Dia selalu disitu. Tertidur dengan tenang tanpa gangguan. Kulit tan-nya disinari cahaya matahari yang bersinar dari luar jendela dan membentuk kurva.
Posisinya yang saat ini tertidur di mejanya dengan kepala ditopang lengannya dan disamping jendela, membuatnya terlihat bagaikan seorang malaikat. Ah bukan. Tapi dewa.
Park Jina hanya tersenyum sebelum masuk kedalam kelas dan duduk agak jauh dari bangku yang diduduki Kai.
Ia tak membangunkannya dan lebih memilih menunggu Namja Tan itu bangun sambil melakukan aktivitas yang lain.
Saat jam menunjukan pukul 6 lewat barulah namja yang dikenal bernama Kai itu bangun. Ia melihat sekitar sebelum mengambil tasnya dan berjalan perlahan keluar kelas. Tanpa melihat kearah Park Jina yang masih tersenyum memandangnya.
***
Hari ini jadwal Kai latihan dance. Kai yang notabenenya merupakan ketua klub modern dance tentu ikut berpartisipasi dalam acara tahunan sekolah mereka dengan menampilkan dance yang pasti akan sangat memukau.
Park Jina hanya menatapnya dalam diam di sudut ruang latihan itu. Memperhatikan Kai yang dengan semangat menari dan sesekali mengajari anggota klubnya dance tersebut.
Senyum kembali terlukis di bibir Park Jina. Melihat Kai yang bersemangat seperti itu sudah membuatnya bahagia. Sebelum keluar ruangan ia menaruh botol minum beserta handuk seperti yang biasa ia lakukan,disebelah tas Namja Kim itu.
Sedang Kai yang merasa diperhatikan sedari tadi menghentikan gerakannya dan melihat sekeliling. Tapi yang ada hanya anak-anak klubnya yang sedang memperhatikannya. Mencoba menghiraukan sesuatu dalam hatinya dan mencoba menari kembali, tatapannya justru terpaku pada botol air dan handuk disamping tasnya.
Dan ia hanya diam ditempat dengan tatapan terkejut.
***
Hari ini merupakan hari- H pesta tahunan sekolah. Acara dilakukan secara outdoor. Park Jina memperhatikan Kai yang sedang melakukan gerakan kecil untuk perenggangan sebelum memasuki panggung, dari jendela lantai 2 kelas mereka.
Kembali ia tersenyum. Melihat Kai yang sedang bercanda dengan sahabatnya Sehun.
Namja Tan itu tertawa dengan kencang saat Sehun menceritakan sesuatu yang lucu.
Lalu kemudian Sehun pergi karena ada urusan dan meninggalkannya sendiri. Di tengah kesendiriannya, ia memasukan tangan kedalam baju lalu mengeluarkan kalungnya. Mengelus bandul kalung itu sambil menatap kosong kedepan. Park Jina yang melihatnya juga menampilkan senyum sedih. Dia tahu apa yang dipikirkan Kai sekarang.
Giliran Klub dance menampilkan acara mereka. Kai yang merupakan ketua juga center utama jelas berada paling depan. Lalu musik dimulai dan ia mulai menari.
Tarian kuat dan kompak dari klub mereka mendapat banyak apresiasi. Banyak yang bersorak bahkan ada yang menangis saat melihat Kai melakukan solo dance.
Saat senuanya berakhir dan Kai yang masih ditengah panggung dengan berbanjir keringat dan banyak tepukan juga sorakan, Namja Kim melihatnya.
Ia yang sedang tersenyum manis di sana. Di jendela lantai 2. Park Jina. Yeoja itu tersenyum sebelum melambai padanya dan berbalik.
Meninggalkan kelas itu. Meninggalkan sekolah. Meninggalkan Kai.
***
Seorang namja dengan memakai masker juga topi dan berpakaian hitam,memegang setangkai bunga mawar merah.
"Annyeong. Aku datang." Katanya lalu berdehem beberapa kali sebelum melanjutkan.
"Maaf aku baru datang lagi. Sudah 5 tahun sejak terakhir kali aku melihat bayanganmu dijendela waktu itu. Aku merindukanmu. Sangat. Kau juga pasti merindukanku." Katanya lalu terkekeh pelan. Namja itu kemudian meletakan bunga yang dipegangnya.
"Aku ingin berterimakasih. Karena kau aku dapat menggapai mimpiku kembali. Aku bisa menari dan menyanyi tentu saja. Kau tahu aku sudah sangat terkenal sekarang. Aku juga jauh lebih tampan dari waktu senior high school. Dari waktu kau meninggalkanku." Ujarnya dengan suara yang lirih di kalimat terakhir.
Sebelum berujar tanpa sadar bulir bening dari matanya jatuh.
"Saranghae. Dari dulu. Maaf belum sempat memberitahu perasaanku yang sesungguhnya padamu. Jika saja aku tahu itu terakhir kalinya aku melihatmu, aku pasti akan menyatakan perasaanku. Ani...aku mungkin tidak akan membiarkan kau pergi dariku."
Namja itu menghapus airmatanya. Ia ingat pernah berjanji bahwa ia tidak akan menangisi kepergian Yeoja itu.
"Maaf karena terlalu takut menyatakan perasaanku. Maaf maaf maaf..."
Ia terduduk sekarang. Berlutut di depan nisan gadis itu. Dengan senyum yang terukir ia mengelus dengan lembut nisan di depannya tepatnya nama yang terukir di nisan tersebut.
PARK JINA
Yeoja yang selalu menyemangatinya dan akan marah jika ia ingin melupakan mimpinya. Yeoja dengan senyum manis yang selalu membuat jantungnya berdebar. Yeoja ceria yang selalu tersenyum dan tertawa. Yeoja yang tidak bisa menggapai mimpinya. Yeoja yang ternyata baru diketahui Kai saat gadis itu meninggal bahwa Park Jina memiliki penyakit jantung bawaan."Kai"
Namja yang ternyata Kai itu menoleh kesuara yang memanggilnya. Sehun, namja yang memanggilnya itu berjalan perlahan kearahnya lalu menupuk bahunya sebelum membantu Kai berdiri.
"Ayo pulang. Katanya hanya 15 menit. Para Hyung sudah menunggu. Ini kau lihat Suho Hyung sudah menelpon dari tadi." Kata Sehun lalu menunjukan panggilan dari Suho yang berjumlah 10 kali.
Kai tertawa pelan lalu kembali menatap nisan di depannya dan tersenyum lembut.
"Aku pergi dulu. Aku janji jika ada waktu aku akan mengunjungimu. Bye"
Lalu ia berbalik dan melangkah pelan bersama Sehun .
***
Iya gue tau...jangan marah pada hamba.
Si jongin gue kasih cerita sedih karena kepingin aja...malas gue bahagia mulu ceritanya.
😁😁😁