Bab 7

2 0 0
                                    

Dua hari sejak kejadian maaf-maafan antara Sasya dan Fania, mereka semua memutuskan untuk menghabiskan waktu weekend mereka.

"Eh, gimana kalau kita jalan-jalan weekend ini?" Usul Tata saat HeartSquad dan BeatSquad berkumpul dirumah Sean.

"Boleh tuh. Kemana maunya?" Tanya Zizi sambil memainkan bola basket yang terletak di ruang santai rumah Sean.

Semua orang tampak berfikir untuk memilih liburan kemana. Akhirnya, HeartSquad memilih untuk liburan ke puncak, sedangkan BeatSquad memilih untuk mendaki salah satu bukit yang ada di kota mereka.

"Nggak! Pokoknya puncak!" Kukuh HeartSquad.

"Gak seru tau! Seruan mendaki bukit!" Ujar BeatSquad.

Sasya dan Affan mendengus kesal mendengar perdebatan mereka. Akhirnya, Sasya angkat bicara.

"Udah deh, guys. Mending weekend ini kita mendaki, trus weekend depan kita ke puncak!" Usul Sasya. Pada akhirnya, mereka semua menyetujui usul Sasya tersebut, meski HeartSquad dengan berat hati harus menerima hasilnya.

***

Malam ini mereka semua packing untuk kebutuhan esok hari, dan besok akan berkumpul di rumah Affan.

Dirumah Nana dan Fania...

"Kak, lo udah siapin barang-barang belom buat besok?" Tanya Fania saat lewat dari pintu kamar Nana yang terbuka.

"Hampir siap lah. Lo sendiri?" Tanya balik Nana.

Fania hanya mengangguk lalu berlalu begitu saja dari depan pintu kamar Nana.

"Lah? Si Fania cuma nanya gitu doang? Singkat bener.." monolog Nana lalu memilih untuk melanjutkan pekerjaannya.

Sementara di rumah Zizi...

"Maa.." panggil Zizi sedikit berteriak. Tak lama, seorang wanita paruh baya datang sambil membawa snack lalu menyerahkannya pada Zizi.

"Ada apa, Zi?" Tanya Mamanya.

"Mahh.. tolongin Zizi dongg.. tolong bantuin Zizi buat beresin barang-barang besok mendaki.." mintanya dengan penuh harap.

Mamanya hanya menghembuskan nafas kasar lalu memanggil suaminya. "PAAA!" teriak mama Zizi.

Lalu datanglah pria paruh baya sambil memakan coklatnya. "Kenapa, mah?"

"Tolongin Zizi gih! Besok dia mendaki tuh sama temennya. Eh iya, abis makan coklatnya jangan lupa buang sampahnya yah, paa! Biar gak cuma tau makan doang.. " ucap Mama Zizi.

Zizi bahkan sudah tertawa saat Mamanya menyindir perihal coklat dan sampah.

"Eh, kamu beneran mau mendaki besok? Kok kamu gak ngajak papa?! Tega kamu yah, Zi!" Ucap Papa Zizi.

"Aduhh pahh.. ini tuh masanya yang muda-muda buat belajar mendaki. Jadi bukan cuma yang tua-tua aja yang ngerti perihal mendaki.." balas Zizi sambil terkekeh kecil.

Papanya juga ikut terkekeh lalu mengajak anaknya itu masuk kedalam kamarnya untuk membereskan perlengkapan mendaki esok hari.

Berbeda dengan Tata dan Sasya. Mereka saat ini tengah menonton tv dirumah masing-masing. Kenapa tidak membereskan barang-barang? Karena mereka sudah siap sejak awal. Jadi, ini saatnya mereka untuk bersantai ria.

Lalu Affan, Keenan, dan Sean juga sama. Mereka tengah bersantai dikamar sambil bermain ponsel masing-masing. Jika ditanya, kenapa tidak Packing, maka jawabannya adalahhh.. sama dengan Tata dan Sasya.

***

Esok harinya, tak butuh waktu lama untuk mereka semua berkumpul dirumah Zizi.

"Udah ngumpul semua ini, kan?" Tanya Keenan. Semua mengangguk lalu berjalan menuju mobil. Mobil ini juga dimodikifasi untuk anti peluru.

Mereka menggunakan dua mobil. Mobil Keenan dan mobil Sean. Dimobil Keenan, ada Tata, Fania, dan Affan. Sedangkan dimobil Sean, ada Sasya, Nana dan Zizi.

Dimobil Keenan...

"Eh eh, Ta.. fotoin gue sama Affan dong dari depan." Pinta Fania sambil memberikan kamera ponselnya pada Tata. Tata menerimanya lalu mengambil gambar Fania dan Affan.

Setelah pengambilan gambar tadi, Fania malah siaran langsung di Instagram.

"Haii, guyss! Balik lagi sama aku, Fania Blue yang cuantiknya melebihi selena gomez... " oceh Fania. Affan hanya tertawa kecil lalu memperhatikan Fania yang semangat berceloteh.

"Nahh ini nih sahabat aku yang paling polos, lebih tepatnya sih kepolosan. Hehehe.. nah ini dia orangnya." Fania mengarahkan kameranya pada Tata. Tata hanya memalingkan wajahnya dari ponsel Fania.

"Ihh Fania mahh.. kan gue malu tau." Kesal Tata. Fania tertawa lalu berceloteh mengatakan kalau Tata itu malu di tunjukin wajahnya.

Dimobil Sean...

"Na, si Fania live tuh." Ucap Zizi. Nana segera mengambil pomselnya lalu membuka Instagram dan ikut menonton live adiknya itu.

"Ihh Fania mahh.. kan gue malu tau."

"Hahaha.. Tata malu gengs.. eh hello Nana. Gimana kabar lo disana?"

Nana segera membalas dikolom komentar.

"Hello too adek gue.. kabar baik gue mah disini."

Tak lama terdengar tawa Fania. Lalu berlanjut dengan celotehan yang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heart Beat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang