Pagi yang cerah berbanding terbalik dengan mood Hinata. Wajah ayu yang biasanya begitu cerah kini bak terkena badai. Hilang sudah sorot bahagia yang biasanya terpancar. Yang tersisa adalah wajah datar dengan tatapan kosong yang menyakitkan.
"Kaa-san baik-baik saja?" Tanya Hikaru pada ibunya yang tampak hampa. Hinata yang menatap putra nya kemudian merengkuh anak itu tanpa bicara apapun. Ditenggelamkannya wajah ayu nya di ceruk leher sang putra. "Semua akan baik-baik saja." Bisik Hinata yang seakan sedang bermonolog. Hikaru yang tak mengerti apa yang terjadi hanya dapat menepuk punggung sang ibu.
Satu hal yang luput dari pengamatan Hikaru. Hal itu adalah kalung merah yang kini bertengger anggun di leher sang ibu.
----- My Angel -----
Tangan mungil Haruka kini menggenggam tangan Neji erat. Haruka yang sangat senang berada di Jepang lebih suka mengikuti sang paman daripada harus bersama sang ibu yang sibuk di kantor. Seperti pagi ini, Haruka lebih memilih menginap di rumah Neji yang hanya berjarak 3 rumah dari mansion Hyuuga. Gadis manis itu begitu bersemangat untuk segera menemui sang sepupu Hana.
Jarak usia Hana dan si kembar memang tak begitu jauh. Hal itulah yang membuat mereka menjadi teman dekat yang bisa dibilang bak saudara kandung. Terkadang orang bahkan mengira Hana dan Haruka adalah anak kembar. Haruka dapat membayangkan wajah imut Hana yang memiliki surai coklat dan mata coklat hasil turunan dari sang ibu. Ah betapa menggemaskan sepupunya itu.
"Paman, boleh tidak Haruka mampir ke sana?" Jemari Haruka tampak menunjuk sebuah kafe mungil di sudut kiri perempatan. "Tentu saja boleh." Balas Neji yang menerbitkan senyum manis di wajah Haruka.
Kafe yang mereka tuju tampak lumayan ramai. Banyak pasangan kekasih yang mungkin sedang berkencan. Tapi apa pula urusannya dengan Neji. Yang penting ia segera membelikan apapun yang keponakannya pesan dan langsung pulang menemui Tenten sang istri tercinta. Mungkin ia bisa mengajak Tenten berkencan. Mumpung sang keponakan akan membuat sibuk putrinya.
Haruka tampak begitu fokus membaca menu yang terpampang. Tangan mungil gadis itu menunjuk beberapa menu kemudian mempertimbangkan. Neji yang baru menyadari bahwa ponsel nya tertinggal di mobil kemudian pamit pada Haruka untuk mengambilnya. Haruka yang terlalu fokus hanya mengangguk. Tanpa melihat sang paman yang langsung berlari menuju mobil.
----- My Angel -----
Sasuke mengetukkan jari dengan tak sabar. Sesekali ia menatap pintu kafe, sekedar mengecek apakah orang yang ia tunggu sudah datang. Ia baru saja pulang dari Ame untuk perjalanan bisnis dan kini ia harus menunggu Dobe yang mendadak mengajak mereka bertemu. Memang apa yang sangat penting hingga ia harus menunggu di kafe sendirian diantara para pasangan yang sibuk menebar romantisme.
Mungkin sedikit pukulan di kepala Naruto dapat melegakan kekesalannya. Patut untuk ia pertimbangkan. Mata jelaga Sasuke melebar kala ia melihat Neji Hyuuga yang sedang menggandeng seorang gadis mungil yang mirip sekali dengan Hinata. Tubuh Sasuke membeku kala ia melihat gadis itu tersenyum ke arah Neji. Helai indigo gadis itu benar-benar mengingatkan ia akan Hinata. Gadis masa lalu nya. Gadis manis yang masih menjadi satu-satunya cahaya bagi Sasuke.
Ketika Neji meninggalkan gadis itu, segera Sasuke beranjak dan mendekatinya. Sasuke masih terus memandangi gadis itu ketika gadis mungil itu berbalik dan menarik tangan Sasuke. "Ah ma-maaf paman. Ku kira anda paman Neji." Ucap sang gadis yang langsung melepaskan tangan Sasuke. "Hn. Kau kenal dengan Neji Hyuuga?" Tanya Sasuke sembari berjongkok guna menyesuaikan tinggi gadis yang tampak menundukkan kepala. 'Sangat mirip dengan Hinata' batin Sasuke ketika ia melihat gadis itu lebih dekat.
"Eh pa-paman kenal dengan paman Neji? Eh paman kok mirip dengan Hikaru Nii-chan ya? Seperti ayah." Ucap Haruka sembari menatap Sasuke malu-malu. Sorot terkejut dan bingung tampak jelas di mata Amethyst Haruka. "Kau anak Hanabi?" Tanya Sasuke dengan nada tak yakin. "Eh bahkan paman kenal bibi Hanabi." Ucap Haruka tanpa menjawab pertanyaan Sasuke. "Haruka ayo kita pergi" Neji yang baru datang dan melihat Sasuke bicara dengan Haruka segera menarik Haruka pergi. Gadis itu hanya menurut ketika Neji menariknya. Dapat Haruka lihat wajah tertegun Sasuke ketika Neji menarik Haruka.
'Dia putri Hinata.' batin Sasuke yang kemudian berlari mengejar Neji. Langkah nya terhenti ketika Naruto yang baru tiba langsung menarik tangannya. "Eh teme mau kemana kau?" Ucap Naruto yang bingung melihat wajah kesal yang Sasuke tampilkan. Oh ayo lah ia hanya terlambat 30 menit. Itu juga bukan karena ia ingin. Ada rapat mendadak yang membuat ia harus bertahan di ruang rapat yang amat membosankan.
"Itu putri Hinata, Dobe. Hinata pasti ada di Jepang saat ini." Ucap Sasuke yang sarat akan kemarahan. Ingin rasanya ia mengutuk Naruto yang tiba-tiba muncul entah dari mana. "Eh kau juga sudah bertemu dengan Hinata?" Ucapan Naruto membuat Sasuke terdiam. Apa maksudnya juga bertemu dengan Hinata? Jadi Dobe sudah bertemu dengan Hinata? Dan dia bahkan tak mengatakan apapun pada Sasuke?
"Kau..." Geraman rendah Sasuke menyadarkan Naruto. Okay ini siaga satu. Naruto sadar ia mengatakan sesuatu yang salah. Tampaknya Sasuke belum bertemu Hinata. "E-eto saat aku sedang berjalan di taman aku bertemu dengan Hinata." Ucap Naruto sembari mundur perlahan. "Aku berniat mengatakannya kok. Makanya aku mengajakmu bertemu." Cepat-cepat Naruto melanjutkan.
Sasuke yang mendengar hal itu hanya dapat menghela nafas frustasi. Hinata-nya ada di Jepang dan bahkan sekarang sudah bertemu dengan Naruto. Mengapa gadis itu tak menemui nya? Apa gadis itu masih menghindarinya? Apa gadis itu masih teringat kenangan lama yang memisahkan mereka?
TBC
Halo minna-san.
Helen mau mengucapkan terimakasih untuk semua yang masih setia membaca cerita Helen. Dan Helen juga mau memberi tau minna-san bahwa laptop Helen akhirnya sudah di servis dan sekarang Helen sudah selesai dengan tes Helen.
Artinya sekarang Helen akan mencoba fokus membagi waktu antara Real life dan kehidupan di dunia Orange.Selamat menantikan karya Helen...
YOU ARE READING
My Angel
FanfictionKau adalah bagian hidupku yang terlepas. ~Hinata Hyuuga~ Kehilanganmu adalah hukuman yang terburuk dari Kami-sama ~Uchiha Sasuke Disclaimer: Masashi Kishimoto karena gak mungkin saya#abaikan. Cerita murni pikiran Helen. Mohon maaf kalau ada kesalaha...