2.Namanya

114 17 0
                                    

Pagi ini Nabila berangkat lebih awal dari hari kemarin, entahlah dia lebih bersemangat dari kemarin.

"Yah,bun Bila berangkat dulu ya" Nabila berdiri didepan pintu rumahnya diikuti kedua orang tuanya yang juga akan bekerja, sang ayah ke Kampus dan bundanya pergi tempat keteringnya.

"Hati-hati ya sayang bawa motornya nggak usah ngebut lo"

Bila tersenyum menanggapi ucapan sang Ayah.

"Dan jangan lupa nanti makanannya dimakan ya" Bunda Nabila ikut menambahi.

"Siap Yah Bun".

***

Nabila memarkirkan motornya dan berjalan kearah kelasnya dengan semangat, karna hari ini adalah hari kedua MOS nya, bukan hanya itu saja Dia bersemangat untuk mencari tahu nama laki-laki kemarin.

Nabila memasuki kelasnya, Dia melihat hanya ada beberapa siswa saja yang berada dikelas. Nabila duduk dibangku yang kemarin Ia tempati, kebetulan Kia juga sudah datang.

"Untuk MOS kedua kita kali ini acaranya di Aula kan Ki ?"

"Iya Bil, kemarin katanya setiap kelas 10 ini termasuk kelas kita harus mengeluarkan perwakilan untuk tampil hari ini"

"Kelas Kita emang siapa Ki yang akan tampil ?"

"Kamu kemarin malem nggak buka grup chat kelas kita ya ?" Kia memincingkan matanya, Dia sudah hapal betul Bila pasti tidur

"Hehe, kan aku ngantuk Ki jadi ketiduran" Bila tersenyum malu, sahabatnya sudah mengenalnya lama pasti tahu hobi nabila apa selain kuliner makanan yaitu molor alias tidur, padahal jam juga belum menunjukan waktu tidur tapi Bila sudah tidur dan jawabanya kalau ditanya keluarganya maupun sahabatnya selalu ketiduran.

"Kemarin digrup udah ditanya siapa yang punya bakat nyanyi ataupun lainya, dan ada salah satu yang bilang dia biasa nyanyi"

"Siapa Ki ?"

"Tiffani kayaknya Bil"

"Kok kayaknya sih Ki kamu belum simpen nomor semua temen satu kelas kita ya?" Bila hapal betul dengan Kia

"Gini lo Bil kan aku juga belum kenal mereka, jadi ya nggak ku simpen, yang kusimpen aja cuma Dian sama Resti aja yang kemarin duduk dibangku belakang kita"

"Yaudah Ki terserah kamu aja deh"

Tak lama kemudian kelas sudah terisi penuh, Dian dan Resti pun juga sudah berada dibangku belakang Kia dan Bila. Kemarin sudah dipilih siapa ketua kelas ini dan yang terpilih adalah Devan.

Bel juga sudah berbunyi, dan dua kakak OSIS yang membimbing kemarin pun juga masuk ke kelas lagi.

"Mohon perhatian" salah satu kakak OSIS berdiri didepan, dan yang satunya duduk dikursi guru.

"Hari ini ada acara di aula, dan seperti yang saya sampaikan kepada ketua kelas kemarin bahwa harus ada perwakilan untuk menjadi wakil kelas ini" sambung OSIS yang berdiri didepan

"Dan juga ketua kelas harap maju kedepan untuk menyampaikan kesepakatan kemarin, kelas ini siapa yang tampil dan akan menampilkan apa entah bernyanyi, musikalisasi puisi, drama, stand up comedy maupun bakat lain, dan juga boleh lebih dari satu orang untuk tampil nantinya" jelas salah satu OSIS yang tadi duduk dikursi guru dan kini dia berdiri didepan bersama rekannya tadi.

Ketua kelas sudah berdiri didepan.

"Ya seperti kesepakatan kita kemarin bahwa kelas kita akan di wakili oleh Tiffani, dia kemarin mengajukan diri untuk menjadi perwakilan kelas kita dengan bakatnya yaitu bernyanyi, bagaimana yang lain ada yang ingin menyampaikan sesuatu" Devan melihat kearah osis lalu melihat kearah semua teman-temannya.

Adolescence Bila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang