Part 7

8 0 0
                                    

Hay, readers. I'm come back nih hehe
Semoga terhibur. Pasti kangen kan.

Pagi ini matahari sangat terik, baru pukul 6.30am saja matahari sudah memanas. Raina masih tertidur pulas, dia sangat merasakan badannya tidak enak. Amira, sang bunda pun menghampiri kamar putrinya tersebut, dia sudah menunggu dan membangunkannya dari tadi tetapi Raina belum juga bangun dan keluar kamar.

Toktoktokkk

"Sayang, ini bunda. Udah siang, kok belum bangun? Kamu kenapa? Lagi sakitkah? Bunda dah nunggu nih daritadi, Raina buka pintunya sayang" ucap Amira setengah teriak.

Tiba tiba, pintu kamar putrinya itu pun terbuka, terlihat sosok Raina yang lemah dan pucat. Melihat kondisi putrinya, Amira yakin kalo putrinya sedang sakit.

"Kamu sakit?" Tanyanya lembut

"Enggak" jawab Raina dengan tersenyum, mencoba menyembunyikan sakitnya.

"Yakin, mau berangkat sekolah?" Tanya dengan selidik

"Iya yakin, bun"

"Yaudah sana siap-siap"

Tanpa menjawab Raina meninggalkan bundanya. Sejujurnya Amira tidak ingin putrinya berangkat sekolah, karena dia tau kondisi putrinya itu sedang tidak baik-baik saja.

15menit, Raina sudah siap dengan pakaian sekolahnya. Dia langsung menghampiri bundanya yang sudah menunggunya di meja makan untuk sarapan.

"Minum susunya, na"

"Iya bun"

Setelah selesai sarapan, Raina bergegas menaiki mobil yang meluncur ke arah sekolahnya hari ini pak Herman mengantarnya.

Sesampainya di parkiran, Raina langsung berlari-lari kecil. Karena dia sudah terlambat 10menit. Dan jam pelajaran pertama adalah Bu Acih dia mengajar Biologi.

"selamat pagi bu, maaf saya terlambat" ucap Raina didepan kelas.

"kenapa kamu telat raina? Ini sudah pukul 7 dan kamu baru dateng" ucap bu Acih

"iya bu, maaf tadi ada telat bangun hehe"

"lari dulu 10x baru masuk kelas"ucap bu Acih dengan datar.

"baik bu.. "

****

"telat juga?" tanya lelaki yang berlari beriringan dengan Raina

"iya ni.. Lo telat juga?"skrg giliran Raina yang bertanya

"iya haha, biasa gue suka telat bangun" sahut Roy dengan senyum

"hooh gitu"

"Rai muka lo pucet, lo belum sarapan ya?" tanyanya karena khawatir dengan Raina

"enggak kok, gue cuman gabisa capek aja. Berapa puteran lagi" ucap Raina dengan nafas terbata-bata

"4 putaran lagi, yakin lo kuat? kalo gak kuat mending duduk aja dulu istirahat" ucap roy menyarankan.

"ee---nggak u--sah gu--e gapapa"

Bruuuukkk

Tubuh raina ambruk, dia tidak sadarkan diri, Roy yang melihat Raina tak sadarkan diri panik

"Rai, lo gapapa? Rai lo mimisan ni," ucap roy sambil panik

"tolong telepon bunda gue roy,"

****

Seorang wanita parubaya memasuki ruang yang bertembok putih kusam, dengan raut wajah yang khawatir.

"bagaimana dengan keadaan anak saya dok? "

"sudah saya bilang berapa kali kalo Raina gak bisa kecapean apalagi kepanasan bu, itu yang buat dia semakin memburuk" ucap dokter dengan tegas

"maafin saya dok"

"Raina tidak apa-apa untung cepat dibawa kerumah sakit"

"boleh saya lihat anak saya dok?"

"iya silahkan,bu"

Amira melihat anaknya terbaring lemah dirumah sakit membuat dia merasa bersalah,tak bisa menjaga anaknya yang sangat dia sayangi..

"kamu yang bawa Raina kerumah sakit ya? " ucap Amira pada Roy

"iya tante, gimana keadaan raina tan?"

"sudah membaik,dia hanya kecapek'an dan gak boleh kepanasan,badannya sedikit sensitif" ucap Amira menjelaskan

"lebih baik kamu balik kesekolahan,lanjut belajar biar Raina tante yang jagain, sekali lagi makasih ya.."

"syukur deh kalo gitu, okedeh tan, Roy balik ke sekolah dulu ya.. Kalo Raina dah sadar kabarin ya tan" ucap roy sambip berpamitan

"iyaa sayang.. "

pasti ganyambung y ceritanya, gatau ni bingung mw gimana hftt uda mentok:(
jangan lupa komen dan saran ya temen-temen. Tq udah baca hehe.
Vote jugaaa yakkk
IG:
@pratiwidine_



The Secret About MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang