Bab 4

14 5 0
                                    

"Sya, kok lo tadi bareng ama Affan?" Tanya Fania saat merasa bahwa semua orang sedang sibuk dengan urusan masing-masing. "Oh, itu tadi gue ma-" ucapan Sasya terpotong karena Fania mengatakan "lo gak nikung gue kan?". Ucapan Fania lantas membuat Sasya merasa tersinggung.

"Sory, yah. Gue bukan tipe cewek yang suka ngerebut punya orang lain." Balas Sasya sarkastik. Fania langsung merasa tersinggung juga akan ucapan Sasya. "Oh ya? Trus yang ini apa?" Ucap Fania yang sudah panas sambil menunjukkan hpnya. Disitu, terdapat foto dimana Affan sedang berbicara dengannya sambil tersenyum. Sasya bingung sambil menatap heran hp Fania. "Lo dapet foto ini dari siapa?" Balas Sasya dingin.

Fania tertawa rendah lalu berkata "seorang pengkhianat, mau ditutup serapat-rapatnya juga bakal ketauan kok. Jadi, lo gak usah ngeles lagi?!" Ujar Fania sambil bangkit dari kursinya. "Eh lo?!" Mata Sasya tampak berair saat Fania mengatakannya sebagai pengkhianat. "Lo! Sebagai sahabat gue yang dari smp masih aja anggap gue mau nikung lo?! Pikir dong!" Balas Sasya sambil sedikit berteriak.

Tak lama, Sasya yang sudah tidak tahan lagi dengan segera menampar Fania sehingga menarik perhatian pengunjung dicafe tersebut. "Aww.." ringis Fania saat merasakan panas dipipinya. Tata dan Nana yang melihat hal tersebut langsung berusaha untuk melerai mereka. "Sya, udah, Sya." Ucap Nana. Sedangkan Tata berusaha membantu Fania berdiri.

Sean datang menghampiri Sasya yang wajahnya sudah berlinang air mata. "Sya, kamu ken-" Sean tidak jadi melanjutkan ucapannya karena Sasya sudah pergi lebih dulu tanpa menghiraukan yang lainnya. Affan datang dan segera melihat keadaan Fania. "Ap.. apa yang udah... gue lakuin?!" Ucap Fania frustasi. Affan sedikit kaget namun segera dia membawa pulang Fania kerumahnya.

Heart Beat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang