LEAN ON ME (JeonghanXSinB)

26 3 5
                                    

"Do you miss me?" tanya Jeonghan.
Gadis itu menatap lurus ke manik mata Jeonghan, "Do you remember me?" tanya Jeonghan dengan pertanyaan berbeda. Berharap gadis itu menjawabnya kali ini.

Gadis dihadapan Jeonghan menarik nafasnya yang terada berat, mulutnya terbuka, "Can I trust you?" tanyanya. Jeonghan terdiam. Bukannya dia tidak bisa dipercaya, hanya saja..
"Can I really trust you?" gadis itu bertanya lagi.

Sebenarnya Jeonghan bingung. Kenapa dia dan Hwang Eunbi bisa sampai pada titik ini. Jeonghan sangat mencintai gadis penuh misteri dihadapannya. Dan tidak ada yg lebih diinginkannya untuk menjaga gadis itu seolah menjaga dirinya sendiri. Tapi gadis itu selalu saja berhasil menghindarinya.

Sama seperti sekarang. Setelah dua tahun lamanya gadis itu lenyap dan sekarang muncul didepan Jeonghan, Jeonghan merasa inilah kesempatannya. Kesempatan yang sama seperti 3 tahun yang lalu, ketika kisah mereka pertama digurat.

***

3 Tahun Sebelumnya

Jeonghan tersenyum sembari mengulurkan sebuah payung berwarna biru pada gadis itu. Gadis yang belakangan entah mengapa sering bersamanya secara tidak sengaja. Rumah maupun asrama keduanya berbeda arah, sehingga alasan pulang bersama memang terkesan dipaksakan.

Gadis itu balas tersenyum kemudian meraih lengan Jeonghan seolah seperti itulah sudah kebiasaan keduanya. Gadis itu menatap jalanan yang mulai basah karena gerimis. "Terima kasih, Jeonghan. Kalau begini terus mungkin aku yang tidak bisa menahan diri lagi." gumam gadis itu pelan. Jeonghan menoleh untuk memastikan pendengarannya tidak salah.

"Kamu mengatakan sesuatu?" tanya Jeonghan. Gadis itu menggeleng cepat, "Tidak kok. Aku hanya bergumam. Tapi sungguh terima kasih kamu repot-repot mengantarkanku ke stasiun setiap hari."

Giliran Jeonghan yang menggeleng, "Sama sekali tidak repot kok. Aku justru senang bisa sekedar berjalan bersamamu seperti ini. Meski sebentar,"

Gadis itu berhenti melangkah, ditatapnya mata Jeonghan, "Kenapa?" tanyanya.

Jeonghan meraih jemari gadis itu dengan tangannya yang bebas, diremasnya lembut jemari gadis itu, "Karena aku menyayangimu."

Gadis itu tercekat dan kemudian perlahan air matanya luruh. "Kenapa kamu menangis?" tanya Jeonghan. Gadis itu masih terisak, perasaannya tidak menentu dan membingungkan, namun alih-alih berhenti terisak, isakannya makin kuat dan kini dia sudah bergerak maju memeluk Jeonghan.

Jeonghan terdiam sejenak kemudian balas memeluk gadis dalam pelukannya. Melepaskan payung biru yang tadinya melindungi keduanya. Jeonghan tidak mengerti namun dia menanti.

***

Pertemuan mereka terjadi saat keduanya tidak sengaja ditempatkan dalam satu proyek kolaborasi yang sama bersama member lainnya. Keduanya diharuskan menjadi pasangan yang sedang jatuh cinta dan menjadi visual center. Dalam memenuhi proyek bersama yang akan ditampilkan di Hong Kong itu, mereka sering latihan terpisah. Namun beberapa kali mereka menyepakati bertemu apabila waktu memungkinkan.

Karena itulah, Jeonghan perlahan mulai tertarik pada gadis bernama Hwang Eunbi yang menjadi partnernya. Sikap Eunbi yang dingin terhadap Jeonghan namun begitu hangat kepada Seungkwan membuat Jeonghan makin penasaran. Hingga dewi fortuna berpihak padanya.

Suatu waktu seusai latihan bersama, entah kenapa member Gfriend dan Seventeen meninggalkan baik Jeonghan maupun Eunbi. Jika Jeonghan tadi pamit untuk ke toilet sebentar, Eunbi justru tadi memisahkan diri karena menerima telepon dari ayahnya. Ragu-ragu Jeonghan melirik kearah Eunbi yang nampak kesal namun terlihat menyembunyikan ekspresinya dengan keras. "Sunbae.. diluar hujan, maukah pulang bersamaku? Aku membawa payung kecil didalam tasku." Tawar Jeonghan.

Eunbi menoleh dan sedikit terlonjak kaget, "Sunbae? Oh?? Jeonghan-Ssi, tidak perlu memanggil saya Sunbae." ujar Eunbi, "Panggil saja Eunbi atau SinB." imbuhnya. Jeoghan tersenyum kemudian mengulurkan tangganya dan membuka payung berwarna biru kearah Eunbi. Mereka kemudian berjalan bersisian. Jeonghan mengantar Eunbi sampai didepan gedung asramanya.

Setelah bertukar salam, Jeonghan berpamitan. Keesokan harinyapun demikian sampai seminggu dan berubah menjadi sebuah kebiasaan kecil yang konsisten dilakukan. Sampai hari ini sudah bulanan berlalu bahkan nyaris setahun. Mereka tetap sering melakukan aktivitas bersama meski tidak dalam satu proyek kolaborasi. Dan ketika Jeonghan merasa mendengar bahwa Eunbi mengatakan sesuatu, dia sungguh berharap tidak salah dengar. "Terima kasih, Jeonghan. Kalau begini terus mungkin aku yang tidak bisa menahan diri lagi."

Jeonghan masih belum beranjak dari berdirinya. Begitupun Eunbi, meski kini dia tidak lagi memeluk Jeonghan. Air hujan membasahi keduanya. Dan tentu saja sukses menyembunyikan tangis Eunbi dan matanya yang sembab. "Boleh aku bertanya?" Tanya Jeonghan akhirnya.

Eunbi menatap Jeonghan dan perlahan mengangguk. "Kenapa kamu menangis?" tanya Jeonghan. Eunbi terdiam.

Jeonghan menarik nafasnya, "Kenapa kamu memelukku?" tanya Jeonghan lagi. Eunbi masih terdiam.

Jeonghan mempertaruhkan harga dirinya sekali lagi, "Apa yang terjadi diantara kita? dua minggu terakhir tidak mungkin hanya sebuah pertemanan kecil kan? kita sering menghabiskan waktu bersama seolah rutinitas diluar kegiatan grup. Kamu menyukaiku? ataukah aku salah menduganya?"

Eunbi tidak nampak terkejut seolah dia sudah mengantisipasi pertanyaan Jeonghan. Eunbi bergerak mundur 3 langkah sementara Jeonghan mengikutinya. "Aku menyukaimu dan aku rasa aku mulai mencintaimu. Tapi... sebenarnya aku sedang berkencan dengan Moonbin, sahabatku. Maafkan aku Jeonghan."

Lalu dengan terisak Eunbi pergi meninggalkan Jeonghan sendirian. Pun setelah itu Eunbi menghilang. Mereka juga jarang bertemu disebuah acara. kalaupun ada kemungkinan bertemu karena hadir di acara yang sama, entah kenapa Eunbi sukses menghindari Jeonghan. Dan Jeonghan ternyata sendirian bertahan dalam kisah cinta yang tidak pernah dimulai itu.

***

"Can I really trust you?" Eunbi bertanya lagi. Setelah pertanyaan itu dilontarkan namun tidak dijawab Jeonghan, dia bertanya kembali. Jeonghan menarik senyumannya. "Tentu saja kamu bisa mempercayaiku. Tahunan aku bertahan menunggu untuk setidaknya tahu kemanakah kisah cinta dimana aku sendiri yang bertahan ini akan berakhir meski tidak pernah kita mulai. Aku berharap." jawabnya.

Eunbi menarik nafasnya perlahan kemudian berjalan mendekat. Susah payah dia menghindari Jeonghan dimanapun dan kapanpun tapi ternyata langkah kakinya tetap membawanya kepada Jeonghan setelah masa lewat nyaris 35 purnama. Eunbi sudah tidak sanggup membohongi dirinya sendiri.

"3 Tahun lalu, aku jatuh cinta pertama kali denganmu saat kita berkolaborasi itu. Saat tahu, Yerin Onnie membantuku agar kita berdua menjadi dekat. karena.. karena Yerin Onnie tidak suka aku berkencan dengan Moonbin. itu karena Yerin Onnie pernah memergoki Moonbin memeluk gadis lain. Tapi bukan karena itu aku menyukaimu. Aku senang sekali bila kamu sangat memperhatikan aku seolah aku satu-satunya gadis didepanmu, meski aku mengabaikanmu. Dan ketika kita pada akhirnya dekat aku senang sekali, namun disaat yg sama aku merasa bersalah. Karena masih memiliki hubungan dengan Moonbin. Namun aku tidak bisa terus menerus membohongimu. Karena itu aku memilih pergi. Tidak lama setelah meninggalkanmu, aku juga memutuskan Moonbin, karena aku tidak mau juga berbohong mengenai perasaanku yang jatuh cinta pada Yoon Jeonghan. Hanya saja meski aku sudah berpisah dengan Moonbin, aku tidak berani untuk menemuimu. Aku malu dengan diriku yang plin plan jika berurusan denganmu. Namun hari ini ternyata tiba. Kita tidak sengaja dipertemukan atau boleh kubilang aku tahu kamu meminta bantuan Seungkwan hari ini. Aku tahu. dan karena itu aku ada disini. Ya, aku merindukanmu dan tentu saja aku mengingatmu. Sekarang aku belajar untuk mempercayaimu."

Eunbi berkata panjang lebar. Membuat Jeonghan tersenyum. Benar katanya, dia memang meminta bantuan Seungkwan. Karena seperti yang dia katakan pada Eunbi dia ingin kisah cinta itu memiliki sebuah akhir. atau setidaknya awal mula kembali.

(*)


Note : sebuah open ending. ^^

Shining DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang