dapat🚔🚔

1 0 0
                                    

Setelah acara tadi malam dan berhubung Naya dan Alan tidak bekerja karena pabrik diliburkan sekarang mereka berlima berkumpul diruang tamu

"Oke jadi apa yang kalian dapat tadi malam.?" Tanya bara yang mulai membuka leptop

"Ngak ada yang mencurigakan ya kan dra hanya ada beberapa titik yang dipasang cctv disana" jelas Ronal yang di aguki Hendra dengan mengunyah pisang goreng

"Itu artinya mereka sudah mulai bergerak mereka masang cctv biar tau siapa aja yang akan jadi targetnya" sahut bara yang di anguki yang lain

Namun berbeda dengan Naya yang malah santai terus memainkan hpnya Tampa melirik orang-orang disekitarnya"ni bocah ya bikin ngereget tau ngak " kata Doni menimpuk Naya dengan bantal kursi

"La kenapa gue" sahut Naya ngak terima ia tetap memainkan ponselnya

"Gika " panggilan alan membuat naya meletakan ponselnya

"Ok baiklah abang2 ku tersayang apa yang ingin Kalian tau" kata Naya dengan polosnya menatap satu persatu orang-orang di hadapannya

"Apa yang kamu tau." Tanya Alan dengan menatap Naya

"Semua" jawab naya dengan yakin yang malah membuat bara dan yang lain menatapnya seakan tak percaya

"Maksudnya semuanya apa gik." Tanya Hendra yang masih belum paham

"Ya semuanya bang pertama mbok inem,pak Adam terlibat dalam kasus ini dan yang masang itu cctv itu mang Diman yang juga terlibat tapi lebih tepatnya dia dipaksa karena ia memiliki anak gadis jika tidak anaknya yang akan jadi taruhan dan masalah penari tadi malam itu ada odelia dan saya juga tau dia dimana sekarang" penjelasan Naya membuat kelima lelaki dihadapannya binggung bercampur heran

"Kamu tau dari mana.? Tanya bara yang penasaran lalu mendekat ke naya dan menggeser alan

Naya senyum ia ingat semua ia telah menyusun rencana seorang diri ia telah meletakan pelacak di tas mbok inem dan mang Diman ketika ia memberikan nasi kepada naya, setiap harinya Naya juga selalu mengawasi gerak gerik mbok inem yang selalu masuk ke pabrik dan sebelum acara Naya juga sudah memasang cctv didepan pabrik yang membuat naya memudahkan pelacakan

"Ngak penting sekarang yang harus dipikirin itu bagaimana ngebebasin odelia sementara malam ini mereka akan dibawah ke Jepang untuk dilelang bersama dengan gadis lainnya" lagi lagi penjelasan Naya membuat semuanya binggung

"Kamu serius kan" tanya Alan karena ia merasa ia kalah cepat dari naya

"Iya serius dan CAI america juga udah saya kabari pagi tadi" sahut Naya lalu berdiri

"Permisi panggilan alam" kata Naya lalu pergi dari hadapan mereka

Sementara kelima lelaki tadi saling pandang lalu merasa kalah dari satu cewek

Semuanya disana saling pandang " gila gika udah tau semuanya lalu untuk apa kita disini" kata Doni dengan bersandar

"Gue aja kecolongan padahal ini tu harusnya tugas gue la ini malah gue yang ngak tau apa2" kata alan dengan mengusap wajah nya

"Gue mah udah yakin saya adek gue itu" sahut Ronal dengan percaya diri yang langsung dilempari bantal oleh bara

"Sakit bang hahah" namun bukannya menderita Ronal justru menikmati lemparan itu
.
.
.
Alan mendekati bara ketika bara sedang sendirian " ternyata adek loe jauh sama apa yang gue pikirin" kata alan dengan duduk disamping bara

Bara menatap Alan lalu tersenyum" gue juga ngak tau tu anak memiliki otak dari mana bahkan bisa dibilang semua tugasnya selalu rapih"

"Bener tapi yang gue--" belum selesai Alan bertanya Ronal datang dengan nafas ngos-ngosan

"Eh eh lou kenapa.?" Tanya Alan

"Itu gika udah pergi" jelas Ronal

"Pergi kemana.?" Tanya Alan khawatir begitu juga dengan bara

"Soal jangan bilang dia udah kemarkas itu" kata bara yang langsung di anguki Ronal

Alan tak habis pikir dengan Naya kenapa ia bisa bergerak sendiri" itu artinya kondisi udah ugred" kata Hendra

"Benar tapi kenapa die ngak ngasi tau kita semua seenggaknya gue gitu " kata bara dengan prustasi

"Gika hanya ninggalin ni peta " kata Doni yang keluar dari kamar naya

"Kebiasaan" sahut bara lalu duduk lagi membuat keheningan di antara mereka

Tak lama hp Alan/rio berbunyi memecah keheningan di antara mereka namun kening Rio mengkerut tanda tak paham dengan apa yang ia baca

" kapal Robert 372 alana"

Rio mengulang membacanya"kapal Robert 372 alana" bara yang mendengar itu langsung mengambil hp Rio

"Alana singkatan dari alun-alun dermaga enam itu artinya gika masih disana" kata bara

Namun tak lama hp Rio berdering bersamaan dengan ke empa orang lainnya "sesilia "

Semuanya saling pandang satu sama lainnya " itu artinya pelelangan malam ini gue dan rio akan bergerak kalian lacak no ini" kata bara yang langsung bergegas dan di anguki ketiganya
.
.
.
.
.
.
Disinilah gika setelah ia berhasil menyusup dan sekarang berada didalam kapal yang akan membawa mereka ke Jepang namun ia belum menemukan odelia

Tujuan terakhirnya hanya bagian kamar tidur namun belum sempat ia ke tujuan ia mendengar suara seseorang

" Sesilia itu nama lelangan untuk gadis America itu ingat harga harus lebih tinggi dari yang lain"

"Baik pak"

" Dan ingat pantau terus gadis bernama Naya itu dia target selanjutnya"

Gika tau itu suara pak Adam dan mbok inem namun gika tak memperdulikan keduanya ia hanya mengabari abang2 nya lalu pergi mencari odelia yang harus ia selamatkan terlebih dahulu

Gika memelankan langkahnya ketika ia melihat 2 orang bodyguard didepan pintu dan ia yakin disana la pasti mereka menyekap para wanita itu

Dan yang ia butuhkan sekarang adalah pengalihan agar bisa masuk lama bersembunyi di samping lemari ia melihat pelayan memakai baju seragam dan seketika ide berlian muncul

Ia mengikuti pelayan itu laku memukul tengkuknya seketika pelayan itu pingsan ia membawanya ke samping membuka pakaian dan memakai pakaian pelayan itu

Ia langsung menuju party untuk membuat minuman untuk kedua penjaga itu

crimenal in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang