.2.

540 46 8
                                    

"Jisoo-ya,"

Wanita itu menoleh, berhenti pada langkahnya yang kesepuluh. "ada apa, Jung Woo?" Jisoo menatap pria berambut ikal itu. Menghampirinya dengan sedikit terburu-buru.

"Ada laporan," ucapnya tersengal, pria itu menyerahkan sebuah map biru kepadanya.

Jisoo membuka map itu, ia menatap isinya. "laporan apa? Pasien?" ia melirik sedikit.

"Dokter Han Yung, dalam operasi kali ini dia gagal menangani pasien yang berdiagnosis jantung rematik. Saat ia membersihkan bakteri Streptococcus, Dokter Han Yung tak sengaja memotong pembuluh darah yang ada dalam otot arteri. Darahnya tak sengaja terbuka dan menjadikan pasien menjadi sekarat." Jelas Jung Woo menatapnya yakin, beberapa saat Jisoo menatap isi laporan tersebut.

Matanya terbuka lebar, satu pasien sama saja satu keluarga. Jika pasien tersebut kehilangan nyawanya, sama saja keluarga tersebut sudah membuang kepercayaannya pada dokter. "Kenapa bisa seperti ini?! Apa dia melupakan cara operasi yang benar?!" Jisoo menatap Jung Woo kesal, pria itu menggeleng kecil.

"Panggil Dokter Han Yung," suruh Jisoo geram.

"Tapi ini jam–"

"Cepat!!" serunya kesal. Begitu Jung Woo berlari pergi, Jisoo melangkah kedalam ruangannya. Sebagai dokter senior sekaligus kepercayaan kakeknya, Jisoo tidak bisa membiarkan salah satu dokter bedah lalai dalam hal sekecil apapun. Satu nyawa pergi, nama rumah sakit dan dokter tersebut sudah sangat tercoreng.

Jisoo tidak ingin nama kakeknya di permalukan.

-[]-

"Permisi..."

"Masuklah," ucap Jisoo tanpa memandangnya.

"Ada ap–"

"Kau tahu apa yang kau lakukan?" tanya Jisoo dingin.

Pria itu menunduk, "jesunghamnida."

"Kau sudah berapa kali menangani pasien dengan masalah seperti ini, eoh?! Kau tidak tahu cara operasi yang benar, hah?! Jika sudah seperti ini bagaimana caramu untuk mengembalikan nyawa pasien itu?! Bagaimana perasaan keluarganya?! Apa itu masalah sepele?!" tanya Jisoo dengan nada tinggi.

"Jesunghamnida," gumamnya kecil, ia tak berani menatap mata kesal Jisoo.

"Jangan hanya meminta maaf saja Dokter Han Yung, jika seperti ini kita harus seperti apa?! Menjadi apa?! Apa alasan yang harus di berikan oleh keluarga pasien, eoh?! Hukuman apa yang cocok untukmu Dokter Han Yung, kau tahu jika kau sudah melanggar sumpahmu sebagai dokter?! Memalukan." Geram Jisoo.

Sebagai dokter kepala, Jisoo harus bersikap tegas. Ada waktunya ia menjadi teman main dan ada waktunya Jisoo tidak bisa membiarkan satu dokter melayangkan jiwa tak bersalah tersebut. Jika hal itu terjadi, mau tidak mau ia harus ikut berkutik.

"Apa yang kau pikirkan saat operasi tadi?"

Dokter Han Yung menggeleng kecil, "tidak ada."

"Berarti kau tidak memikirkan pasienmu?" ia balik menyerang membuat pria itu menggeleng lagi.

"Setelah ini, hukuman apa yang cocok untukmu?" tambah Jisoo sinis.

"A, aku tidak tahu. Aku merasa sangat bersalah," jawabnya takut-takut.

Tok! Tok!

Wanita itu menghampiri "Jisoo-ya, ada operasi Kanker Leukimia S2 dari pasien Choi Jung Sa. Aku harap kau tidak lupa soal itu," ucap Ha Ri. Jisoo menghela nafas panjang, ia bangkit lalu memakai jas putihnya.

Into You #Jisoopart | Baku |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang