SATU

34 5 2
                                    

BAGIAN SATU

Pagi ini, sinar matahari memaksa masuk melewati celah-celah di sebuah ruangan bercat biru langit dengan desain dan interior bergambar robot kucing berwarna biru dengan hiasana tiga kumis yang berada di kanan dan kirinya serta kantong yang selalu mengabulkan segala permohonan dan keinginan yang berada di tengah tubuhnya.

Terlihat seorang gadis cantik yang masih sangat betah berteman dengan selimut, bantal guling, serta kasurnya tanpa memperdulikan jam yang sudah menunjukan pukul 06.15

Tok tok tok

Ketukan pintu yang sangat kencang serta teriakan yang menjadi pengiringnya, mampu membuat tidur gadis cantik itu terusik.

"ANOA BANGUN WOY, LO GA LIAT SEKARANG JAM BERAPA?!" Ucap seseorang yang berada di balik pintu bercat biru langit tersebut.

"Eungh. BERISIK" lenguhan yang keluar serta teriakan yang tak kalah kencang yang menjadi balasannya.

"INI HARI PERTAMA LO SEKOLAH DI SEKOLAH BARU LO KUTIL, BURUAN DAH BANGUN" teriakan di balik pintu kembali terdengar tetapi sepertinya gadis cantik itu tak mempermasalahkannya.
Malahan dia semakin mengeratkan selimutnya serta menaikan hingga menutupi seluruh tubuh mungilnya.

"Huft, ini udah jam 06.35 lo gamau sek__" helaan napas dan suara di balik pintu kembali terdengar, namun kali ini dengan nada yang lembut dan sabar.
Tapi sebelum perkataannya terselesaikan suara teriakan di dalam kamar sudah menggema dan lebih dulu memotongnya.

"APA 06.35. KENAPA ABANG GA BANGUNIN DARI TADI?! Aduh bisa telat nih gue, dasar abang ga berguna" gerutuan gadis cantik tersebut masih terdengar hingga ke pendengaran seseorang di balik pintu itu serta yang manjadi pengiring langkahnya menuju kamar mandi.

Ya, dia Azahara Reinata Luciana M. Atau yg kerap di sapa Tata.

"Ck, sebenernya yang ogeb itu gua apa dia dah" decakan serta ucapan bermonolog itu terlontar dari mulut seorang pria yang masih setia berdiri di hadapan pintu bercat biru itu.
Setelah itu ia beranjak pergi meninggalkan kamar gadis cantik tersebut.

Dia, Erland Reinaldo Lucas Mahendra. Kakak kandung dari Tata.

*****

Setelah menjalani ritual mandinya, kini gadis cantik yang kerap di sapa Tata itu sedang menaburkan sedikit bedak pada sisi wajahnya serta mengoleskan sedikit Lip balm pada bibirnya agar tidak terlihat pucat.

Di rasa sudah cukup, Tata mengambil tas ransel berwarna biru lalu memakainya.

Sekali lagi, Tata bercermin untuk memastikan penampilannya.
Dengan rambut yang di kuncir kuda, seragam yang pas pada postur tubuhnya, serta sepatu hitam yang menjadi hiasan pelengkap untuk bersekolah di hari pertamanya dan di sekolah barunya.

Tata melangkahkan kakinya menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa, karna jam tangannya saat ini menunjukan pukul 06.50 dan itu pertanda bahwa beberapa menit lagi bel masuk akan di bunyikan dan gerbang akan segera di tutup.

"Pagi, mah pah" sapa Tata kepada kedua orang tuanya dengan menarik kursi yang berada di meja makan untuk ia duduki.

"Pagi sayang" sapa perempuan paruh baya yang kelihatannya sudah berkepala dua tersebut. Tetapi, style pakaian dengan hijab yang menjadi hiasannya tidak dapat menutupi kecantikannya.

Dia, Mawardah Lailina Mahendra. Mamah kandung Tata dan Erland.

"Pagi juga ta" sapa lelaki paruh baya Yang kelihatannya sudah mulai berusia lanjut tapi parasnya yang tampan tak bisa di pungkiri.
Alfa Arfiandi Mahendra. Papah kandung Tata dan Erland.

M A R T ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang