"Sel! Aksa." Langsung saja ia meletakan pulpennya, bangkit dari kursi dan berlari ke pintu kelas. Sebuah senyuman hangat menyapanya begitu ia mencondongkan setengah badan melewati pintu. Selena menahan senyum, menegakkan diri ia keluar kelas sepenuhnya. "kangen." ucapnya walaupun malu. Aksa terkekeh sekali menanggapinya, tangannya mengusap pelan puncak kepala gadis di depannya, membuat Selena tidak bisa menahan senyum lagi. "aku nggak sampai pulang nanti." Sekejap, senyum Selena memudar. Tapi hanya sekejap, segera ia kembali memberi senyum, senyum manis yang mungkin hanya orang kasat mata yang bisa melihat kesedihan di sana. "yaudah." Dilihatnya sang kekasih tersenyum tidak enak. Mendapati kecupan di kening, lalu Selena pun ditinggalkan. Menghela nafas, Selena kembali masuk ke dalam kelas, lagi lagi begini.