Sudah seminggu Viel tidak gencar mendekati Bian. Sejujurnya ada yang sedikit hilang dari Bian saat Viel tidak mengganggunya, namun ia menepis perasaan itu. Bukankah itu bagus?
Teman teman Viel pun bingung, kenapa tiba tiba Viel berhenti mengganggu atau membawakan bekal untuk Bian. Tapi mereka mencoba berpikir positif mungkin Viel sudah lelah
Kantin hari ini cukup sepi dari biasanya
"Vi, lo ga makan?" tanya Nana. Viel hanya menggeleng. Sebenarnya bukan hanya menghindar dari Bian, tapi Viel juga jadi lebih pendiam
Braakkk
"Lo udah ga deketin Bian lagi kan?" tanya Caca. Dia siswi kelas 12 Bahasa 3, dia memang sudah lama menyukai Bian hanya saja dia bernasib sama dengan Viel yaitu, ditolak. Bedanya Viel tetap gencar mendekati Bian dengan cara membawakan bekal, kalau Caca menghalalkan segala cara agar Bian menjadi miliknya dan tidak ada yang berani mendekati Bian siapapun itu
Viel hanya mengangguk
"Bagus deh, kalo gitu gue bisa deketin dia sepuas gue"
Caca menarik rambut Viel hingga kepala Viel mendongak ia merasakan nyeri dibagian kepalanya. Jika didekati sebenarnya ada luka lebam di dekat matanya, hanya dia terlalu pintar mengaplikasikan bedak untuk menutupi luka itu
"Gue ingetin, jangan lagi lo deketin Bian" Viel makin merasa pusing. Dia tidak mendekati Bian lagi tapi kenapa kelakuan Caca seakan dia telah membuat kesalah hingga membuat Caca matah besar? Sungguh kepala Viel rasanya ingin putus. Tiba tiba genggaman tangan Caca di kepala Viel terlepas. Seorang lelaki berdiri disamping Viel. Kalian pikir itu Bian? Tidak sepenuhnya salah, sebenarnya itu adalah Cio bersama temannya ada Bian juga ikut menyaksikan Caca dan Viel yang sekarang menjadi tontonan siswa siswi di kantin. Nana pun tak mampu berkutik, andaikan ada Raya pasti dia sudah mematahkan tangan kotor Caca yang sudah menarik rambut sahabatnya. Kenzo pun tidak bersama Nana dan Viel karena ada kumpulan basket
"Gue ga suka liat cewe bar bar kayak lo nyiksa cewek kayak Viel. Salah apa dia?" tanya Zen dingin
"Salah apa? Jelas salah. Dia udah deketin Bian gue" sahut Caca
"Bian lo? Lo ngimpi? Perlu gue sebutin berapa banyak lo ditolak sama Bian? Perlu gue sebutin berapa banyak cara murahan yang lo lakuin cuma buat ngedapetin Bian? Atau perlu gue bocorin rahasia terbesar lo?" kata Zen
"Rahasia besar? Lo mau ngomong apa? Gue ga punya rahasia besar" balas Caca lantang, tapi ada sedikit ketakutan dimatanya
"Yakin?" ucap Zen sambil tersenyum miring
"U-udah guys, kita cabut" ucap Caca kemudian pergi bersama teman temannya yang cukup banyak sekitar 7 orang
"Heran gue, mau mau aja mereka temenan sama iblis kayak Caca" kata Cio
"Eh, Viel!" teriak Nana. Itu adalah teriakan terakhir yang dapat Viel dengar sebelum semuanya menggelap
Viel membuka matanya, mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya
"Vi, udah sadar? Nih diminum dulu teh nya" kata Nana, disana sudah ada Raya dan Kenzo
"Gimana? Udah mendingan?" tanya Raya. Viel mengangguk
"Lo kenapa ga bilang kalo lo diancem sama Caca? Gue tau dideket mata lo ada lebam, gue ga sengaja liat waktu lo abis cuci muka setelah olahraga. Sebenernya gue mau nanya, tapi gue kira itu ga penting" lanjutnya. Viel diam
"Vi, lo anggep kita sahabat kan? Kenapa lo ga cerita? Gue ngerasa kayak orang bego waktu liat lo disiksa tapi gue ga bisa berbuat apa apa karena gue ga gau akar permasalahannya tau ga" kata Nana sambil menangis. Nana adalah orang yang hatinya mudah rapuh, Nana adalah orang yang lembut dia paling tidak bisa melihat sahabatnya terluka
"Maaf" hanya itu yang mampu Viel ucapkan. Sedari tadi Kenzo diam menatap Viel tajam
"Lo bego Vi" setelah itu Kenzo keluar dari UKS
Air mata Viel jatuh, tapi ia buru buru mengusapnya kemudian tersenyum lebar
"Udah ah, kenapa jadi ngenes gini sih? Gue masih hidup juga. Gausah lebay deh" ucap Viel yang kemudian dihadiahi toyoran dikepalanya
"Otak lo noh udah mati, dasar bucin" sahut Raya
"Nana jangan nangis dong. Maafin gue, janji besok besok gue cerita dehh. Yayayya? Jangan nangis" kata Viel
"Awas lo kalo ga cerita. Gue patahin tulang kering lo" kata Nana
"Sok sok an mau matahin tulang keringnya Viel, ga sengaja matahin jepit Yesa aja nangis" sahut Raya. Viel dan Raya tertawa melihat wajah Nana yang sudah cemberut. Gadis ini, sungguh imut
Makasih, gue terlalu sayang sama kalian makanya gue ga mau kalian ikut keseret sama masalah gue - Viel
⏪⏹⏩
"Makasih guys, gue sayang kalian. Hehe. Jangan lupa vomment ya 💕" -Viel
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us
Teen FictionIni bukan kisah kita. Bukan juga kisah mereka. Ini hanya kisah dimana ada dua orang manusia yang berusaha menapak pada jalan yang berbeda. Kisah dimana ketika salah satunya maju, saat itu juga salah satunya mundur. Kisah yang lebih parah dari apa ya...