3. Jealous

90 40 39
                                    

## "Ada rasa yang tertahan dibalik kecuekkan seseorang. " ##

🍁🍁🍁

Bel istirahat telah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Tetapi Alden dan Vania tetap terdiam dalam posisinya. "Kamu, eh e-lo capek?" tanya Vania halus.

Alden melirik Vania sekilas. "Gak."

"Pake aku-kamu aja kalo lo lebih nyaman." ucapnya tanpa melirik Vania sedikitpun.

"Okey!"

"Oh ya, kamu orang yang kemaren ketemu di airport kan? Terus kamu yang bayarin permen kapas aku, terus tadi yang kamu siram a--" belum sempat menyelesaikan perkataannya, mulut Vania dibekap oleh tangan Alden.

"Iya. Jangan berisik, panas!" ucap Alden sambil melepas tangannya dari mulut Vania. Sedangkan di balik tiang bendera sudah ada seorang perempuan yang melihat gerak-gerik mereka. Alden pun sempat melihat perempuan itu tetapi perempuan itu langsung pergi.

"Al, laper...." celetuk Vania tiba-tiba. Sedangkan Alden yang mendengar namanya disebut hanya menaikkan sebelah alisnya. "Aku laper, hehehe," ucap Vania cengengesan.

"Tahan. Ini juga salah lo!" sinus Alden.

Vania menunduk mendengar ucapan Alden. Namun tiba-tiba perutnya terasa perih. Bibirnya pun mulai pucat.

"Awwwhh!" gadis itu meremas perutnya yang semakin sakit.

"Tunggu!" ucap Alden lalu pergi.

"Loh kok malah pergi," gerutu Vania pelan. "Awhh!"

"Hai!" sapa seorang cowok yang berada di depan Vania. Vania pun mendongakkan kepalanya.

"Hai juga," jawab Vania sembari menahan sakit di perutnya. Setelah itu ia mengalihkan pandangannya ke arah lapangan basket.

"Gue David," ucap cowok itu sambil menyodorkan tangannya untuk berkenalan. Vania pun menoleh lalu meraih tangan David.

"Vania," jawab Vania lagi. Ia sengaja membalas perkataan David dengan singkat, karena sebenarnya ia sedikit risih dengan cowok ini. Tampangnya memang ganteng sih. Tapi masih ganteng Alden.

"Lo anak baru ya?" tanya David penasaran.

"Iya, "

"Lo sakit? Kita ke UKS aja. Yok," ucap David lalu tiba-tiba Alden datang.

"Gausah sok perhatian lo!" cibir Alden tak suka.

"Makan," ucap Alden sambil memberikan sebungkus hamburger dengan tangan kanannya. Setelah itu Alden meninggalkan mereka berdua.

"Eh, Alden tunggu," teriak Vania sambil berusaha mengejar Alden. "Alden!"

"Apa," ketus Alden.

"Makasih ya." Vania tersenyum manis ke arah Alden. Dan Alden menjawabnya dengan gumaman lalu pergi.

"Alden!" panggil Vania. Sedangkan Alden tidak mengiraukan Vania. Vania berniatan untuk mengejar Alden, tetapi ada seseorang yang menahannya.

"Gausah dikejar," ucap David tiba-tiba.

"Apaan sih," ketus Vania lalu meninggalkan David sendirian.

Ketika Vania berjalan menuju kelasnya, ia tak sengaja menabrak seorang siswi yang berpapasan dengannya

"Aduh!" seru Vania.

"Eh sorry. Lo gapapa?" tanya cewek itu.

"Gapapa kok. Aku duluan ya," pamit Vania lalu berjalan tanpa menunggu balasan dari cewek itu.

Aftertaste Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang