Epilogue

225 23 8
                                    

California, March 5th 2014.

Ini adalah Kesekian kalinya Sehun mengunjungi kuburan Jisoo. Sehun selalu menyempatkan dirinya untuk mengunjungi kuburan Jisoo. Ia dan Suho kini mengelola Perusahaan Ayahnya bersama-sama. Perlahan namun pasti, Perusahaan itu kembali bangkit dari kerugian.

Sehun juga mengambil Kuliah di Universitas California dengan Seokjin. Ia mengambil kelas Manajemen sama seperti Jimin yang sudah setingkat diatasnya. Sehun sudah berusaha hidup normal seperti yang Jisoo minta. Tapi hidup seolah ia tidak pernah bertemu dengan Jisoo sangatlah mustahil. Karna hanya gadis itulah yang selalu memenuhi pikiran Sehun.

"Aku masih merindukanmu kau tahu." Sehun berbicara sendiri sambil menaburkan bunga-bunga diatas kuburan Jisoo. "Aku masih berharap bisa bertemu denganmu. Melihat wajah cantikmu meskipun hanya sekali saja."

"Kau bisa." Jawab seseorang. Sehun tahu itu bukan Jisoo karna itu suara laki-laki. Sehun berbalik dan menemukan Seokjin dibelakangnya. Ia sedang berjalan menghampiri Sehun dengan seorang gadis berparas cantik.

Surai gadis itu berwarna Hitam dan lurus. Tergerai sampai pinggangnya.

"Apa maksudmu?" Tanya Sehun. Ia tak bisa mengalihkan pandangannya dari gadis disamping Seokjin.

"Kenalkan, Ini Kim Jisoo." Ucap Seokjin.

Sehun hampir saja tercekat. "MWO?!" Ia memekik dengan tidak elitnya. "Apa maksudmu Dok? Jisoo sudah meninggal."

Seokjin terkekeh. "Tidak, belum. Jisoo belum meninggal."

"Tapi bagaimana bisa?" Tanya Sehun tak percaya. "Lalu siapa yang terkubur disini?"

"Bukan siapa-siapa. Kau bisa membongkar kuburan itu dan tak menemukan mayat disana." Jawab Seokjin enteng. Akting yang sangat bagus Seokjin. Kau seharusnya memerankan salah satu karakter di Serial Once Upon a Time.

"Lalu bagaimana dengan surat itu?"

"Ayolah, siapapun bisa menulis surat bukan?" Jawab Seokjin santai.

Sehun masih memandangi gadis yang kini tampak malu-malu tersebut. Kemudian ia mengalihkan pandangannya pada Seokjin. "Lalu kenapa kau mempermainkanku? Kenapa kau mengatakan bahwa Jisoo meninggal karna Kanker?"

Seokjin tertawa renyah. "Itu adalah ide Jisoo. Ia hanya ingin tahu bagaimana reaksimu seandainya ia meninggal."

"Jadi itu semua hanya lelucon? Lalu siapa yang mendonorkan matanya padaku?" Tanya Sehun. Ia masih saja belum bisa mempercayai semua ini.

"Seorang pendonor tanpa nama yang Identitasnya tidak ingin diekspos."

"Jadi, kau Jisoo?" Tanya Sehun. Ia menatap dalam iris hitam Jisoo. Tanpa sadar ia melangkah mendekati Jisoo. Gadis itu melakukan hal yang sama. Hingga akhirnya mereka berpelukan. Ada suatu keganjilan yang Sehun rasakan. Namun ia tak menggubrisnya. Ia lebih memilih meluapkan rasa bahagianya karna akhirnya ia bisa bertemu Jisoo. Dan Jisoo ternyata memang cantik. Seperti yang selalu ia duga selama ini. meskipun ia tidak akan pernah keberatan jika Jisoo jelek sekalipun. Ia tetap akan mencintai Jisoo.

Seokjin tersenyum namun menitikkan airmatanya. Dalam hatinya ia tak henti-hentinya meminta maaf pada Jisoo karna telah membohongi Sehun.

Gadis yang dipeluk Sehun saat ini bukan Jisoo. Itu Irene. Surai Jisoo violet, bukan Hitam. Lagipula surai Jisoo bergelombang, bukan lurus. Mata Jisoo juga Hazel seperti Taehyung. bukan Hitam seperti mata Irene.

Seokjin melakukan ini atas permintaan Joonmyeon. Joonmyeon merasa kasihan pada Sehun yang setiap malam selalu bermimpi buruk. Sehun selalu terbangun ditengah malam sambil meneriaki nama Jisoo. Lagipula Seokjin tahu kalau Irene menyukai Sehun, jadi kenapa ia tidak menyatukan mereka saja? Meskipun akhirnya ia harus membohongi Sehun.

Seandainya saja Sehun tetap buta, ia mungkin akan peka pada perbedaan langkah kaki Jisoo yang ringan, sentuhannya yang lembut dan memabukkan. Aroma rambutnya yang selalu membuat Sehun merasa ingin tenggelam didalamnya. Dan juga suara Jisoo yang terdengar bagai denting lonceng yang indah bagi Sehun.

Sayangnya Sehun sudah bisa melihat, ia jadi kehilangan kepekaan indranya yang lain. Lagipula Sehun tak pernah melihat Jisoo sama sekali sebelumnya. Jadi bagaimana ia bisa mengetahui kalau gadis yang sedang dipeluknya ini bukan Jisoo?

Kebohongan tetaplah Kebohongan. Yang sewaktu-waktu pasti akan terkuak. Tak ada kebohongan yang akan tetap abadi sebagai Kebohongan. Suatu saat, Sehun akan mengetahui yang sebenarnya.

Tapi sampai itu terjadi, ia akan menikmati Kebahagiaan yang kini mewarnai hidupnya untuk sementara.

.
.
.

FIN

Sad Beautiful Tragic | HUNSOO/HUNRENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang