jelas🚔🚔

6 0 0
                                    

Setelah bara,Hendra,Rio,Doni dan ronal menyusun rencana dengan matang Tampa melibatkan Naya sekali pun karena mereka tau Naya pasti tidak akan setuju maka dari itu mereka menyuruh Naya pergi bekerja ke pabrik

kini jam sudah menunjukan pukul 15.30 it artinya sebentar lagi Naya akan pulang mereka membereskan berbagai alat yang tersisa setelah mereka memasang kamera cctv di daerah rumah bahkan tidak jauh dari rumahnya semua sudah dipasang

Siapa lagi pelakunya kalau bukan Ronal dan Doni serta di bantu dengan bantuan mang Ujang karna mang Ujang juga tidak ingin ada korban lain korban terakhir adalah keponakannya sendiri mangkanya ia membantu agar tak ada korban lain

Setelah selesai semuanya bersiap karena malam ini akan ada perayaan seperti yang di bilang mbok inem

"La abang2 pada ngapain.?" Tanya naya yang baru pulang dari bekerja merasa aneh melihat Abang abangnya berpakaian penduduk desa

Membuat Hendra,Doni dan ronal gelagapan karena harusnya Naya belum pulang kerja harusnya Naya pulang jam 17.00 ini baru jam 16.30 tapi Naya sudah pulang

"Lo gik udah pulang.? " Tanya Hendra mengalihkan pembicaraan

"Iya udah, kan nanti malam ada acara"sahut Naya

"Oh iya "Ronal merasa Naya sudah tau semuanya lalu ia mengikuti Hendra

"Gika tau ngak usah di jelasin kok " ucapan Naya membuat ketiga lelaki itu cengegesan, lalu Naya pergi ke kamar untuk bersiap

"Elo si Don " kata Ronal

"La kok gue seharusnya salahin tu si Hendra" bela doni

"Kenapa gue.?"sahut Hendra tak terima membuat kedua mahluk itu senyum lalu pergi

.
.
.
.
.
Malam harinya semuanya berkumpul baik itu Doni, ronal, Hendra, rio,bara dan gika

"Jadi gika dan rio berbaur sementara Ronal dan hendra samping kiri saya dan Doni samping kanan, dan inget koneksi dijaga" penjelasan bara kepada 5 orang didepannya

"Iya, tapi apa ngak papa gik kamu ngak Makai pelacak" tanya Hendra yang mulai khawatir

Namun sepertinya pertanyaan itu salah karena Rio dan bara langsung menatap gika seperti singa yang kelaparan

"Ngak papa abang2 ku gika bisa jaga diri ok" mendengar itu bara menghela nafas kasar

"Abang ngak akan maafin diri Abang jika terjadi sesuatu sama kamu" naya menganguk lalu senyum

"Apa selama ini gika pernah membuat Abang khawatir.? Ngak kan Abang percaya sama gika ok." Terpaksa dengan berat hati bara menganguk

Rio yang melihat itu hanya senyum "ternyata gika memiliki sikap manis juga" batin Rio

"Baiklah mari sekarang kita berdoa menurut kepercayaan masing2" bara mengintruksikan kepada 5 orang didepannya

Lalu semuanya serempak menganguk lalu berdo'a disela doa Naya melirik Alan lalu ia tersenyum manis namun tak ada yang mengetahui

Semuanya keluar dari rumah dan di depan mang Ujang sudah menunggu sementara Naya dan Alan paling belakang

Ronal dan Doni bercakap pada mang Ujang mengenai desa ini namun lain hal dengan Naya dan alan keduanya hanya diam

"Kenapa.?" Tanya Alan kepada Naya

"Apanya.?" Naya tak paham dengan arah pertanyaan Alan

"Kenapa ngak mau pakai semua alat nya.?" Mendengar itu Naya tersenyum

"Setiap kali saya beroperasi saya selalu mengurangi semua alat yang saya pakai, dan hari ini puncaknya ya walau baru beberapa hari tapi saya yakin saya ngak akan apa2 disini" penjelasan Naya membuat alan sadar bahwa gadis kecil yang selalu ia remehkan ini ternyata memiliki kemampuan yang tak ia miliki

Alan tersenyum lalu mengacak rambut Naya" saya akan lindungi kamu" pernyataan itu membuat naya menatap Alan

"Sudah ayo jalan" kata alan dengan menggenggam tanggan naya

Mendapat perlakuan itu Naya repleks mengengam dada nya setelah sekian lama dada ini tak berdetak kencang namun kenapa hanya mendapat perlakuan seperti ini malah membuat ia tak bisa mengontrol jantung nya

.
.
.
.
Setibanya disana semua warga berkumpul berbaur dengan alunan musik gamelan gong serta tarian tradisional khas desa sigendis namun disela menonton satu penari yang menarik perhatian Naya

Penari yang menari dengan canggung seperti bukan penari sebenarnya

Naya melirik Alan namun sepertinya mata Alan juga mengetahui dan terus menatap ke arah penari itu

"Tepat.?" Tanya naya yang langsung di anguki Alan namun ketika akan akan pergi ada yang menghampiri mereka

"Selamat malam Alan Naya kalian datang" sapa mbok inem membuat alan dan naya gelagapan dan langsung menyapa balik

"Iya mbok" sahut alan dengan menggenggam tangan Naya

"Terimakasih ya ayo saya ajak ketemuan pak Adam." Mendengar itu Alan dan naya menganguk lalu mengikuti mbok inem

Setibanya disana mereka melihat lelaki paru baya dengan pakaian nyentrik celana jins, kaos serta jas dan tak lupa sepatu petople serta aksesoris ditanggan dan gorokan membuat penampilannya lain dari yang lain

"Maaf pak ini alan dan naya pekerja baru kita." Kata mbok inem setibanya didepan lelaki itu

"Oh ini ya saya pak Adam" sahutnya laku mengalami Alan dan naya

"Iya pak saya alan dan ini adik saya naya" Alan menjelaskan

"Iya iya maaf ya beberapa hari ini saya tidak kekebun mangkanya saya hanya tau nama saja hahahaha" Alan tersenyum begitu pun dengan Naya

Lalu mereka berbincang-bincang mengenai pabrik karyawan dan hal lain hingga mereka memutuskan untuk pulang karena sudah larut malam

crimenal in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang