Rona wajahnya semakin merekah sampai ke telinga, Selena menunduk lagi lebih dalam.
"Ei, jawab dong."
Selena dapat menangkap nada senyum di suara ringan tenang tapi melelehkan itu, menutup wajahnya, ia mengangguk.
"..."
Tak ada tanggapan, membuat Selena penasaran dan berani mengangkat wajah, betapa menyesalnya dia saat mendapati Aksa sedang menutup mulutnya yang sedang tertawa tanpa suara dengan lengan, dan mata yang tak lepas menatapnya.
"Aksa! Ngetawain apa?!"
Selena membalikan badan, sungguh, Selena malu diketawain ganteng begitu.
"Kamu pemalu banget sih."
Selena tak menanggapi. Ya tuhan, dia baru saja di tembak!. Dan dengan sesederhana ini? Tapi entah kenapa ia begitu senang sampai tak mampu mengeluarkan sekata pun, mukanya sudah merah sekali. Lebih baik dia kabur sebelum mukanya terbakar.
"Aku masuk dulu, kamu hati hati."
"Iya sayang."
Dan selena berlari melewati gerbang.
*****
Tin!"Tuh kan ma udah dateng, aduh cepetan ma.."
"Sabar sayang satu lagi."
Mamanya ini, seperti di sekolah tidak ada makanan saja.
Sudah terlihat terisi penuh dengan lipatan roti, Selana segera menyambar tempat bekalnya. Mencium pipi sang mama lalu menutup bekal sambil berlari ke luar rumah.
"Pergi dulu ma!."
"Itu nggak di plastikin dulu?!"
Sang mama hanya menggeleng kepala dan menghela nafas.
Mendapat senyuman di pagi hari dari sang kekasih, (aduh, Selena masih tidak menyangka memiliki Aksa,) sangat menyenangkan dan mendebarkan.
"Pagi, udah sarapan."
Selena tersenyum manis, dan mengangguk.
Aksa membalas senyumnya dan mengisyaratkan untuk menaiki jok belakang motornya, yang tentu saja langsung Selena turuti, memakai helm, Aksa mulai menancap gas.
Sesampai di sekolah, Selena segera turun dari motor sang kekasih, menunggunya turun, lalu mereka berjalan beriringan.
Hingga tiba di depan kelas, Aksa memberi senyum terakhir sebelum pamit pergi beralih ke kalasnya.
Selena tersenyum sendiri, tak apa, ini baru seminggu, wajar, kan? masih canggung dan kaku. Terlebih Selana baru pertama kali menjalin hubungan yang namanya pacaran, karna...
Hanya Aksa yang Selena suka dari dulu.
*****
"Sebelumnya aku minta maaf, tapi aku harus bilang ini dari awal."
Selena mengangguk.
"Kamu tau jabatan aku di sekolah, dan kayaknya.. kalo dari pengakuan kamu yang suka sama aku dari lama.."
Selena tersipu, sedang Aksa senyum ingin tertawa.
"Kamu kayaknya tau aku orang yang memprioritaskan pendidikan?"
Selena mengangguk, ya, dia tau, karna itu salah satu daya tarik Aksa di matanya, cowok ini rajin.
"Jadi.. kamu mau kalau suatu saat aku harus sibuk atau gimana? kamu tetep mau sama aku? Aku nggak bisa janjiin apa apa loh."
Selena mengangguk lagi.
"Aku mau."
Dan Aksa mencium tangannya yang sejak tadi di genggam.
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
Komitmen (Completed)
Roman pour Adolescents"Sel! Aksa." Langsung saja ia meletakan pulpennya, bangkit dari kursi dan berlari ke pintu kelas. Sebuah senyuman hangat menyapanya begitu ia mencondongkan setengah badan melewati pintu. Selena menahan senyum, menegakkan diri ia keluar kelas sepenuh...