Empat

44 6 0
                                    

22 Agustus 2018

Hari ini adalah puncak perayaan 17an disekolah gue. Hari ini gak belajar dan semua murid pakai baju bebas sesuai dengan warna kelompok nya. Kelompok gue warna kuning. Saat baris di lapangan, sebelah kelompok gue adalah kelompok merah. Gue melihat seluruh anggota kelompok merah. Dan. Itu kelompok nya kak Raihan! Sial. Tapi, demi posisi buat lihat kak Raihan sepanjang acara, gue memutuskan buat baris di barisan paling pinggir yang berbatasan dengan kelompok merah. Modus gue bisa banget. Bisa dicontoh.

"Guys atribut nya dipake ya!" kata Raisa selaku ketua kelas.

"Oke saa" sahut salah satu anak.

Disaat kita semua sibuk memakai atribut dan menyiapkan yel yel, sudah terdengar suara MC memulai acara. Semua mata pun tertuju kepada sang MC yaitu kak Sasa salah satu anggota OSIS.

"Assalammualaikum warahmatullahi wabarokatuh!" kak Sasa membuka acara.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh"

"Oke semuanya semangat hari ini?"

"Semangaaaaaaat"

"Sebelumnya, saya akan menyebutkan macam-macam lomba yang ada pada hari ini dulu" 

"Hari ini ada lomba yel yel, paduan suara, menghias kelas, tongkat setan, estafet bola, balap karung, tarik tambang, dan tari kelompok. Oke sekarang kita mulai aja lombanya! Kelompok pertama yang tampil adalah kelompok merah!" lanjut kak Sasa.

*****

Seiring lomba berjalan, gue terus memperhatikan dia dari kejauhan. Dia hari ini pake kaos merah, celana jeans mocca, topi berwarna senada dengan celana, dan kacamata yang selalu dia kenakan.

Dia selalu tersenyum. Gue menikmati saat-saat bisa melihat dia dari dekat kayak gini. Tapi apa daya gue cuma bisa liat dia dari jauh gini. Gak bisa menyapa dia karena gue hanya seorang pengecut yang cuma berani komunikasi sama dia lewat handphone.

"Liat belakang mulu lo Ra! Ada apaan si di belakang?" Raina menepuk punggung gue.

"Ga liat apa apaan kok gue" gue menyangkal.

"Ke barisan depan yuk!"

"Ogah ah sini aja gue kan tinggi hahaha"

"Iya dehh yang pendek bisa apa"

"Hahaha udah sono ke depan, gue disini aja"

"Ok"

*****

"Nah sekarang penampilan ke lima adalah kelompok.... Kuning!!" aba-aba salah satu MC.

Semua siswa duduk dibarisan nya kecuali yang tampil. Jadi, semua mata tertuju pada yang tampil. Sebelah gue barisan mas Aris anjir gimana ini gue paling pinggir lagi. Saat tampil gue merasa diawasi. Ya gimana gak gitu coba orang semua mata siswa sekarang lagi ngeliat ke kelompok gue.

"Oke kelompok kuning. Satu dua tiga!"

Ampar ampar pisang
Pisangku belum masak
Masak sabigi dihurung bari bari
Mangga lepok mangga lepok
Patak kayu bengkok
Bengkok dimakan api
Apinya kangkurupan
Bengkok dimakan api
Apinya kangkurupan
Nang mana batis putung
Dikitip bidawang
Nang mana batis putung
Dikitip bidawang

Setelah penampilan, semua siswa memberikan tepuk tangan. Pas gue masih berdiri tiba tiba ada salah satu kakak kelas cowok dari kelompok merah ngomong sama gue.

"Eh dek itu apaan tuh yang jatoh"

Denger kata-kata itu gua spontan langsung lihat kebawah. Ngecek apa yang jatoh. Takutnya duit gue atau hp gue jatoh. Tapi tiba-tiba

"Yhaaaaa"

"Anjir ga jelas banget dikerjain" kata gue sambil mendesis kesal.

"Hahahhaahaha"

Tawa para kakak kelas itu pecah. Mereka ngetawain gue. Kesal, malu juga. Muka gue mau ditaro mana ini malu banget kampret. Pipi gue merah nahan malu. Kakak kelas lucknat dasar.

Introvert?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang