12. What's wrong with Him?

4.1K 290 78
                                    

Happy reading!

Klik ** ya sebelum membaca, TQ! 😘

Shawn Mendes ~
Treat You Better

*****

Setelah mengantarkan Lynn pulang ke mansion, Dylan pun balik ke kediamannya. Bermenit-menit perjalanannya, kini Dylan tiba di rumahnya. Ia berjalan masuk ke dalam rumah sambil melonggarkan kerah kemejanya yang menyesakkan lehernya.

Begitu sampai di depan pintu kamarnya, Dylan memutar kenop pintu dan mendorongnya ke dalam. Setelah pintu terbuka lebar, ia berjalan masuk ke dalam kamar dengan perasaan semu. Hanya gambaran saat Glenn memeluk Lynn yang terekam di dalam benaknya. Ia memang tidak mendengar pembicaraan mereka berdua karena jarak, namun apa yang mereka lakukan jelas terlihat dalam pandangannya.

Kecurigaan Dylan semakin mendalam. Ia menduga kalau mereka berdua pasti pernah mempunyai hubungan khusus dan itu terjalin sebelum bertemu dengannya.

Langkahnya terhenti tepat di hadapan meja dengan kaca besar yang menggantung di dinding kamar. Pandangannya kini menatap lurus ke arah claris cermin yang berwarna putih. Dylan mencodongkan tubuhnya ke depan untuk mendekat ke arah cermin tersebut. Kedua tangannya ia singgahkan ke atas meja untuk menopang dirinya.

"Kenapa kau tidak pernah mau mencoba membuka hatimu untukku, Lynn? Padahal jelas-jelas aku sangat mencintaimu," lirih Dylan pada pantulan dirinya sendiri.

Tiba-tiba pantulan diri Dylan di cermin berubah menjadi sosok Lynn. Perlahan tangan kanan Dylan terangkat untuk meraba cermin tersebut yang tergambar Lynn dalam pandangannya. "Padahal aku selalu memperlakukanmu lebih baik dari siapapun. Tidak ada yang bisa menggantikan posisi aku di sisimu, Lynn. Siapapun itu!" Dan kali ini sosok Glenn yang sedang memeluk Lynn muncul kembali dan memudarkan bayangan Lynn. "Mau itu kau, Glenn!" serunya dengan nada amarah. Sentuhan tangannya berubah menjadi sebuah kepalan kuat yang dihantamkan keras ke cermin.

PRANG!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PRANG!

"Tidak akan kubiarkan kau merebut Lynn dari hidupku!" ujar Dylan dengan meninggikan suaranya.

Cermin pun retak tak terbentuk lagi. Dan beberapa serpihan kaca itu menusuk ke jari-jari tangannya sehingga mengeluarkan darah segar. Dylan mencabut serpihan kaca itu dengan mudah seperti orang yang tidak merasakan sakit sama sekali. Ia juga sudah tidak peduli lagi dengan cairan merah yang keluar dan mengalir mengotori tangannya. Ia hanya ingin melampiaskan suatu hawa panas yang sedang menjalar ke tubuh dan hatinya.

Rasa sakit pada hatinya sekarang telah mengalahkan rasa sakit pada tangannya. Tarikan nafas yang kuat dan hembusan kasarnya kini membuat perasaannya tenang kembali. Setelah itu, ia beranjak dari pijakannya dan berjalan menuju ke ranjangnya dengan tatapan mata yang kosong.

*

*

Keesokkan harinya..

"Kak Dylan!" panggil Jesica sambil mengetuk pintu kamar Dylan. Namun yang dipanggil tidak ada jawaban, padahal ini adalah panggilan Jesica yang kelima kalinya. "Tidak seperti biasanya Kak Dylan lama menanggapiku," gumamnya sambil mencoba memutar kenop pintu. Pikirnya, siapa tahu tidak dikunci. Dan benar saja, pintu kamar Dylan tidak terkunci.

Second Wedding [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang