Fighter

19 3 0
                                    


"Maka aku akan berkeliling dunia, jika kau tetap tak kembali padaku.Maaf, mungkin bukan untuk mengejarmu, melainkan untuk menemukan bunga yang baru"










*suara hp berdering*

"hmm yaa siapa?" suara Rahman mengangkat telfon dengan rasa malas

"kamu kemana saja?!!" suara diseberang telfon terdengar emosi

"oh, dirumah temen. Emang kenapa?"

"sudah berapa hari kamu tidak sekolah?"

"taudeh. Seminggu kali"

"bisa – bisanya kamu dengan santainya bolos seminggu!! Mau jadi apa kamu?!!!"

"ya bisalah, orang tinggal bolos kok susah" sahut Rahman ngasal

"oh iya, ya jadi orang lah, pake nanya. Sekolah dimana sih?" lanjutnya.

"kamu itu!! Diajak ngomong orang tua sama sekali tidak ada sopan santunya!!! Memangnya siapa yang membesarkan kamu sampai sekarang?!!" suara orang diseberang naik 3 oktaf

"asal lo tau ya, yang besarin gue itu bunda, bukan lo! Lagian juga gue sama sekali ga makan duit lo yang berlimpah itu."

"dasar anak sia-"

"iya lo sialan, brisik"

Klik.

Rahman memutuskan telfon sepihak.

Dasar orang tua brisik, batinya dalam hati.

Terlfon tersebut dari ayahnya, entah mengapa jika berurusan dengan ayahnya selalu membuat Rahman sangat kesal.

Ayahnya yang selalu mengaturnya, berbuat kasar, dan memaksanya melakukan keinginan ayahnya yang sama sekali tidak di sukainya.

Rahman mengscroll layar hp nya, terlihat 16 missed call dari Azzam.

Lalu ia pun menelfon Azzam

*tuuut....tuuut..tuuut..

suara hp Rahman yang sedang menelfon Azzam.

"kemana aja lo man? Udah beratus kali gue telfon baru diangkat" suara Azzam langsung menginterogasi begitu mengangkat telfon Rahman.

"brisik lo kek bapak gue" jawab Rahman malas menanggapi

"ngapain lo nelfonin gue?" Tanya Rahman seadanya.

"kemaren guru – guru pada nanyain lo. Gue juga yang kena."

"oh iya, pas hari senin kemaren juga bapak lo ke kantor, ngomong serius banget ke guru BK" terang Azzam

"ngapain si bangke tua itu ke kantor?"

"ya mana gue tau. Gue udah coba nguping tetep aja kaga kedengeran"

"tuker aja kuping lo sama kuping gajah, biar denger. Emang lo ngupingnya dimana?"

"diruangan sebelah BK"

"bentar.. bentar, bukanya sebelah BK ruang band ya?"

"iya, emang kenapa?"

"yee bego nya jatah orang se RT lo ambil sendiri. Ya jelas kaga dengerlah. Ruang band kan kedap suara"

"oh iyaya. Baru sadar gue, hahaha"

"makanya kalo sarapan jangan makan kecoa lo, haha"

"gue mah kaga makan kecoa"

"trus makan apaan?"

"makan hati cintaku ke Riska"

"najis. Dasar bucin lo"

"bodo. Lo dimana sekarang? Mobil lo nih. Hampir aja gue loakin kemaren"

"kenapa kaga muka lo aja yang lo loakin?"

"brisik lo kek tante gue. Buru kirim alamatnya. Ini mau ada Sukaryo masuk. Mampus gue kalo ketauan telfonan"

"gue di Rumah Sakit Citra Medical"

"lo di Bandung?"

"iye"

"mesti abis dari gedung tua itu"

"hmm"

"ngapain sih lo? Mau lo tungguin sampe tua juga si Syifa kaga bakalan jemput lo disitu. Bucin lo lebih parah dari gue. Move on man move on. Cewek di dunia bukan cuman Syifa"

"tapi yang dihati gue cuman Syifa gimana dong?"

"najis sok puitis lo. Lebay bener jadi co-"

"begini ya kelakuan kalo di sekolah?! Hm bagus bagus! Telfonan sama siapa kamu!" suara pak sukaryo terdengar di telinga Rahman karena sambungan telfon yang belum di putus Azzam.

Rahman pun mematikan sambungan telfon, kemudian tertawa. Poor Azzam, haha.

*tok..tok..tok

Terdengar suara pintu di ketok dari luar

"masuk aja" Rahman mempersilahkan.

"gimana luka lo? Udah enakan?" tanya Acha sambil duduk di sebelah ranjang Rahman.

"udah agak lumayan sih, masih ada yang sakit"

"yang mana yang masih sakit?"

"yang ini" ucap Rahman memelas sambil menunjuk dadanya

"ga lucu" sahut Acha kesal

"tapi ini beneran"

"bodoamat. Mati aja lo sono"

"iyaiya engga. Udah gada yang sakit, sembuh semua gara- gara liat muka lo, hehe"

"najis. Eh tapi lo gimana baliknya?"

"ntar temen gue mau kesini"

"oh yaudah baguslah, gue jadi kaga perlu nungguin lo lagi"

"berarti lo sering nungguin gue yaaa"

"ya kkaan ccuu...cuman gue yang kenal sama lo!"

"ya sante atuh neng jangan ngegas"

"ya lo sih bikin kesel aja"

"kesel apa kesel hm?"

"bodo ah. Gue ada urusan mau pergi dulu" ucap Acha sambil melenggang pergi keluar ruangan

"lah gitu doang ?kirain mau bilang apaan"

"dasar cewek aneh"

Sebuah senyuman terbit di pipi Rahman

"bahaya nih. Bikin gue suka, haha"

Diluar ruangan ternyata Acha masih berdiam mendengarkan gumaman Rahman dan tersenyum









******


Thx jangan lupa vote dan komenya yaa :*

The Perfect QueenWhere stories live. Discover now