Prolog

4.2K 357 210
                                    

All POV Pete

Kata siapa orang yang tampak pendiam dan polos seperti diriku nyatanya berbeda dari apa yang orang lain lihat selama ini.

Ini semua bermula semenjak aku bertemu dengannya, memiliki perasaan cinta padanya dan berakhir sepakat menjalin kasih dengannya.

Ae.
Pria tampan bertubuh lebih pendek dariku memang sejak pandangan pertama membuatku tak bisa melepaskan dirinya dalam kehidupanku. Sosoknya yang hangat membuatku terkungkung dalam cinta yang ku tanamkan dalam hatiku.

Aku ingat pertemuan pertama kami yang membuatku merasakan getaran cinta pandangan pertama bak drama pertelevisian, lalu pertemuan kedua kami yang membuatku tak bisa melepaskan diri dari sosoknya hingga selanjutnya dipertemuan kami yang membuatku sadar bahwa aku memang mencintainya.

Namun, karna sosoknya yang begitu hangat dan baik hati pada siapapun disekitarnya, membuat orang lain khususnya wanita kerap kali salah menilai sikap penolongnya. Salah satunya adalah Champoo—wanita licik yang selalu bertingkah sok imut dan polos setiap kali dia melihat Ae didekatnya.

Salahkah aku marah jika melihat kekasihku—didepan mataku sendiri melihat sosok lalat yang mencoba mengotorinya?

Kesal. Marah. Dan juga aku ingin menjambak rambut Champoo, rasanya sebagai bentuk luapan amarahku karna tidak bisa bersikap seperti Champoo didepan umum pada Ae, padahal Ae adalah kekasihku.

Iri. Aku memang iri pada orang-orang yang berani mengungkapkan emosi mereka didepan umum, tapi kenapa aku tidak bisa?

Karna itulah aku menceritakan hal ini pada Pond yang juga merupakan sahabat Ae. Pond jugalah yang aku percaya bisa memberiju solusi atas permasalahanku saat ini.

Hingga akhirnya Pond memberikanku ide serta masukan dalam permasalahanku. Dan dari situlah hal ini dimulai.




Flashback ..

Hatiku berdenyut sakit tatkala pemandangan didepan mataku saat ini seolah tengah mencabik-cabik tubuhku. Lengan kekar milik kekasihku yang biasa kugunakan untuk bermanja ria kini dilingkari dengan lengan kurus nan kecil milik wanita licik yang terus-menerus mencoba menarik perhatian kekasihku.

Kulihat Ae tersenyum, memang bukan seperti senyum yang ia berikan jika sedang bersama denganku, tapi aku tidak menyukai Ae yang tersenyum seperti itu pada orang lain apalagi Champoo, wanita itu bisa saja salah mengartikan senyuman yang Ae perlihatkan.

Ini bukan pertama kalinya aku melihat pemandangan seperti ini, entah sudah kesekian kalinya tak terhitung lagi aku melihat kekasihku dan Champoo bersama-sama. Aku risih melihat kedekatan mereka berdua, tapi yang bisa kulakukan hanya memendam perasaan ini jauh dilubuk hatiku.

Kesal tapi aku belum berani selama ini menunjukkan sisi cemburuku pada Ae. Selama ini aku mencoba menahannya, tapi untuk kali ini aku sudah diambang batas kesabaranku.

Hingga akhirnya mata kami saling bertemu. Ku lihat Ae yang terkejut menatapku dengan segera mencoba melepaskan diri dari Champoo yang berada disampingnya.

Aku tahu Ae tidak bermaksud membuatku cemburu, tidak bermaksud untuk selingkuh dariku, tapi sikapnya yang tidak tegas pada Champoo padahal jelas-jelas kami sudah menjalin kasih, membuatku dirundung perasaan kecewa walaupun aku tahu dia merasa risih, membuatku tak tahan menahan sakit ini terus-menerus. Cemburu.

Aku mendesis kesal dan segera berbalik badan, berlari dengan sedikit air mata yang menyeruak disudut mataku. Aku berlari kemana pun asalkan tidak ada Ae saat ini. Aku tidak menggubris Ae yang berteriak memanggil namaku terus-menerus dibelakangku—mungkin saja mengejarku juga, tapi yang bisa ku lakukan adalah berlari dan berlari sejauh mungkin dari Ae saat ini.

The Punishment [Love By Chance Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang