DUA

31 3 0
                                    

Jika tidak tertarik, jangan di utak atik.
Ini hati bukan rubik.

-Azahara Reinata Luciana M-

****

Bel pulang di SMA Pratama telah berbunyi sejak 10 menit yang lalu.
Namun, tampaknya ke-enam gadis cantik yang masih betah bergelut dengan benda mati berbentuk persegi panjang tersebut sepertinya, masih enggan untuk beranjak pergi dan meninggalkan kelas dan sekolah yang nampaknya sudah mulai sepi dikarenakan, waktu telah menunjukan pukul 15.20.

Ke-enamnya, oh lebih tepatnya kelimanya masih saja menceritakan dan memberitahukan tentang sekolahnya, kepada teman lamanya yang baru saja menjadi seorang siswi baru di sekolah mereka. SMA Pratama. Sekolah yang akan menjadi saksi bisu perjuangan mereka dalam menggapai kesuksesan. Akan memberikan kisah kebahagiaan, kesedihan, serta kenangan yang akan mereka lewati dan alami selama di sekolah ini.

"Woi, sa'odah" seruan panggilan yang entah di tujukan kepada siapa,  mampu mengalihkan perhatian kelima gadis yang kembali fokus kepada benda mati tersebut setelah menceritakan dan memberitahukan tentang sekolah mereka kepada teman barunya.

"Sa'odah mah bibi getuk yang suka lewat depan rumah gue" celetuk salah satu temannya. Tata

"Elah si Tata, ngelawak ta? oh iya ta makan-makan jangan lupa" ucap Kinar dengan cengiran tanpa dosanya tersebut.

"Makan-makan? Dalam rangka apa?" tanya Tata, karna pasalnya dia tidak tahu kemana arah dan tujuan pembicaraan sahabatnya itu.

"Si pikun mah beda aja" ucap Ara sembari menepuk keningnya "kan tadi lo baru jadian sama ka Marchel Tata" lanjutnya sembari mengingatkan kembali kejadian beberapa jam yang lalu.

mereka adalah Tata. Dkk

Sejak kejadian beberapa saat yang lalu, nampaknya mereka —sahabat Tata— masih tidak puas dengan jawaban yang Tata beritahukan. Maka dari itu, setelah keluar dari UKS dan menanyakan di mana kelas yang akan di tempati oleh Tata kepada petugas TU, mereka langsung bergegas ke kelas tersebut. Dan beruntungnya, kelas yang di tempati oleh Tata merupakan kelas para sahabatnya juga. Xl MIPA 1. Setelah memasuki kelas barunya dan memperkenalkan diri kepada teman-teman barunya, Tata langsung menceritakan semua kejadian yang ia alami.

"Itukan dipaksa nar" jelas Tata kepada Kinar

"lagian ya, gue gatau dia siapa dan dia juga gatau gue siapa" lanjutnya.

"Ya tapi kan sam__" ucap Kinar terpotong oleh perkataan Nasya.

"Udah deh, yang penting nanti kita keluar buat jalan-jalan aja, gimana?" tanya Nasya kepada para sahabatnya "tenang ta ini bukan acara pj pj-an gitu kok, ini acara temu kangen kita aja sama lo" lanjutnya kembali karna melihat ekspresi Tata yang berbeda dari ke-empat sahabatnya.

"Gimana Ta?" tanya cia memastikan, karna sedari tadi dia hanya menjadi pendengar yang baik saja.

"Oke deh, tapi jam 7 ya dan pulangnya jangan malem-malem" ucap Tata dengan tampang memohonnya.

Karena pasalnya, para sahabatnya itu jika sudah bermain tidak ingat waktu. Maka dari itu, Tata meminta keluar pada jam 7, jika dia keluar pada jam 7 ke atas, pukul berapa dia akan pulang?
Bisa-bisa dia akan mendapat hadiah cantik dari sang papah, mamah terlebih lagi dari sang kakak tercintanya itu kalo dia sampai pulang larut malam.

"Yaudah, kuylah pulang udah sore juga" lanjutnya sembari beranjak pergi dan meninggalkan kelas yang diikuti oleh kelima sahabatnya untuk menuju parkiran dan meninggalkan sekolah.

****

Kini sang surya serta senja telah tergantikan oleh terangnya rembulan dan gelapnya malam.
Terlihat di sebuah kamar bernuansa hitam dan abu-abu enam pria tampan dengan aktivitasnya masing-masing.

M A R T ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang