Sekolah Dimana?

185 11 8
                                    

Matahari hampir terbenam. Aku baru sampai di rumah, aku langsung membagikan bakso yang baru saja aku dan kakek beli. Namun, nenek tidak ada di ruang tengah. Hanya ada ayah dan ibu yang sedang menonton tv. Aku berjalan ke kamar nenek. Kemudian, ku mengetuk pintu dan membukanya perlahan. Aku langsung memeluk nenek yang sedang duduk di pinggir kasur sembari berkata "nek, makan yuk." Nenek pun berdiri dari tempat tidurnya dan berjalan menuju ruang tengah.

Setelah selesai makan, pandangan ku tertuju pada jempol kaki nenek yang di tutupi dengan perban.
"Nek, kaki nenek kenapa?" Aku bertanya dengan penasaran.
"Ooh, kaki nenek luka, tadi abis di obatin sama dokter nya" jawab nenek sembari mengelus elus rambut ku.
"Luka kenapa? Nenek jatoh? Dimana?" Ku bertanya kembali dengan rasa khawatir.

Nenek hanya menggelengkan kepala. Lalu, apa yang terjadi pada nenek? Aku sangat khawatir. Tak terasa, jam telah menunjukan pukul 9. Nenek menyuruhku untuk tidur.

Keesokan paginya, seperti biasa, aku dan nenek pergi ke pasar bersama untuk mencari bahan makanan untuk makan siang. Nenek membeli seikat kangkung dan beberapa potong ayam. Nenek pasti nenek akan membuat cah kangkung, rasanya sangat enak dan ayam itu pasti mau dibuat ayam goreng. Karena aku kasihan pada nenek, akhirnya aku membantu membawakan beberapa belanjaan yang dibawa oleh nenek. Kemudian, nenek membelikan beberapa bungkus bubur ayam untuk dibawa pulang.

Aku tiba di rumah, aku melihat kakek yang sedang menyapu nyapu halaman, ayah sedang menonton tv di ruang keluarga, ibu sedang mencuci piring di dapur. Aku memberikan kantong plastik tadi pada ibu agar segera dicuci. Aku menyiapkan sebuah mangkok kecil untuk memakan bubur yang nenek beli tadi dan ku bawa ke ruang tengah sambil menomton kartun kartun kesukaanku. Tiba tiba, nenek datang ke ruang tengah dan bertanya kepadaku

"Nak, kamu nanti mau masuk sekolah mana?"

"Aku maunya sekolah yang deket deket aja nek, di dekat sini kan ada sekolah kecil. Yang di samping pasar lho nek" jawab ku sambil meyakinkan nenek.

"Ooh, kamu mau disitu. Belajar yang rajin ya, biar kamu bisa banggain ayah sama bunda kamu" ucap nenek sambil mengelus elus kepalaku.

Nenek kembali pergi ke dapur, mungkin nenek mau membantu ibu membuat lauk untuk makan siang nanti.

Matahari sudah berada di atas kepala, jam menunjukkan pukul 12 tepat. Masakan yang nenek dan ibu buat sudah siap. Aku segera ke dapur untuk mengambil nasi. Tapi, nenek masuk ke dalam kamar. Aku penasaran, lalu aku membuka pintu kamarnya dan mengajaknya untuk makan, namun wajah nenek terlihat begitu lesu. Ada apa ini? Nenek kenapa?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Rindu NenekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang