MELODI AIR MATA

105 7 0
                                    


Sudah hampir satu minggu aku menunggu kabar surat dari Ainun. Sampai saat ini belum ada kabar sama sekali. Aku ambigu. Aku takut semua rencanaku gagal. Jika hal itu terjadi, bagaimana nasib Ainun? Lantas dia dihukum atas pelanggaranku! Bagaimana dengan nasibku selanjutnya!

Di tempat semula aku merenung diri. Tanpa sahabat melainkan sepoi angin yang lewat. Aku merasakan apa yang dirasakan seorang pecinta pada umumnya. Suatu momen yang ditunggu tak kunjung membuat semua orang merindu. Jika ada yang mengatakan rindu berat maka aku mengatakan rindu adalah pencapaian yang tertunda. Memang, pandang seseorang berbeda dalam menyikapi berbagai hal. Akan tetapi, bisa diartikan sesuai dengan kondisi.

Aku melihat bangku ini masih saja menyisahkan kisah dengan sahabatku dulu yang tak habis dimakan waktu. Kendati demikian, dia merasakan apa yang dia rasakan meski jarak dan ruang berbeda, sebab ia selamanya ada di dekatku sebagaimana diucapkan lewat mimpi beberapa hari yang lalu. Aku sadar sudah melanggar ucapannya, bahwa cinta tak harus dilakukan dengan cara yang salah. Cinta itu murni, suci, dan sumber ilahi. Tentu untuk mencapainya mesti dengan jalan yang suci yang diridhai Tuhan Maha Kasih. Bukan melanggar aturan pesantren yang berefek pada pengurangan barokah selama hidupku di sini. Tapi, siapa yang bisa menegurku, sementara dia sudah tiada. Apakah aku terus selamanya dikendalikan nafsuh? Bahwa cinta yang lahir dengan nafsuh bertahan sementara. Kebahagian sejati bukanlah kebahagiaan yang bersumber dengan amarah dan egois semata, melainkan berproses ibadah dan mohon pada Tuhan.

Di malam ini ada sedikit bintang. Tidak ada bintang yang kesukaanku, yaitu bintang layang-layang. Sebuah bintang yang bisa menghiburku, entah alasan apa aku bisa terhibur. Meski secara umum bintang layang-layang adalah bintang biasa. Tapi tidak menurutku! Aku suka pada bintang layang-layang tanpa alasan, sebab dulu saat aku sedih selalu melihatnya walau sesaat.

Aku kembali ke kamarku dengan perasaan sedih tanpa menghasilkan solusi. Lebih baik aku merajut mimpi sampai tubuhku ini tak terbebani. Semoga besok menjadi jumat baik bagi kehidupanku selanjutnya. Biasanya, di hari itu para santri dikunjungi sama orang tuanya dan diberi dispensasi memegang HP.

***

Jumat pagi berbeda dengan hari sebelumnya. Jika seusai sholat subuh menggema syair-syair Islam. Maka di jumat para santri langsung ziarah pada makam pendiri pesantren dengan harapan pendiri dapat memberi syafaatnya pada santrinya kelak.

Setelah ziarah usai, para santri langsung membersihkan pesantren dengan menyapu halaman, membersihkan kamar mandi, mengelap kaca kamar masing-masing serta mencabut rumput di halaman pesantren. Semua itu sudah menjadi tradisi pesantren dari dulu agar nanti orang tua senang memondokkan anaknya pada lingkungan bersih dan ramah. Aku mengikuti kegiatan kerja bakti bersama, sebab menjadi kewajiban para santri secara umumnya.

Usai kegiatan wajib pesantren sebagian santri menyempatkan bermain bola di lapangan dan sebagiannya lagi menemani orang tua yang rela mengirim pagi untuk bertemu dengan anaknya. Sementara aku memilih menonton bola untuk menghibur diri meski ada rasa bahagia dibalik sedih. Pertandingan bola ini antara blok A kamar 1 dengan blok D kamar 3. Aku terhibur sementara jika ada salah satu tim memasukkan bola ke gawang. Entah, score-nya berapa aku tak memperdulikannya. Sebab itu bukan urusanku sebagai penonton.

"Farhan," teriak Irul dari jauh.

Aku melihatnya dengan mengkerutkan dahi. Ada apa? Pertanyaan pertama yang timbul dalam benakku. Tiba-tiba Irul datang dengan nafas tak teratur seperti dikejar anjing galak. Dia menghampiriku dengan sedikit nafas tersengal-sengal.

"Ada apa?" tanyaku padanya, "seperti ada sesuatu?" tambahku kemudian.

"Ada telpon dari adek. Katanya, Ainun ingin bicara sama kamu," jawabnya dengan nafas masih sama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MELODI PESATRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang