Chapter 2

6.8K 788 16
                                    

Happy reading...























Aku berdiri disini, mematung dengan keringat dingin membasahi dahiku. Kalian bisa menebak aku dimana ?

Aku sekarang sedang berdiri di depan kamar Kim Taehyung !!!!!

Dan karena kesialan yang entah keberapa kali, aku kalah dalam permainan konyol bersama Bambam tadi. Hukumanku sungguh terlalu kejam, aku harus menanyakan pertanyaan yang pasti jika Taehyung mendengarnya aku akan dibunuh ditempat.

Aku menoleh kearah kamarku, bisa kulihat Bambam yang hanya menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamarku sedang memberiku semangat.

Aku menggeleng lemah, ini sungguh tidak baik. Rasanya aku ingin lari saja dari sini dan jika perlu pindah kampus sekalian.

"Ayo Kook cepat !!" Bambam menggerakkan bibir tebalnya penuh semangat kearahku, lebih tepatnya penuh tekanan memaksa sih.

Jantungku semakin berpacu saat aku mencoba mengayunkan tangan kananku untuk mengetuk pintu yang kini ada dihadapanku. Setelah menyiapkan hati dan juga kemungkinan paling buruk yang akan terjadi aku pun mengetuk pelan pintu dengan nomor 502 tersebut.

Dan setelah ketukan ketiga pintu terbuka, memperlihatkan sosok sempurna si dingin Kim Taehyung yang jelas mengernyit tak suka menatapku.

Ya Tuhan, mati aku__

"M-maaf, a-aku ingin ber-tanya." Cicitku tanpa berani menatap langsung mata elangnya yang serasa mengulitiku.

Dan dia tetap diam dengan wajah datarnya namun tak beranjak dari posisinya.

"A-apakah kau menyukaiku ? Eh M-maksudku apakah kau straight atau g-gay ?"

Kulirik wajahnya yang hanya menatapku. Hingga entah detik keberapa dirinya hanya diam, dan dengan sisa keberanian yang ada aku mencoba mengangkat kepalaku sekedar menatap kedua netranya.

Dia mendengus sesaat.

"Aku tidak masalah dengan keduanya." Jawabnya lalu membanting pintu dihadapanku hingga membuat tubuhku mundur beberapa langkah kebelakang.

Aku masih terpaku, dan anehnya hanya jawaban sepelenya itu membuat hatiku berdesir.

Aku gay, aku akui itu dan mengetahui sosok sempurna ternyata tidak masalah dengan itu rasanya perutku tergelitik.

Mungkin aku bisa berharap, tapi mana mungkin ? Dia saja menatapku garang begitu.

Aku menghela nafas lalu melangkah menghampiri Bambam yang sudah melambaikan tangannya kearahku agar segera mendekat.

"Bagaimana ?" Tanyanya setelah menutup pintu kamarku.

"Katanya dia tidak masalah dengan keduanya." Jawabku pelan.

"Benarkah ? Wah kau punya kesempatan Kook." Teriaknya histeris hingga membuat telingaku berdengung mendengar suara cemprengnya.

"Perjanjiannya hanya menanyakan hal itu, bukan untuk mendekati Taehyung jika kau ingat." Gerutuku dan memilih duduk dipinggir kasurku.

"Tapi kan tidak masalah mencoba, meskipun kemungkinan dia mengingatmu saja hanya satu persen."

"Kenapa kalimatku lebih kearah merendahkanku daripada memberiku semangat ?" Aku melotot kesal kearahnya.

Dan hanya tawa Bambam yabg terdengar setelahnya.

Sialan sekali, untung teman__











//










"Kau kenapa ?" Jimin datang dengan langkah santai kearah Taehyung yang duduk dengan segelas kopi dingin dihadapannya.

"Tidak ada." Taehyung melirik sekilas kearah Jimin lalu mengalihkan pandangannya kearah belakang Jimin.

Yoongi melangkah menghampiri dua bocah yang ia kenal, siapa lagi jika bukan sepupunya Taehyung dan sahabat memuakkannya. Paket lengkap yang jarang terpisahkan.

"Bisa menyingkir dari hadapanku ?" Tanya Yoongi sembari melirik Jimin yang masih menghalangi jalannya agar bisa duduk.

"Maaf." Jimin menampilkan senyum terbaiknya lalu menggeser tubuhnya.

Yoongi mendengus lalu duduk tepat di samping Taehyung.

"Hyung, tumben kau betah dengan teman sekamarmu yang bodoh itu." Tanpa basa-basi Taehyung berceletuk, membuat Yoongi dan Jimin mengerutkan dahi.

Tentu saja, sejak kapan seorang Kim Taehyung mengamati seseorang selain orang terdekatnya ?

"Jungkook ?" Yoongi memastikan.

"Mungkin." Taehyung mengangkat bahunya cuek.

"Pemuda manis bergigi kelinci itu ? Yang kapan lalu menggedor kamarmu itu ?" Jimin menyahut.

Dan anggukan Taehyung menjadi jawaban.

"Hari ini dia mengetuk pintuku lagi." Celetuk Taehyung setelah menaruh gelas kopi dinginnya diatas meja setelah menyeruput pelan cairan berwarna pekat tersebut.

"Hah ?" Jimin cukup kaget mendengarnya.

Sedangkan Yoongi hanya melirik sekilas, karena dia tau seceroboh dan sebodoh apa Jungkook itu.

"Dia bertanya apakah aku straight atau gay."

"APA ????" Suara melengking Jimin terdengar, dibarengi suara tersedak si Min Yoongi yang bahkan tidak menyangka apa yang sedang dia dengar.

"Dan kau jawab apa ?" Tanya Jimin, wajahnya terlihat sekali penasaran.





"Tidak masalah dengan keduanya ?"





"Kau gila ??" Yoongi dan Jimin berteriak bebarengan, tak ambil pusing dengan tatapan dari pengunjung lain di cafe tersebut.

"Kau memiliki tunangan, bagaimana bisa kau mengatakan oke dengan keduanya ?" Gerutu Jimin.

"Aku hanya iseng." Taehyung mengendikan bahu acuh.

"Tch, kau bodoh. Kalian berdua, kau dan Jungkook sungguh bodoh." Gumam Yoongi lalu menghela nafas.








"Firasatku buruk." Batin Yoongi.





















Tbc


Maaf kalo geje wkwkwk
Masih bikin alur yang pas hehehe

Yang nungguin best of me mohon bersabar 😁😁

I Think I Love You (TAEKOOK / VKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang