"Paman." Teriak Hikaru sambil melambaikan tangan mungilnya. Sementara yang dipanggil masih berjalan dengan penuh wibawa bersama sang sekertaris. Hinata yang mendengar Hikaru memanggil seseorang seketika menatap kearah lambaian tangan putranya.
"Sai-kun?" gumam Hinata yang mampu di dengar putra kecilnya. "Kaa-san mengenal paman baik?" tanya Hikaru yang belum mengetahui nama sang penolong. Sai yang melihat sosok familiar sontak merasa terkejut.
"Kejutan yang menyenangkan sekali Hinata nee-sama." Ucap Sai diiringi senyuman andalannya. Jujur saja ia sama sekali tak berpikir bahwa anak kecil yang tak sengaja tertabrak olehnya adalah anak Hinata.
"Uchiha-san. Lama tak bertemu." Sapa Hinata dengan menggandeng tangan Hikaru erat kemudian menunduk. Hikaru yang melihat sang ibu menyapa paman baik-nya seketika ikut membungkuk. Raut kebingungan tampak begitu jelas di wajahnya.
"panggil aku seperti dulu saja Hinata nee-sama." Sela Sai sebelum suasana yang canggung kian canggung. "apa maksud Anda, Uchiha-san. Sebelumnya saya ingin berterima kasih karena Uchiha-san sudah menolong putra saya." Ucap Hinata yang kemudian kembali menunduk.
"kalau begitu saya permisi dulu Uchiha-san." Lanjut Hinata sembari beranjak pergi. "nee-sama." Panggil Sai pada Hinata yang seketika membeku. "mari bicara di café dekat sini. Kumohon." Pinta Sai pada Hinata yang makin mengeratkan genggamannya pada Hikaru.
"tapi tuan anda harus segera menghadiri rapat dengan Otto company." Sela Juugo pada sang atasan yang justru memberinya senyum palsu andalannya. "tolong minta Shisui untuk menggantikanku." Ucap Sai masih dengan senyum palsunya. Sementara Juugo hanya dapat menghela nafas pasrah.
"ayo nee-sama." Ucap Sai pada Hinata yang masih setia membisu di hadapannya. Diraihnya tangan Hikaru kemudian berjalan bergandengan. "anda tak boleh seperti ini Uchiha-san." Nasihat Hinata pada Sai yang masih setia menariknya dan Hikaru.
"apa maksud nee-sama? Tak perduli apa yang terjadi di masa lalu. Bagiku nee-san masih kakak perempuanku." Ucap Sai dengan nada riang. Mata nya sedikit menyipit saat ia menarik seulas senyum yang tulus. "Uchiha-san, tolong jangan seperti ini." Ucap Hinata pada Sai.
----- My Angel -----
Suasana di Café Blossom tampak sepi. Hanya ada beberapa orang yang sibuk mengobrol. Salah satunya adalah Hinata dan Sai. Sedangkan Hikaru dijemput oleh sang paman, Neji.
"ku mohon jangan sampai ada orang lain yang tau bahwa kau bertemu denganku, Sai-kun." Ucap Hinata setelah menyesap teh camomile nya. Ia menyerah untuk berbicara formal setelah Sai terus memohon padanya.
"orang lain atau si brengs*k Sasuke yang tak boleh tau?" tanya Sai pada Hinata yang sibuk menatap cangkir berisi teh nya. Mendengar nama Sasuke disebut tubuh Hinata membeku. Sorot mata tenang yang selama ini Hinata tampilkan seketika berubah sendu.
"Orang itu... apa dia baik-baik saja?" Tanya Hinata dengan mata berkaca-kaca. Tangannya mengepal erat menahan duka yang menyeruak. Sai yang mendengar pertanyaan Hinata hanya dapat mendengus kesal. "Apa yang nee-sama pikirkan? Setelah apa yang sudah dia lakukan, bagaimana bisa nee-sama masih menanyakan kabarnya?" Ucap Sai tak percaya.
"Ne Sai-kun. Bagaimana bisa aku membencinya? Saat aku masih selalu melihat bayangnya dalam putraku." Sahut Hinata dengan air mata yang mengalir. Bayangan tentang tingkah laku sang putra yang bagaikan salinan dari pria-nya. Tapi masihkah ia pantas menyebut Sasuke pria-nya?
"Hikaru-kun begitu mirip dengan tou-san nya. Setiap gerak-geriknya bahkan caranya menatap. Sai-kun pasti mengerti maksudku." Jelas Hinata saat Sai hanya dapat memandang Hinata dengan sorot yang tidak dapat diartikan.
"Kenapa Nee-sama pergi?" tanya Sai yang berusaha mengalihkan topik penuh duka. Hinata yang paham maksud Sai mulai menghapus sisa air mata di pipinya. "Ada alasan untuk itu Sai. Lagi pula daripada membahas tentang diriku bukankah lebih baik untuk membahas kabarmu?" tanya Hinata dengan nada yang sudah ceria.
"ah kabarku baik nee-sama. Dan aku juga ingin memberikan ini." Sebuah undangan dengan desain mewah berwarna hitam Sai berikan pada Hinata. "Jadi benar bahwa kau selama ini berpacaran dengan ino-chan?" tanya Hinata saat membaca undangan pernikahan Sai dan Ino. Sai yang mendengar godaan Hinata hanya memasang senyum andalannya. Wajah rupawannya kini memerah bak kepiting rebus.
----- My Angel -----
Langkah kaki Neji menggema di seluruh penjuru mansion Hyuuga. Tangan besarnya masih setia mengenggam tangan Hikaru. Seorang maid menghampiri Neji dan Hikaru. " Haruka-sama sedang bersama dengan Hiashi-sama di taman belakang." Beritahu sang maid pada Neji yang kemudian melangkah menuju taman belakang mansion Hyuuga.
" Hikaru nii-chan." Suara ceria Haruka segera menyambut Hikaru dan Neji. Haruka yang semula bergandengan dengan Hiashi segera berlari memeluk kakaknya. Hiashi yang melihat tingkah sang cucu hanya tersenyum simpul. " Ah jadi karena ada Hikaru-kun, Haruka-chan jadi meninggalkan Kakek nih?" Goda Hiashi pada cucunya yang masih dalam adegan peluk memeluk.
"Ojii-chan" rengek Haruka pada Hiashi yang kemudian tertawa. Hikaru yang melihat Haruka merengek hanya mengacak helai indigo Haruka gemas. "maaf Hikaru sudah membuat jii-chan cemas." Ucap Hikaru dengan menundukkan kepalanya.
"kalau begitu Hikaru-kun harus memeluk jii-chan untuk meminta maaf." Balas Hiashi dengan merentangkan tangan. Hikaru yang melihat sang kakek merentangkan tangan segera berlari memeluk kakeknya. Neji yang melihat adegan manis dihadapannya hanya dapat tersenyum.
" Ji-san dimana kaa-san?" Tanya Haruka pada Neji. Netra obsidian Haruka meneliti sekitar. "sebentar lagi pasti pulang." Ucap Neji sambil mengelus puncak kepala Haruka. "lebih baik kita segera makan siang. Haruka dan Hikaru pasti lapar." Ucap Hiashi yang dibalas anggukan semangat Hikaru dan Haruka.
"Ayo jii-chan" Ucap Haruka sembari menarik tangan Hiashi semangat. Hikaru hanya mengikuti di belakang Haruka. Sementara Neji hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Haruka. Di dalam hatinya, Neji bersumpah akan melindungi Hinata dan anak-anak Hinata.
TBC
YOU ARE READING
My Angel
FanfictionKau adalah bagian hidupku yang terlepas. ~Hinata Hyuuga~ Kehilanganmu adalah hukuman yang terburuk dari Kami-sama ~Uchiha Sasuke Disclaimer: Masashi Kishimoto karena gak mungkin saya#abaikan. Cerita murni pikiran Helen. Mohon maaf kalau ada kesalaha...