04

124 15 2
                                    

Pagi ini Jiyeon sudah melamun dengan menyanggah dagunya pada tangan di meja. Beberapa kali ia bahkan menghela napas panjang membuat teman-teman disekitarnya juga keheranan dengan mood Jiyeon yang terbilang kurang baik pagi ini.

Dia masih saja dalam mood seperti itu sampai waktu istirahat. Dia bahkan tidak menyimak dengan seksama saat pelajaran tadi dan mendapat teguran dari guru.

Minjoo menghampiri Jiyeon, disusul Hana.

"Jiyeon lu kenapa sih ngelamun terus dari pagi?" tanya Minjoo dan dianggukkan oleh Hana yang ada disampingnya.

"lu mikirin apa sakpe kayak gini? kak Hyunjin nembak lu?" cetuk Hana yang sebenarnya hanya dalam konteks bercanda.

"iya"

"oh gitu. gua kira masalah apaan. yaudah lu tinggal— EH APA?! KAK HYUNJIN NEMBAK LU?!"

Jiyeon menutup telingannya. Suara Hana melengking cukup keras. Untung saja kelas sepo dikarenakan jam istirahat dan saat ini anak anak sedang jajan.

"sstttt ih! jangan keras - keras" Jiyeon menarik tangan Hana dan Minjoo untuk mendekat.

Mereka pun memelankan suara mereka. "sumpah beneran dia nembak lu? gimana ceritanya?" tanya Minjoo yang sepertinya sudah penasaran setengah mati.

Iya kemarin. Kemarin Hyunjin nembak dia. Kemarin hari minggu dan Hyunjin ngajakin Jiyeon jalan. Mereka jalan keliling aja sih. Sambil mampir ke kafe buat makan cemilan sambil istirahat.

Dan waktu mereka pulang mereka sempat berhenti sebentar di sungai Han. Dan situlah dimana Hyunjin nembak dia.

"walaupun kita baru kenal tapi aku ngerasa nyaman sama kamu. aku gamau ke curi start sama cowo lain jadi aku beraniin diri buat nyatain perasaan aku. kamu mau kan jadi pacar aku?"

kata - kata Hyunjin itu terus terngiang ngiang di kepala Jiyeon. Yang akhirnya menyebabkan jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya, dan pipinya memanas.

Ia tak pernah menyangka seorang Hyunjin, Sang Pangeran Sekolah, memintanya untuk menjadi kekasihnya. Benar - benar suatu hal diluar dugaan. Mengingat dirinya juga masih berstatus 'anak baru' disini.

"jadi lu terima ga?"

Suara Minjoo menyadarkam lamunannya tentang Hyunjin. Terlebih - lebih hari kemarin dan kata - katanya.

"eh itu.... aku belum jawab sih"

Hana menghela napas. "gua bener - bener ga nyangka sih, ternyata kak Hyunjin beneran suka sama lu"

"sama, gua juga" sambung Minjoo.

"kalau lu sendiri? suka ga sama kak Hyunjin?" tanya Hana.

"jujur aja gapapa kok"

Jiyeon menunduk malu. "sebenernya..... aku juga suka sih."

"kalau gitu terima aja" ujar Minjoo.

"lagian dia udah milih lu kan?" Hana menatap Minjoo yang sedang bicara kemudian menatap Jiyeon.

"iya terima aja."

***














Saat ini Jiyeon sedang duduk dilapangan basket yang sudah sepi banget. Tapi Jiyeon ga sendiri, dia bersama Hyunjin duduk dibangku penonton.

Karena tadi Jiyeon bilang dia pingin menyampaikan sesuatu pada Hyunjin, dan disinilah mereka akhirnya.

"mau bilang apa?" Hyunjin membuka suara duluan.

"i..itu kak soal yang kemarin"

"oh soal aku yang nembak kamu?"

"i...iya"

"jadi, gimana? apa jawaban kamu?"

Jiyeon menelan salivanya, kemudian menunduk, tak berani menatap wajah tampan Hyunjin. "iya. aku mau kak."

"beneran?!" ucap dia girang. Jiyeon melihat wajah Hyunjin yang berbinar. Jiyeon pun menggangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Hyunjin tadi.

Dia tersenyum. "makasih udah nerima aku"

Tampan. Ah tidak, tapi sangat tampan. Entah kenapa rasanya darah dalam tubuh Jiyeon berdesir - desir melihat senyum milik Hyunjin yang begitu menawan. Membuat Jiyeon juga tersenyum.

"boleh peluk?"

Jiyeon tersadar dari lamunannya.

"eh? apa? peluk?"

Hyunjin menggangguk, lalu merentangkan tangannya. Jiyeon pun mendekat lalu Hyunjin mendekapnya dalam pelukan.

"selamat hari pertama jadi pacar aku" katanya lembut.

Jiyeon merasa menjadi gadis paling bahagia di muka bumi saat ini. Seorang gadis biasa sepertinya bisa menjadi kekasih seorang Hwang Hyunjin.

Dan Hyunjin melepas pelukannya. "udah yuk, aku anterin kamu pulang ya?"

Jiyeon menggangguk setuju.

***




















Jisung baru saja masuk kelas langsung mencari keberadaan sahabatnya, Hyunjin. Yang ternyata sedang asik bermain game di ponselnya. Jisung menghampirinya lalu duduk di depannya.

"oi gimana? lancar apa ga dare dari gua?" tanya Jisung pada Hyunjin yang masih berkutik dengan gamenya itu. Hyunjin memang maniak game. Itulah kenapa ia mau menerima dare dari Jisung yang berhadiah PS4.

Sebenernya Hyunjin juga dulu punya, tapi rusak dan orang tuanya gamau beliin lagi karena dia seharian jadinya main game terus.

"lancar. gua udah jadian sama dia"

"eh serius lu?"

Hyunjin menggangguk.

"ga heran sih gua. trus di—"

"ANJING NIH NOOB. JADI MATI KAN GUA!" teriak Hyunjin memutus ucapan Jisung.

Jisung menggerlingkan mata melihat kelakuan Hyunjin.

"nanti lagi dah mainnya gua masih penasaran anjir"

"ya kalau lu penasaran kenapa ga lu aja yang pacarin"

"YE SI MAHMUD. gua serius anyink"

"iya, iya. apaan dah? tanya aja"

"gimana dia orangnya? lu betah ga?" ulang Jisung atas pertanyaannya yang terputus tadi.

"gua baru aja jadian, ya mana gua tau sung"

Jisung memasang raut kesal. "Udah ah susah ngomong sama lu" lalu dia kembali ke kursinya.

***










Yuhuuuu jangan lupa votement yeorobun~

DARE ; Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang