Seungwan diam sepanjang jalan. Bahkan sedikitpun dirinya tidak menoleh ke arah pengemudi yang bukan lain adalah Min Yoongi. Dia masih marah dengan kelakuan Yoongi yang memukul Mark begitu saja. Belom lagi setelahnya Yoongi menyuruh Seungwan masuk ke mobil tanpa penjelasan apapun apalagi menolong Mark. Yoongi sudah beberapa kali berusaha untuk merayunya, mengajaknya makan siang, atau sekedar menanyakan kabar keluarga Seungwan. Dan gadis itu hanya diam saja.
"Wan sampe kapan lo mau diem aja?" Tanyanya dengan halus.
Seungwan masih diam, dia hanya bergerak untuk membenarkan posisi duduknya.
"Lo masih diem aja gue beneran cium lo nih." Dan Seungwan masih saja diam.
"Gue serius!" Ucapnya lagi. Namun Seungwan masih tetap dengan pendiriannya. Ngambek.
Lelaki itu akhirnya menyerah. Mereka sama-sama diam sepanjang jalan, sampai mobil Yoongi berhenti di depan gerbang kost Seungwan. Tanpa jeda sedikitpun, Seungwan langsung turun dari mobil. Sedikit membanting pintu mobil dan berlari masuk ke dalam. Yang juga diikuti oleh Yoongi turun dari mobil, ia dengan lempengnya masuk ke dalam kostan. Menyapa ibu kost seperti mereka sudah kenal lama, lalu menuju kamar Seungwan yang bernomor 23.
Yoongi mengetuk pintu kamar Seungwan, dan terdengar sahutan dari Seungwan di dalamnya. "Siapa?" Tanya gadis itu sedikit berteriak.
Yoongi tidak menjawab, ia kembali mengetuk pintu dan tidak lama dari itu Seungwan keluar dengan pakaian sudah terganti dan tanpa kacamata yang biasanya membingaki manis matanya.
Wajahnya terlihat sedikit terkejut karena pikirnya, Yoongi tidak akan mengikutinya ke atas. Ditambah ketika Yoongi mendorongnya dengan halus masuk ke dalam kamar dan menciumnya tepat di bibir. Memangutnya dengan telaten dan profesional, salah satu tangannya meraih pinggang Seungwan, menariknya agar semakin mendekat dengannya, dengan satu tangan lainnya menutup pintu.
Seungwan tidak bisa berkutik sedikitpun, rasanya seluruh tubuhnya melemah dan hanya terfokus dengan ciuman mereka.
Yoongi melepas ciuman mereka perlahan, ibu jarinya menyapu bibir Seungwan tanpa melepas tatapannya kepada gadis direngkuhannya,
"Kan udah gue bilang, kalo lo diem terus gue cium." Ucapnya kelewat santai.
Seungwan hanya bisa mengerjapkan matanya, deru nafasnya masih cepat mengikuti irama jantung yang tak kalah cepat. Tangan Seungwan terangkat meremas kaos Yoongi, ia memberanikan diri untuk mendongkak setelah beberapa waktu hanya memandang dada Yoongi.
"Aku butuh penjelasan." Seungwan perlu menelan salivanya untuk bisa melanjutkan kata-katanya, "Kenapa kakak cium aku? Kenapa kakak gak suka aku deket sama kak Mark? Kenapa kakak harus sampe nonjok dia tadi?"
Yoongi menangkup pipi Seungwan, ibu jarinya mengelus kulit tersebut dengan halus, "Lo mau tau?"
Seungwan mengangguk.
Tangan Yoongi turun menggapai tangan Seungwan, menggenggamnya dan mecium punggung tangan wanita tersebut cukup lama, ia lalu menggesekan hidungnya di tangan Seungwan, "Karena aku cinta sama kamu Wan,"
Ia kembali menatap Seungwan yang sedikit terkejut tanpa melepas genggamannya, "Karena aku tanpa sadar jatuh cinta sama kamu, aku gak mau kamu deket sama cowok lain. Apalagi itu Mark. Karena aku tau kamu dulu pernah suka sama dia, begitupun sebaliknya. Dan aku gak rela kamu diambil orang lain."
Kali ini ciuman Yoongi beralih ke dahi wanita itu, cukup lama mengantarkan mereka ke ketengangan yang tidak pernah Seungwan rasakan. Rasanya hangat dan membuai, bahkan ketika mata sipit itu kembali menatapnya rasa nyaman itu masih ada.
"And i wanna you to be mine, Son Seungwan."
Seungwan tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya dan juga detak jantung yang terasa memompa darah lebih cepat, ia bahkan tidak tahu harus bagaimana menanggapi pengakuan tiba-tiba dari kakak kelasnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oversight
Fanfiction"Ini bukan suatu kesalahan kita bertemu. Hanya itu." ♤This story about WENGA, so if you hate our ship. Please just go!♤ ♧PG 15♧ ◇ Please! Be wise readers¡¡◇ [On going, don't worry]