orang asing itu pasti Naya anak pembantunya yang mau nyari kerja" ucap pan mang Ujang membuat senyum gika jadi masam sementara rio/Alan diam saja

"Mang bisa tunjukan dimana rumahnya" kata rio dengan menjinjing tas yg ia bawa

"Oh iya ayo" gika dan rio mengikuti mang Ujang

Setibanya di rumah Naya dan alan langsung berkemas setelah kepergian mang Ujang

"Jahat banget sih bilangnya anak pembantu cantik gini" grutu gika Tampa henti

Sementara rio tak ambil pusing dengan keadaan gika

"Rio bisa masak?" Tanya gika

"Alan ngak ada rio lagi ngerti?" Kata rio tegas

"Gitu aja ngambek ok sekarang ngak ada angika putri dan rio Alatas yang ada Naya dan alan " kata gika yang malah membuat rio memijat kepalannya
.
.
.
.
.
Ok sekarang namanya kita ganti ya pangil Naya sama alan bukan gika sama Rio lagi ok....
.
.
.
.

Matahari baru sedikit muncul namun naya telah bersiap dgn berbagai alat yang akan dia gunakan dalam penyamaran ngak ada lagi gika gadis manja yang ada Naya gadis desa yang sederhana

"Mang Ujang liat Alan? Tanya naya kepada penjaga itu ketika sedang mengasah cangkul

"Ngak non." Naya langsung pergi mencari rio kehalaman belakang tak lama matanya menangkap rio yang lagi di atas pohon

"Alan ngapain?" Tanya naya pada rio

Mendengar itu rio turun dengan membawa obeng "masang cctv" lalu ia pergi

Sementara Naya hanya geleng2 kepala "ngapain dia masang gituan di pohon kan bisa pasang di badan" kata naya kepada dirinya sendiri

crimenal in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang