Nenek Kenapa?

291 12 5
                                    

Aku dan Nenek sedang berada di rumah. Kebetulan, saat itu keluarga ku sedang berkumpul, rumah ku ramai. Aku bertanya pada nenek

"Nek, kok nenek minum es teh manis terus? Nenek gk batuk?" Tanya ku padanya

"Nggak kok, nenek sehat sehat aja." Jawab nenek sambil mengelus kepala ku.

"Oh iya, kamu kalau sudah besar, mau jadi apa?" Tanya Nenek.

"Aku mau jadi pilot nek, biar aku bisa ajak nenek jalan jalan ke Inggris, Jepang, Cina, Arab. Pokoknya yang nenek mau deh." Aku menjawab sambil menerbangkan pesawat mainan ku

"Kalau tidak tercapai gimana?" Nenek bertanya sekali lagi

"Aku mau jadi masinis, mau ajak nenek jalan jalan ke Bandung sana Surabaya" Aku menjawab dengan wajah yang ceria.

"Adek, makan dulu, nasinya udah mateng." Teriakan Ibu terdengar hingga ruang tamu, tempat ku mengobrol bersama Nenek.

"Nek, hayu makan yuk" Aku mengajak Nenek makan sambil menarik tangannya.

"Ayo ke dapur. Gendong mau?" Ucap Nenek sambil menjulurkan kedua tangannya ke hadapanku.

Nenek mengambil nasi yang cukup banyak dan semangkuk sop. Tapi, Nenek menambahkan setengah sendok makan garam ke dalamnya.

"Nek, jangan banyak banyak garemnya, nanti ke-asin-an" kata ku sambil melarang Nenek.

"Sayur nya gak ada rasa nak" ucap Nenek sambil menuangkan garam.

Menurutku, sayur ini sudah cukup asin. Ya, mungkin selera ku dan Nenek cukup berbeda.

Setelah kami selesai makan, tiba - tiba Nenek pergi ke luar rumah. Aku hendak mengikutinya, namun nenek melarang ku untuk ikut. Nenek kembali kerumah dengan membawa 4 tablet obat pereda pusing.

"Nek, itu apa?" Tanyaku sambil menunjuk kantong plastik yang Nenek bawa

"Ini obat pusing, kepala nenek agak pusing" jawab Nenek sambil memegang kepalanya.

"Nenek kenapa pusing?" Tanya ku dengan penuh rasa khawatir.

"Mungkin nenek capek" jawab nenek dengan sangat tenang.

Ada apa dengan Nenek? Nenek sakit apa? Aku mulai khawatir dengan kondisi nenek. Tak lama kemudian, nenek istirahat di tempat tidurnya. Aku mengikutinya ke kamar, aku bertanya kepada Nenek. Apa yang Nenek rasakan. Nenek menjawab bahwa nenek hanya merasakan pusing saja.

"Nek, kita periksa ke klinik yu" aku mengajak sambil menarik tangan nenek.

"Tidak usah, nenek cuma pusing biasa aja kok. Nanti juga sembuh. Obat tadi mana ya?" Ucap Nenek sambil mencari cari obat yang baru saja dibeli.

Padahal obat itu berada di depan dia persis. Mungkin penglihatan Nenek sedikit terganggu karena pusing. Kemudian, aku memberikan obat tersebut kepada Nenek, dan obat tersebut diminum Nenek. Tiba tiba, mata nenek berkaca kaca, aku tak tahu kenapa mata nenek terlihat berkaca kaca.

Aku Rindu NenekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang