Setelah perjumpaan manis kita, aku harap semuanya kembali seperti sedia kala. Tanpa ada rasa walaupun hanya setetes. Kau kembali ke langit temnpat para bintang bersinar, dan aku kembali ke dasar lautan, menyelami segala rutinitasku.
Hidup ku sudah begitu bahagia meskipun tanpa si dia. Aku tidak mau terlalu berharap banyak, karena aku tahu pengharapan yang besar selain Dia, akan menimbulkan rasa kekecewaan yang begitu mendalam.
Aku tidak ingin perkenalan denganmu, menjadi penghancurku dimasa depan. Percayalah aku sudah muak dengan asmara yang penuh fiksi. Sekarang aku tidak mau berdrama, aku hanya ingin se-irama antara Aku, kau dan Dia (Tuhan)
Aku terkejut melihat ponsel ku, kau menyapa ku dengan "Assalamualaikum ,Apa kabar?" sapaan itu membuat pertahanan ku hancur dalam seketika. Perasaan senang dan gelisah melebur menjadi satu.
Aku harap ini hanyalah euforia sesesat yang akan hilang dalam beberapa hari kedepan. Aku pun membalas sapaan dari dia lewat ponsel ku dengan "Waalaikumsalam , Alhamdulillah baik!" entah kenapa aku suka senyum sendiri padahal cuma lewat ponsel. Ponsel pun menertawakanku dengan kata "Terlalu baper kamu nak!"
Rasa cinta itu datang tiba-tiba ,tidak bisa kau mengatur sesuai rencana mu. Cinta itu fitrah, siapapun yang merasakan akan merasa bergairah. Dia datang dengan perlahan, dengan cara menelusuri urat nadimu, mendaki jantungmu, dan menancapkan bendera cinta di hatimu.
Bendera cinta itu akan tumbang dan runtuh menjadi sebuah kenangan jika tidak balut dengan ketaqwaan kepada-Nya
Kali ini aku menjadi korban, tiba-tiba muncul kerinduan yang amat dalam yang belum pernah aku rasakan. Kerinduan ini semakin menggelora ketika aku memandangimu lewat ponselku.
Aku tidak bisa mengkondisikan muka ku ketika kita berpapasan, pipi ku merah layakanya anak kecil mendapatkan mainan baru. Terkadang aku memimpikan mu ketika aku tidur. Aku hanya bisa memperhatikan mu dari kejauhan, sebenarnya kau terlalu indah untuk aku biarkan berkeliaran diluaran sana.
Jika aku perompak, bolehkah aku membajak hatimu? Aku tidak ingin keindahanmu dinikmati oleh orang lain.
Kucubit tangan ku sendiri! Aku bukanlah seorang perompak, akan ku dapatkan hatimu dengan cara baik-baik, dengan cara yang diridhoi-Nya.Sebuah sapaan dari ponsel Assalamualaikum, Apa Kabar? mampu membuatku gagal move on. Akupun mulai intens berkomunikasi denganmu. Setelah "Assalamualaikum. Apa kabar?" muncul kata baru yaitu "Sudah makan?" , "Selamat tidur" Dst.
Semakin kesini perasaan ku semakin menggebu-gebu kepadamu, apakah engkau yang telah terukir di laudz mahfudz? Semoga itu kau Aaamiin.
Kali ini aku tidak bisa mengindar. Aku sudah ada genggaman mu. Tinggal kau pilih saja, mau merawatku ? atau menghancurkan ku ?. jika kau merawat ku?, aku juga akan merawat dengan doa. Jika kau menghancurkan ku? Aku juga akan mendoakanmu yang terbaik. Semua ada ditanganmu.
Tapi aku yakin, kau pasti memilih merawatku. Kerena aku telah lebih dulu merawatmu dalam setiap doaku.
~Penulis : Muhammad Fauzi
-Follow : @muhammadfauzi746
-Follow : @young.indonesian
KAMU SEDANG MEMBACA
Terukir Nama-Mu Di Laudz Mahfudz
PoetryMengisahakan 2 Remaja Kampus Pertama Kali Bertemu dan Menimbulkan Benih Cinta Diantara Mereka