awal🚔

2 0 0
                                    

Setelah mang Ujang pulang naya lantas menghampiri alan yang lagi duduk di ruang tamu

"rio Lo Kristen.?" tanyan gika tude poin membuat rio binggung

"Kenapa emangnya? Dan jangan panggil Rio lagi ok" kata rio dengan heran seperti bermasalah

"Oh iya Alan, Ngak papa nanya aja " sahut naya namun alan hanya diam

Membuat naya serba salah lalu beranjak pergi menuju kamarnya namun belum sampai ke dalam kamar listrik  padam

"Aaaaaaaaaaahhhhhhh" teriakan naya mengemah

Membuat alan bergegas menghampiri naya Tampa perduli apa yang ia tabrak

"Nay Naya kamu kenapa.? Tanya alan ketika bertemu naya yang jongkok tepat di samping pintu kamar

"Lampu mati nyalain" kata Naya dengan suara histerisnya

Tubuh alan melorot lesu lalu ia bersandar di dinding kamar naya"gue kira kenapa loe itu polisi bukan sih ah" kesal alan

"Gue takut ayo nyalain lampunya" naya terus merengek membuat alan mengeluarkan hpnya dan menyalakan senternya

Seketika senter nyala naya langsung memeluk alan dengan erat "loe jangan tinggali gue Gue takut"

"Iya Ngak akan "

Alan hanya pasrah ketika tubuhnya di peluk naya lalu membawanya ke ruang tengah

"Sini duduk " kata alan dengan menuntun naya agar naya mau duduk

Namun tak lama mang Ujang datang dengan 3 lilin " aduh maaf den emang gini suka mati lampu" mang Ujang meletakan lilin di hadapan Alan dan naya

"Oh iya Ngak papa mang " alan tersenyum dengan mang Ujang

"Mang Ujang jangan pergi ya disini aja kasian Naya ketakutan" jelas alan yang tidak enak karena di peluk alan biar bagaimana pun ia juga laki laki normal

"Na Naya lepas ada mang Ujang " kata alan tidak enak namun naya tidak mau melepaskan akhirnya alan mencoba melihat dan benar saja jika naya sudah tertidur

"Ohlah non naya ketiduran ngak papa atuh den kasian kayaknya ketakutan gitu" kata mang Ujang lalu duduk disamping alan

"Iya maaf ya mang Naya memang gini kalau lampu mati " alan merasa tidak enak karena jujur jantung nya dag Dig Dig karena di peluk naya

Demi mencairkan suasana alan mengajak mang Ujang ngobrol demi menghilangkan tegang karena pelukan naya

.
.
.
Pagi ini naya terpaksa membuka matanya karena suara gaduh diluar
Ia terpaksa beranjak padahal matanya masih ngantuk

Seakan dapat siraman air ketika melihat 4 mahluk astral yang ia rindukan berada di hadapan alan

"Ahhhhh abanggg abangggku. " Naya langsung berlari memeluk bara ,doni, Hendra serta Ronal bergantian membuat ke empat orang itu bagaikan boneka naya

"Sumpah kangen banget" naya mencubit muka Ronal dan Doni bergantian lalu memeluk handra dan mencium bara

Sementara alan melongo melihat tingkah naya

"Ya ampun kapan sampainya bang kenapa ngak ngabarin" tanya naya yang duduk dekat bara

"Ehhmm gika, kita baru tiba pagi ini " sahut bara

"Gik ni rambut Abang baru aja selesai di tata la elo ngerusak aja" Ronal mendumel dengan membenarkan tatanan rambutnya

"Ala gitu aja ngambek rambut jelek juga" sahut Doni yang membuat Ronal sinis

"Udah diem ,gika gimana disini .?" Tanya Hendra

"Lumayan la bang, eh tapi kenapa Abang kesini semua.? " Tanya naya

"Oh itu kemaren rio tlpn malam ini pak Adam ngadain pesta dan kebetulan juga target kita selama ini bernaung sama pak Adam berharap aja odelia tu masih di daerah sini." Sahut bara

Hal itu membuat naya mengangguk paham

"Oh gitu terus bang Ronal udah dapat info tentang penjaga pabrik kemaren.? " Tanya naya kepada Ronal

"Sudah dan sepertinya ada wanita juga yang terlibat disana" kata Ronal langsung ke intinya

"Siapa.?" Tanya Alan memastikan

"Mbok inem" sahut Naya dengan enteng membuat kelima lelaki itu menatapnya

"Ada yang salah.? " Tanya naya heran

"Tau dari mana.? " Tanya Alan

"Mbok inem itu ada luka bakar di tanggan kanan dekat jempol luka yang sama pada saat bang bara ngasi foto odelia lagi di bius" jelas Naya

"Tapi bisa aja orang lain" sahut Doni

"Iya, tapi nyatanya itu benar karna cuma mbok inem yang memakai cctv di caping" penjelasan Naya membuat semuanya binggung

"Tunggu loe tau dari mana.? " Sahut Hendra seakan tidak puas

Naya menghembuskan nafas lalu ia menjelaskan  "kemaren gue pakai camera di rambut trus alat perekam juga dan setelah tadi malam gue liat ternyata 9.88% mbok inem terlibat"

Kelima lelaki itu menganguk paham "pantes mang Ujang bilang buat kita harus hati hati" kata alan dengan berpikir

"Bener berarti mulai sekarang penjanggan kalian harus di perketat lagi" kata bara

"Gika ngak setuju gimana kita ganti rencana." Kata Naya dengan santai

"Ngak USA aneh aneh ngat kelimpungan sendiri mau." Sahut Ronal dengan berbaring di kursi

"Rencana apa.? " Tanya bara dan yang lainnya

"Gue bakal ngebebasin diri biar bisa tau dimana odelia"

"Caranya.?" Tanya Alan

"Ngak USA gue ngusulin loe bukan mau bikin loe ngak waras sayang di laki Lo kalo dapet bekas" ucapan Ronal langsung dapat tumpukan bantal dari bara

"Itu mulut ya " kata Hendra geram yang malah di ketawai oleh Doni

"Udah semua terima beres aja gila juga bakal aman yang jelas semua siapkan alat biar gika yang ngatur" ucap Naya dengan senyum

"Lalu gue jadi penonton gitu.? Ngak akan " sahut rio tidak terima lalu pergi masuk kamar

"Di si Rio lagi PMS kali ya ." Ucaapn Doni kali ini dapat tumpukan dari Hendra

crimenal in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang