[SEKUEL 'IT'S SO HURTFUL' ]
Theodore pergi membawa dirinya, jauh dari New York demi mengobati penyesalan terbesar di hidupnya. Ia memilih berhijrah ke negara Islam iaitu Indonesia yang notabenenya menolak budaya barat.
Semua itu demi menjaga kesuci...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lampu mulai tertumpu pada panggung runway dan itu bermakna Theodore hanya bisa diam ditempatnya tanpa bergerak kemana pun untuk beberapa jam ke depan hingga acara itu usai.
Apalagi Theodore duduk di barisan depan membuatnya harus duduk tegak dengan wajah penuh minat, menatap para model yang memperagakan baju yang tak bisa ia gunakan. Kan malu kalau tercyduk kamera saat dia leka. Nanti malah digosip tidak punya santun. Apa gunanya kan jadi sponsor?
Tapi lain dengan dengan Pria berusia 24tahun di sampingnya. Seperti patung dengan mata berbinar menatap penuh minat para model yang sedang melakukan Catwalk.
Bahkan hidungnya memerah seakan mau mimisan melihat bening-bening melenggok tubuh dihadapannya.
Yang Theodore herankan kenapa bisa Pria lemah syawat seperti Billy masih perjaka. Make out mah sering banget tuh anak Pak Burjo botak tapi kok tidak kebobolan hingga tahap Make in. Gila! lemah syawat tapi iman kuat gimana tuh?
Kan lebih enak di dalam dari di luar!
"Ehh, Boss kok lihat gue segitunya sih?" Tanya Billy merasa terusik dengan tatapan Theodore yang mengganggu fokusnya.
Tanpa sadar Theodore memandang Billy lama saat sel otaknya berhubung membuat hipotesa akan keajaiban Billy.
"Wah tanda-tandanya kelihat, harus cepat bilang Omah nih!" Gumam Billy perlahan.
"Ngomong apaan lo? Gue masih lurus, awas sampai Omah pikir yang aneh-aneh! Gue tebas lo sampai habis!" Pelan tapi penuh penekanan di setiap kata-kata membuat Billy merasa mau limbung.
Rupanya Theodore mendengar niat baiknya. Eh, memang baik, kan? Itu langkah awal mencegah golongan LGBT yang mengancam mundur kuturunan manusia. Apalagi dia sendiri mangsa terdekat yang terdedah pada pelecehan sungsang Theodore.
"Boss, lo janji yaa?" Bisik Billy pelan.
"Apaan?" Tanya Theodore menyerngit.
"Lo kalau homo bilang-bilang yaa. Rela gue berhenti kerja terus ditusuk Nyak pakei tombak daripada ditusuk lo" cicit Billy.
Theodore berkedip beberapa kali mencerna omangan absurd Billy, panas di dadanya mulai menjalar mengalir ke telapak tangannya dan akhirnyaaa...