3

56 9 0
                                    

Syifa pov

Demi apa lagi coba?,bunda menyuruhku menginap di rumah sakit selama beberapa bulan ke depan,padahal katanya aku hanya pingsan karena kecapean.

Aku pasti merindukan teman temanku di sekolah,merindukan suasana kantin ketika bel istirahat,rela berdesakan dan mengantri makanan.

Menjahili teman ketika ultah, pokoknya aku gak mau nginap lagi di rumah sakit!!!!!.

《▪》 gak pakek 《,》

Ok

🍁🍁🍁

"Syifa harus nginap dulu di rs,klo udah baikan nanti baru boleh sekolah lagi"kata bunda ku geram karena dari tadi aku ngotot mau pulang

"Tapi syifa hanya kecapean,masak harus nginap di rumah sakit sih"jawabku sambil menutup wajahku dengan bantal.

"Syifa nginap dulu aja di rs,emangnya syifa gak saynk sama bunda"kata ayah sambil mengelus pucuk kepalaku.

"I...iya syifa saynk sama bunda malahan pakek banget lagi,tapi syifa gak mau nginap di rs lagi"

"Ya udah jangan bawel,ayah mau turun ke bawah dulu beli makanana" dan ayah pun menghilang di balik pintu.

"Bunda"

Bunda yang sedang merapikan baju di sofa pun menoleh"kenapa sayang?"

Syifa menghela napas panjang dan menghembuskan nya"seandainya nanti syifa meninggal,bunda sama ayah jangan nangis ya"

Ratna membuang muka ke samping ketika mendengar kata kata yang begitu lancar yang keluar dari mulut kecil  putrinya.

"Kenapa bunda harus nangis,kan syifa gak kemana mana"sambil tersenyum walupun di dalam lubuk hatinya menangis.

"Kan seandainya"jawabnya acuh

Bunda berdiri dari duduknya dan menghampiri syifa yang berbaring di brankarnya.

Bunda mengelus pucuk kepalanya dan sesekali menciumnya "gak ada yang akan pergi sayang"kata bunda

Hari sudah malam,sekarang aq sedang bersama nenekku,nenekku menceritakan kisah malin kundang yang di kutuk ibunya menjadi batu karena durhaka.

"Ihhh serem nek,jadi batu???,syifa gak mau..."teriakku sambil memeluk nenek.

"Makanya jangan jadi anak durhaka" kata nenek sambil mencubit hidungku.

"Ishhh... nenek ini,hidung syifa udah mancung jangan di tarik lagi,nanti klo nambah mancung,trus jadi kayak nenek sihir yang hidungnya mancung dan naik sapu lidi gimana cobak???"cerocosku tanpa henti.

"Ishh.. ada ada aja kamu"

"Nek!"

"Iy,ada apa cucuku?" Jawabnya sambil menoel pipiku

"Nanti klo seandainya aku di lamar malaikat maut,di nikahkan dengan kematinan,dan diceraikan dengan kehidupan dunia ini,nenek jangan sedih ya!,tolong jaga bunda,bunda orangnya cengeng" kataku dengan senyum sendu.

Masih gak ada jawaban,nenekku masih saja menatapku.

"Nek!,aku tau kalo aku cantik sampai sampai lalisa aja kalah sama aku"

"Iyain aja lah"kata nnenekku sambil berjalan ke samping brankarku dan mengambil kursi roda.

"Mau jalan jalan?"

"Mau,malahan mau banget,suntuk di sini trus berasa jadi tahanan kpk gara_gara nyolong telur asin tetangga"kataku sambil turun dari brankarku.

"Hushhh... ada ada aja kamu" katanya sambil membantuku duduk di kursi roda.

Di sepanjang koridor aku  melihat banyak irang orang yang sama halnya dengan ku,mungkin keadaanku masih di atas mereka,ada yang kakinya saja yang di balut dengan perban,ada yang wajahnya saja,ada juga yang hampir semua tubuhnya.

Aku bersyukur kepada Allah swt,karena aku masih bisa melihat,mendengar,merasakan kasih sayang keluarga,dan banyak nikmat lainnya.

'Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?'

Allah memberi cobaan sebesar tetesan air,tapi di balik tetesan itu Allah memberi hikmah sebesar samudra.

"La tahzan innallaha ma'ana".

syifa anak bundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang