Gyuri dengan tas punggung yang hanya ia sandang sebelah berjalan santai dilorong sambil sesekali tersenyum tipis kepada adik kelas yang menatapnya kagum.
Jam masih menunjukan pukul 07.40 masih tersisa 20 menit lagi bel masuk berbunyi.
Gyuri berniat ingin pergi ke lapangan basket indoor sekedar untuk menaikan moodnya yang hancur akibat semalam.
Gyuri duduk ditepi lapangan basket men-dribble bola basketnya pelan, sedang memikirkan percakapannya semalam dengan wanita yang telah membuatnya hari ini menjadi jomblo.
— Flashback on—
"Jisun-ah, apa yang ingin kau bicarakan denganku?" Tanya gyuri sambil mengaduk Ice Americano favoritnya itu.
Jisun memandang gyuri dengan tatapan sendu-nya, ia masih terdiam. Bukan tidak ingin menjawab, ia takut. Ia takut jika sesuatu yang mau tidak mau harus ia sampaikan kepada gyuri, pacar-nya itu akan membuat gyuri terkejut.
Gyuri yang masih mengaduk minumannya itu terheran karna Jisun masih saja tidak membalas apa yang ditanya gyuri. "Jisun-ah? Apa kau baik baik saja?" Tanya gyuri lagi mengibaskan tangannya didepan wajah jisun.
"Eh? ya a-aku baik baik saja, Gyuri-ah." Jawab jisun berusaha tersenyum kepada gyuri.
"Jadi apa yang ingin kau katakan kepadaku? Apa aku berbuat salah lagi padamu, jisun-ah?" Tanya gyuri lagi sambil menautkan kedua alisnya, berpikir apakah ia melakukan sesuatu yang salah.
Seingat gyuri, jika jisun memintanya untuk datang menemuinya seperti saat ini, itu karna gyuri barangkali berbuat salah. Seperti
gyuri dipanggil ke ruangan bk karna datang terlambat,
gyuri yang ketahuan bolos pelajaran untuk bermain basket,
atau gyuri yang diomelin oleh wali kelasnya karna sering mendapat laporan bahwa gyuri izin ingin membelikan jisun makanan ke kantin 5 menit sebelum jam istirahat dengan alasan 'gamau jisun antrean nunggu makanan kantin, nanti magh nya kambuh.'
Skip.
"Mm, gyuri-ah?" Jisun menatap gyuri dengan lekat.
"Ya, ada apa?"
"Ayo berpisah."
Deg.
Gyuri terdiam. Gyuri menatap mata jisun, mencari tau apakah ia sedang dikerjai oleh pacarnya itu-
"Jisun-ah apa yang kau bicarakan? Kurasa hubungan kita baik baik saja selama 4 bulan ini?" Ucap gyuri tidak percaya.
"Maafkan aku gyuri-ah." Jawab jisun sambil menundukan kepala seperti sedang mengeheningkan cipta.
"Jelaskan kepadaku, apa aku berbuat salah? Mengapa kau ingin putus denganku? Apa kau bosan denganku? Ah apa kau tidak mencintaiku jisun-ah?"
Gyuri terkejut melihat air menitik dibawah rok sekolah jisun, ia tau bahwa jisun-nya telah menangis. "Tolong jelaskan kepadaku, jujurlah..." ujar gyuri dengan pelan sambil menyeka pelan air mata jisun.
Jisun berusaha menahan tangisnya, ia menatap mata gyuri dengan lekat. "Gyuri-ah aku harus ikut ke Amerika bersama bunda. Aku akan tinggal disana, tidak tau sampai kapan. Jadi kupikir ini adalah keputusan yang tepat, maafkan aku gyuri-ah.. aku mencintaimu tapi- kupikir bukan hal yang benar juga jika kita tetap melanjutkan hubungan ini."
"Kenapa kau baru memberi tau ku sekarang? Apa kau tidak memikirkan bagaimana perasaanku?" Gyuri menatap jisun tidak percaya.
"Justru karna itu aku ingin kita berpisah. Bukankah kau pernah bilang bahwa kau tidak bisa hubungan jarak jauh? Walaupun berpisah tidak menutup kemungkinan bahwa kita musuhan kan? Hanya status kita yang berubah. Kita masih bisa menjadi sahabat, gyuri-ah" ucap jisun meyakinkan gyuri.
"Hm jisun-ah, bagaimana jika aku merindukanmu? Tanya gyuri
"Ayolah, kau tidak tinggal di era joseon, kita bisa saling video call gyuri ah!" Ujar jisun menatap gyuri sebal.
Gyuri tersenyum. Ia rasa benar apa yang dikatakan oleh jisun, hanya status yang berubah. "Baiklah, kau berjanjilah padaku jangan sampai telat makan. Oke?"
"Siap! Aku akan makan 3 kali sehari dengan tepat waktu." Jawab jisun dengan hormat seperti pasukan tentara.
"Aigo lucunya pacar- ah mantanku?" Ujar gyuri sambil mengacak rambut jisun gemas.
— flashback off —
.
.
BTW INI FIRST CERITA GUE GUISE
LANJUT GAK?
JANGAN LUPA VOMMENT YAAAA BIAR AKU SEMANGAT. THANKS
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Disaster | romsae - gaejookie
Fanfiction"You meet thousands of people who don't connect with you. And then you meet than one special person, so your life changed. Forever." - Anonymous Deg. Quotes tersebut mengingatkannya akan seseorang yang tidak sengaja ia tolong saat wanita itu tiba...