Matahari bersinar terang bersamaan dengan Wilyam yang baru saja terbagun dari tidurnya,waktu sudah menunjukkan 7:00 AM tapi ia masih saja beta bergulung bersama selimut motif hello kity yang khas dengan warna merah mudah tersebut,
"Mata + hari,jadinya bobo lagi," seru Wilyam masih saja memejamkan matanya,
"Wadeuh....." keluhnya ketika tubuhnya terjatuh dari atas kasurnya sendiri.
"Adeuh enggak seky lagi pantat gue karna lantai sialan ini," rengek Wilyam menatap tajam ke arah lantai,
Ia hanya berjalan santai saja menuju kamar mandinya walau ia tahu waktu sudah berjalan meninggalkanya,
"Mati gue,sih Dei siapa yang jemput?" celetuknya dan bergegas memakai peralatan sekolah yang sumpah sangat ribet,
"Adeuh siapa kali yang ciptain dasi model kayak gini,kenapa enggak pakai kayak yg sd aja sih."
keluh dan keluh Wilyam lagi sambil memasang dasinya,sekali kali ia menyisir rambutnya yang masih basa,
"Bedak my baby gue kemana?" rutuk Wilyam ketika bedak andalanya tidak ada di meja rias,
"Aduh...enggak ganteng lagi deh muka gue," keluhnya lagi.
"Hp gue dimana? Wadeuh,mahal itu.Beli di Jerman,walau seken tapi tetap aja itukan Hp dari luar negeri," serunya lagi sembari mengobrak abrik seluruh kamarnya,
"Mati selimut kesayangan ternodai oleh lantai kurang ajar,aduh enggak perawan lagi deh selimut gue," recok Wilyam sendiri seraya menaikkan selimut tersebut ke atas kasurnya dan menemukan Hp dari Jermanya,
"Dari tadi kek,cape tahu nyari loh,nyari loh kerasa nyari doi di labirin,"
"Halo Dei,loh dimana? Udah berangkat belum?masih bernafas kan?" tanya Wilyam seketika sambungan teleponya tersambung,
"Gue lagi di Halte nunggu angkot," balas Dei
"Ok tunggu, angokotnya Otw" seru Wilyam dan mematikan Sambungan secara sepihak,
***
"Mati kita terlambat nih," cecar Dei seraya mengintip dari sela sela pagar sekolahnya,
"Adeuh...tenang aja,gue punya cara untuk masuk," seru Wilyam dengan santai.
"Gue enggak mau manjat,nanti jatuh lagi ke paret kayak dulu," protes Dei cemberut tapi Wilyam malah tertawa mengingat hal tersebut.
"Yaudah yaudah enggak deng," bujuk Wilyam sembari mengelus puncak kepala Dei,
"Jadi gimana masuknya?" tanya Wilyam sambil menatap ke arah langit seakan akan sedang berfikir,
"Itu Gabriel kan?" tunjuk Dei ke arah Cowok yang sedang berdiam diri,
"Iya itu sih ketos jelek itu." seru Wilyam menatap tidak suka ke arah Gabriel.
"Ih sirik aja loh,mentang mentang kalah saing dari Gabriel jadi segala bilang dia jelek," tuduh Dei sembari memukul pelan kepala Wilyam,
"Dia itu emang jelek,perkara dia enggak pernah aja berulah di sekolah makanya dia yg dipilih jadi ketos,padahal dari hasil pemilihan jelas jelas gue pemenangnya," curhat Wilyam merasa tidak terima kenyataan tersebut,
"Loh marah karna dia yg kepilih jadi ketos atau karna Gabriel dekat sama Fena?" tanya Dei di sertai senyuman mengejek,
"Udah deh," cecar Wilyam tiba tiba jadi bete,
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel It's Romance
FanfictionSemua berawal dari rasa.Jika apa yang kita lakukan menggunakan rasa maka ada perbedaan di akhir,sama seperti yang dialami Trifena Andayana Cell,ia memberi sebuah rasa kesel jika mengingat satu nama,nama yang sudah ia cantumkan menjadi orang yang pal...