Prolog

39 7 1
                                    

"Emm..ta." panggil seorang cowok yang saat ini tengah duduk ditaman bersama seorang gadis. Dia menoleh dan menatap kekasihnya tersebut dengan tatapan bertanya. "Kayaknya malam ini kita gk jadi jalan deh. Soalnya aku ada urusan keluarga mendadak.. emm, sorry yah Tata sayangg.." ujar cowok tersebut sambil merapatkan kedua tangannya seakan memohon pada gadisnya. Tata kaget, namun sesaat kemudian ia tersenyum sambil berkata "gak papa kok, Deni.. aku iuga kayaknya malam ini gak dikasih keluar sama mama papa aku.". Deni terlihat menghela nafas lega dan bergumam "syukur deh" yang masih dapat didengar oleh Tata. "Hah? Kamu tadi bilang apa Deni?" Tanyanya lembut. Deni hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum pada Tata.

"Ta, malam ini kita makan diluar yuk?" Tata mengalihkan pandangannya dari novel ke mamanya. Dia mengangguk dan tersenyum kemudian berjalan menuju kamarnya untuk bersiap-siap.

Setelah Tata selesai, diapun turun dan langsung pergi dengan mama dan papanya menuju restoran yang akan mereka datangi. Perasaan Tata sedikit aneh selama diperjalanan, namun dia dengan segera menepis perasaan tersebut. Saat mereka tiba dan masuk kedalam, Tata melihat sebuah pemandangan yang sangat menyakitkan hati disudut ruangan tersebut. "De..deni! Di..dia.." Tata tidak sanggup lagi melihat hal tersebut.

Tes..

Air mata turun satu persatu dari mata indah Tata. Ia menangis, ya ia menangis. Hancur sudah harapannya dan Deni yang mereka bangun bersama. Tata dengan segera menghampiri Deni yang sedang duduk bersama dengan Calista, ketua cheers disekolahnya. "Oh, jadi ini urusan keluarga mendadaknya?! Iya deh.. aku paham kok." Tata kini sudah tiba dimeja yang Deni dan Calista tempati. "Lohh? Tata?! Kok kamu disini, sih?" Ujar Deni yang terlihat gugup saat menatap Tata yang sudah berada didepannya.

"Aku juga ada urusan keluarga. Ternyata kita sama yahh. Cuma bedanya lo bawa keluarga baru, kalo gue mah masih sama." Tata berusaha menahan tangisnya, namun tetap tidak bisa. "Kalo gitu gue pergi dulu. Selamat menikmati dan satu lagi. Kayaknya kita udah gak bisa ngelajutin semuanya. Makasih yah.." Tata pun pergi dari hadapan Deni dan Calista.

"Woi.. bangun! Lo kenapa sih? Kok keringetan kayak habis mandi?" Sasya dengan segera menarik selimut yang menutupi tubuh mungil Tata. "Lagian bonyok lo kemana sih? Sepi amat ni rumah.." kali ini Fania yang berbicara setelah lelah berurusan dengan kakaknya, Nana. Namun Tata hanya lewat dan pergi mandi lalu bersiap-siap ngemall dengan sahabat-sahabatnya.

Heart Beat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang