Jungkook?

4K 561 25
                                    

Jungkook termenung di kelas, pikirannya melayang-layang, materi yang disampaikan gurunya ia hiraukan begitu saja. Awal harinya sangat buruk, kakak tirinya-Taehyung- memberikan surat peringatan perihal masalah Jungkook kepada ayahnya dan tentu saja ayahnya marah besar pada Jungkook, bahkan sampai berbicara kasar padanya. Menyebut dirinya sebagai anak tak tau diri dan tak pantas diakui sebagai bagian dari keluarga Jeon.

Bagaimana perasaan Jungkook saat itu? hancur berkeping-keping. Ia tahu jika ayahnya memang keras, tak suka dengan sikap santai milik Jungkook, ia tau bahwa ayahnya hanya mengandalkan Taehyung, kakak tirinya. Tapi tidak dengannya.

Jungkook menatap keluar jendela, semilir angin berhembus dari celah jendela menerpa wajahnya, tatapannya kosong menatap keluar.

Tepukan di bahu menyadarkan dirinya dari lamunan, mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum menoleh kesamping, menatap teman sebangkunya. Sahabatnya sejak kecil, orang yang mengerti keadaan hidupnya, keadaan mentalnya, semua ia tahu tentang Jungkook sejak dulu.

"Ada apa, Jungkook?"

Jungkook menggeleng, "Tak ada apa-apa, Gyeom. Kau mengkhawatirkanku ya?" Menaik-turunkan sebelah alisnya, menggoda sahabatnya itu.

Yugyeom hanya menatap datar Jungkook, ia tak habis pikir dengan perubahan mood Jungkook yang begitu cepat, walaupun sebenarnya itu hanya taktik sederhananya agar orang lain tak mengetahui lebih jauh masalah dalam hidupnya. Namun Yugyeom terlampau hafal sikap Jungkook.

Ia memukul pelan kepala belakang Jungkook, menimbulkan suara decakan yang cukup keras dari pemuda Jeon itu

"Kim Yugyeom, Jeon Jungkook. Silahkan keluar dari kelas saya jika kalian ingin meneruskan pertengkaran kalian itu,"

Keduanya berdiri, membungkuk pada Shin Ssaem, "Maafkan kami" mereka berucap kompak. Lalu kembali duduk di kursi masing-masing.

Yugyeom menoleh pada Jungkook yang tengah sibuk mencatat penjelasan dari gurunya, "Jungkook, ayo kita bicara setelah pelajaran selesai" setengah berbisik kepada Jungkook agar mereka tak ditegur lagi.

"Bicara soal apa?"

"Soal dirimu,"

Jungkook tertawa renyah, "Tak ada yang harus dibicarakan soal diriku, Gyeom"

Yugyeom menyerah, Jungkook memang kepala batu, ia menghela napas lalu kembali fokus pada penjelasan materi yang disampaikan oleh gurunya.

--

"Panggilan kepada Jeon Jungkook harap ke ruang bimbingan konseling segera, terima kasih,"

Suara yang berasal dari pengeras suara di dalam kelas Jungkook begitu menggema, ia menghela napas lalu segera bangkit dari kursinya, meninggalkan Yugyeom yang sedang menikmati makan siangnya.

"Semoga anak itu tak mendapat kesialan yang lebih parah dari ini,"

--

Jungkook melangkahkan kakinya menuju ruangan yang di maksud, tetap dengan wajah datarnya ia menatap jalanan yang ada di depannya, ia tau mengapa ia dipanggil ke ruang bimbingan konseling, apapun resiko yang akan ia terima, ia sanggup menerimanya.

"Permisi,"

Begitu Jungkook masuk ruangan itu, sudah terdapat beberapa guru, komdis OSIS dan tentunya kakak tirinya yang menjabat sebagai ketua OSIS. Jungkook menghela napas sejenak, sebelum dengan mantap ia melangkahkan kakinya mendekat kepada orang-orang yang telah menunggunya.

"Kau tau apa kesalahanmu sehingga dipanggil kesini, Jeon Jungkook?"

Jungkook mengangguk, "Ya, saya tau,"

Delinquents [극민]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang