LIMA

13 0 0
                                    

Aku akan mengulangnya dari awal. Aku akan membuat perkenalan kita di awal menjadi perkenalan yang membahagiakan. Dan aku akan membuat kamu dan cerita kita menjadi sebuah kesempurnaan.

-Marchel Pradan Al Malik Pratama-

****

"Makasih ya cha. Gue masuk rumah dulu" Tata berucap terimakasih kepada Acha karna telah mengantarnya pulang.

Ya. Mereka baru saja sampai di depan pekarangan rumah Tata tepat pada pukul 16.30. Setelah menghabiskan waktu 1 jam lamanya hanya untuk menenangkan pikiran Tata yang sepertinya sangat kacau menurut Acha sendiri. Keinginan untuk mampir sebentar ke kafe dekat sekolahan mereka itu adalah saran dari Acha. Dia hanya ingin sahabatnya itu bisa menghilangkan sedikit penatnya setelah beberapa kejadian yang Tata lewati hari ini. Tata telah menceritakan semuanya kepada Acha. Mulai dari Marchel yang meninggalkannya dipagi hari. Marchel yang hanya diam tanpa menyapanya. Sampai Marchel yang hanya menatapnya dengan tatapan dingin saja. Semuanya Tata ceritakan.

"Iya ta sama-sama. Lagian gue juga lega kalo lo sedikit membaik. Jangan lupa makan dan istirahat yang cukup. Untuk sekarang menurut gue, lo jangan terlalu mikirin tentang sifatnya ka Marchel dulu. Sekarang pikirin kesehatan lo aja yang penting. Sifat ka Marchel emang gitu, suka berubah-ubah. Ya kek bunglon ajalah" nasehat Acha dengan terkekeh geli.

Tata hanya tersenyum tulus untuk membalas nasehat yang sahabatnya itu sampaikan. Dia sangat bersyukur karna di saat dirinya seperti ini masih ada sahabatnya yang selalu mengerti akan keadaannya. Sebisa mungkin dia tak akan pernah mengecewakan para sahabatnya. Dan Tata sangat-sangat bersyukur dia masih bisa dipersatukan oleh para sahabatnya hingga sekarang.

"Yaudah lo masuk gih. Inget jangan lupa makan. Jangan lupa istirahat. Jangan lupa cuci kaki. Jangan lupa cuci tangan. Dan jangan lupa gosok gigi. Oke" celoteh Acha bak emak-emak kepada anaknya.

Lihatkan betapa cerewetnya Acha kepada Tata. Dia selalu memberitahukan hal-hal yang penting hingga biasa saja. Malah mungkin tidak penting sama sekali kepada Tata. Untung saja dia sahabatnya. Jika tidak, maka sudah dipastikan Tata akan menyumpal mulutnya. Tapi tak apa Acha berbicara sepanjang itu. Artinya dia peduli bukan terhadap Tata?

"Lo juga tihati bawa mobilnya" peringat Tata setelah keluar dari mobil berwarna kuning tersebut.

"Siap kapten laksanakan" balas Acha dari dalam mobil sembari membentuk hormat yang dia tunjukan kepada Tata serta cengiran yang dia perlihatkan "yaudah bye bye, bebep pulang dulu ya" pamit Acha sembari melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah sahabatnya itu. Tata.

Tata terkekeh geli atas tingkah bodoh sahabatnya itu. Dia mengetahui alasan sahabatnya bertingkah seperti itu di hadapannya. Karna dia ingin Tata tertawa dan melupakan semua kejadian yang membuatnya pusing kepalang. Walaupun hanya sesaat saja.

Tata membalikan tubuhnya dan berjalan untuk masuk kedalam pekarangan rumahnya.

Pintu gerbang telah dibuka ketika Tata sampai di depannya. Siapa lagi jika bukan pak Bondan yang membukakannya.

Tata tersenyum kepada pak Bondan "sore pak" sapa Tata sembari mencium punggung tangan pak Bondan.

Sudah dibilang bukan. Bahwa Tata adalah anak yang ramah dan sopan. Maka dari itu, dia tidak segan untuk mencium punggung tangan orang lain selain kedua orang tuanya. Awalnya, pak Bondan tidak enak jika tangannya dicium oleh anak sang majikannya. Karna menurut dia, dia hanya bekerja saja disini. Dan posisi dia hanya sebagai supir pribadi saja tidak lebih. Maka dari itu, dia hanya takut kedua orang tua anak majikannya itu marah ketika melihat anaknya mencium punggung tangannya. Tapi setelah mengetahui semuanya, pak Bondan jadi terbiasa dengan semuanya. Ternyata kedua majikannya itulah yang mengajari anaknya untuk lebih sopan dan menghargai kepada yang lebih tua. Miskin ataupun kaya. Pintar ataupun bodoh. Cantik ataupun jelek semuanya tetap sama. Jika dia lebih tua dari pada kita, maka kita harus lebih menghormati dan lebih sopan kepadanya. Terlebih lagi, pak Bondan sudah menganggap anak majikannya itu. Tata. Seperti anaknya sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

M A R T ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang