Patience (special part)

28 3 0
                                    

"sebuah perasaan bukan hanya untuk diumbar, atau dipamerkan. melainkan untuk diungkapkan, dan di rasakan. bahkan jika perlu, suatu perasaan harus ditutupi untuk menghindari pertumpahan hati"





10 a.m

Suasana kelas begitu ramai. Sedang jam kosong, guru yang harusnya mengisi pelajaran sedang menghadiri rapat komite.

Para siswa terlihat sibuk dengan urusanya masing – masing. Ada yang belajar, ada yang mengerjakan soal – soal, ada yang makan, ada yang gossip, ada yang tidur di bawah papan tulis, dan ada juga yang mojok berduaan.

Rahman, salah satu penghuni kelas itu kini sedang asyik dengan laptopnya. Entah apa yang ia kerjakan, datang siswi yang juga penghuni kelas tersebut ke meja Rahman, dan mengganggunya.

"sibuk banget si bossnya" ucap Gwen sambil melepas headset di telinga Rahman.

"yah dateng nih si demit haha" jawab Rahman menggeser kursinya, tanda mempersilahkan.

"enak aja! Orang yang lo bilang demit ini, bentar lagi bakalan jadi model idolanya setan - setan kek lo ini"

"jadi gue setan nih?, tapi kayaknya gue lebih pantes jadi malaikat deh"

"pada sesat semua nanti yang ada kalo malaikat kayak lo"

"eh btw acara lo gimana?" Tanya Rahman sambil menutup laptopnya.

"yah gue dapet ini" ucap Gwen sok melas sambil menunjukan tiket undangan fashion week ke Rahman.

"lumayan lumayan. Ya walaupun menurut gue lo itu model yang cupu – cupu lah haha"

"bodo ya man. Kalo gue cupu lo ga bakal bisa dapet ini. Nih buat lo. Dateng lo! Awas sampe ga!" ancam Gwen sambil menyerahkan undangan itu ke Rahman.

"kalo gue dateng, ntar gue di paksa jadi model gimana?"

"sok ganteng bener, temen gue satu ini. Iya lo dijadiin model ntar. Model lampu taman haha"

"receh receh receh. Eh tapi ini buat satu orang aja?"

"dua orang satu undangan. Emang lo mau dateng sama siapa? Punya cewek aja engga"

"bisa ntar dicari di pinggir jembatan"

"lah cabe – cabe an dong hahaha"

"iya temen – temen lo haha"

"gue tampol lo lama lama man"

*drrrrttt.. drrtt

Satu chat dari Zarra masuk.

Zarra : "aku udah di depan kelas kamu, kamu keluar apa aku yang masuk?"

Rahman " ga usah lo disitu aja, gue bentar lagi keluar"

Terkirim.

Zarra sedang menunggu di depan kelas Rahman seraya memperhatikan Rahman dari jendela luar.

"gue duluan ya Gwen, lagi ada urusan" ucap Rahman seraya memasukan laptop ke tasnya.

"oh iya, makasih undanganya" lanjutnya

"harus dateng pokoknya!" ancam Gwen

"gue usahain"

Rahman melangkah keluar kelasnya, dan tanpa memperhatikan Zarra ia langsung menuju ke meeting hall.

"lama lo, buruan" ucap Rahman ke Zarra tanpa menoleh sedikitpun.

Zarra yang mengerti pun langsung mengikuti Rahman menuju ke meeting hall, tempat acaranya seminar di selenggarakan.

The Perfect QueenWhere stories live. Discover now