Guru Les
"Haechan?"
"Dimana Jeno?" Jeslyn menghampiri Haechan yang sedang berada di pinggir lapangan, gak tau deh dia ngapain.
"Di ruang kepala sekolah kak, ayo Jeno anterin." Haechan jalan duluan diikuti Jeslyn di belakangnya.
Baru selesai kelas pertama tadi, Jeslyn ditelpon sama sekolah Jeno buat dateng. Jeslyn langsung aja kesini. Berhubung dirumah gak ada siapa-siapa pasti Jeno minta dia buat hadir, maka nya ditelpon.
"Kenapa bisa gini sih Chan?" Jeslyn gak tau apa masalahnya, apa penyebabnya sampe-sampe Jeno dapet masalah gini.
"Haechan juga gak tau kak, pas mau ke kantin Jeno nyuruh kita buat duluan. Ternyata dia malah mukulin orang sampe hampir meninggal. Jeno juga babak belur." Haechan berhenti dan menatap Jeslyn.
"Jeno bukan cowo kasar yang main hajar seenaknya kak. Pasti ini ada alasannya kenapa Jeno berbuat demikian. Tolong bantu Jeno kak. Jeno bisa di keluarin." Jeslyn tau, Jeslyn bisa lihat kok kalau Jeno bukan orang seperti itu.
"Iyaa kakak bantu sebisa kakak, kamu masuk kelas gih. Biar kakak yang selesaiin." Jeslyn tersenyum dan masuk kedalam ruang kepala sekolah.
Jeslyn gak tega banget, liat sudut bibir Jeno yang berdarah, bahkan darahnya udah kering. Tulang pipi yang merah. Muka Jeno nyaris gak berbentuk. Jeno cuma menunduk.
"Permisi."
"Anda walinya Jeno?" Ujar seseorang, yang Jeslyn yakini itu adalah wali kelas Jeno.
"Ya,"
"Jeno sudah terlibat perkelahian dengan temannya, hingga kritis. Jeno tidak mau bicara kejadian yang sesungguhnya seperti apa." Kata wali kelasnya. Sedaritadi kepala sekolah Jeno hanya menatap miris Jeno.
"Jeno ini hampir tidak pernah mendapat masalah. Kenapa dia melakukan hal bodoh seperti ini?" Jeslyn melihat Jeno mengepalkan tangannya. Ucapan kepala sekolahnya tentu membuat Jeno geram.
"Jeno, ayo ceritain. Kalau kaya gini gimana caranya kak Jeslyn bantuin Jeno." Jeslyn mengelus pelan punggung Jeno.
"Saya liat Hyunjin kasar sama Sana, emangnya bapak pikir saya akan diam saja melihat hal seperti itu? Dia hampir melecehkan Sana." Jelas Jeno.
"Tapi kamu tetap salah Jeno, harusnya hal seperti ini tidak terjadi."
"Terus? Kalau gue dipukul, gue harus diem aja? Iya? Yang ada gue yang kritis. Percuma gue ceritain semuanya. Kalian gak akan ada yang percaya." Jeno keluar dari ruangan itu dengan nafas terengah-engah.
Setelah menerima surat skorsing Jeslyn menghampiri Jeno yang berada di parkiran.
"Jeno!" Jeno menghiraukan dan langsung naik ke kursi kemudi, disusul Jeslyn yang duduk di kursi penumpang.
Hening, tidak ada suara sama sekali.
"Hhhh. Ini, satu bulan" Jeslyn meletakan amplop putih di dashboard. Tanpa dibuka pun Jeno tau isi amplop itu.
"Harusnya gue di Drop out aja."
"Jeno! Kamu kok kaya gini?"
"Kakak gak percaya sama Jeno?" Jeno tertawa miris. Mempeecepat laju mobilnya.
"Bahkan Kak Jeslyn pun gak percaya. Seburuk itu Jeno dimata orang-orang."
"Yang kamu harus lakuin cuma bikin mereka percaya No."
"Gak bisa kak, buktinya gak ada." Jeno memarkirkan mobilnya di kawasan Ancol.
Sepi, karena ini bukan hari libur. Sepertinya Jeno akan menenangkan pikirannya disini.
Mereka duduk dipantai yang tampak sepi. Hanya beberapa orang yang jauh dari mereka.
"Ceritain semuanya No. Mau ngomong apa aku nanti ke bunda kamu."
"Bercanda mulu lo pada, diem kenapa sih" Renjun jengah aja gitu liat Jaemin sama Haechan ribut banget. Jeno cuma senyum aja liatnya. Sambil jalan masukin tangan kanannya ke saku celana.
"Ehh- duluan aja. Gue ada urusan mendadak."
"Disitu Jeno denger suara pas lewat deket tangga darurat. Karena Haechan sama Jaemin ribut mungkin yang denger cuma Jeno aja."
"Jeno liat Hyunjin udah mepet Sana ke tembok sama punggungnya agak kebanting. Jeno gak bisa dong diem aja Kak."
"Hyunjin!"
"Ck! Apa? Pergi sana lo gak usah ganggu." Keadaan tangga yang sepi bikin Hyunjin makin nekat aja mepet Sana. Bahkan dia hampir nyium Sana.
Bugh
"Bangsat!" Hyunjin yang gak Terima di tonjok, nonjok Jeno balik.
Terjadilah baku hantam antara Jeno dan Hyunjin. Jelas, Jeno menang.
"Keadaannya bener-bener sepi. Karena biasanya kita pake tangga utama. Dan Hyunjin ada di tangga darurat itu yang emang jarang ada yang lewat. Gak tau deh kak gimana kalau Jeno telat sedikit aja." Jeno meneguk minuman isotonik nya.
"Terus kakak harus bilang apa ke Bunda?"
"Udah gausah dipikirin." Jeno ngejatuhin kepalanya di paha Jeslyn.
"Biar Jeno yang urus." Jeno nge-Wink mata nya dan merem.
"Aww- sakit kak" Jeslyn megang bekas luka Jeno yang darahnya udah kering gitu.
"Jangan kaya gini lagi Jeno, jangan sakit." Jeno menatap dalam Jeslyn.
- To Be Continued -
you make my heart beat

KAMU SEDANG MEMBACA
Guru Les × Lee Jeno
FanfictionSiapa sangka semuanya akan berubah? Dan semuanya berawal disini~