Thomas menatap nama Newt yang terukir di atas batu persegi panjang itu, ada juga nama Alby dan nama orang-orang yang tak Thomas ketahui. Mereka membubuhkan nama teman yang gugur di atas batu iru.
Ya, semua orang melakukannya.
Sekarang Thomas menyesal karena Newt tak ada disini. Surat yang dia tinggalkan juga sungguh mengiris hati. Newt tak perlu menulis surat seperti itu jika saja Thomas bisa sedikit cepat membawanya pada Brenda.
Mungkin dia akan sembuh, sama dengan Brenda.
"Hei, kau takkan pernah melewatkan satu pagi pun tanpa menatap batu itu, ya?" Brenda berdiri disamping Thomas.
Thomas tergelak, dia menatap langit kali ini. "Ya, hanya mengucapkan selamat pagi pada Newt."
"Pagi, Newt!" seru Brenda sambil tersenyum.
"Kuharap dia ada disini."
Brenda diam, dia tak mau mengatakan apapun. Dia juga menyesal karena terlambat memberikan serum pada Newt. Seandainya dia lebih cepat lagi.
Tapi, hei! Apakah mereka akan tetap berlarut-larut dalam penyesalan?!
Yang harus terjadi sudah terjadi. Dan apa yang akan terjadi, tidak ada satu pun yang tahu.
***
"ARRRGH! YA TUHANNNN!"
Gally berlari menuju dapur. "Apa-apaan ini Fry? Kenapa berteriak? Apa ada masalah besar?"
Wajah Frypan nampak kesal, pasrah dan sedih, sangat campur aduk hingga Gally ingin menertawakannya. Tapi tak dia lakukan, mengingat keadaan yang tak mendukung.
"Ya, masalah besar! AKU HAMPIR GILA DISINI! Kurasa Glade lebih baik daripada ini semua!"
Seseorang bernama Diana menjitak kepala Frypan, "Suttt, diam Fry! Bila Vince mendengarmu, habis kau!"
"Sebenarnya dia ini kenapa?" Gally mengalihkan pandangan pada beberapa orang yang ada di dapur.
Frypan terlihat sangat frustasi, dia terlihat menangis? Atau mungkin tidak. Tapi dia meringis karena hidupnya yang menyedihkan. Oh, dramatic-Frypan!
"Dia gila karena tak ada kompor disini, atau penggorengan." ucap Diana.
Semua orang di dapur sekarang terlihat putus asa.
"Ya, kurasa akan lebih membantu jika ada penggorengan. Kami memasak menggunakan besi, jadi sedikit sangat susah dengan bentuknya yang datar." tambah Isabella.
Gally mengangguk mengerti, dia mengerutkan alisnya. Berpikir bagaimana dia bisa menemukan sebuah penggorengan disini.
"Jangan sedih, shuck-face! Kau akan segera mendapatkan penggorenganmu." Gally tidak terlalu yakin tapi dia rasa itu cukup untuk membuat Frypan tenang.
Gally menepuk-nepuk pundak Frypan pelan, lalu mengangguk sebelum dia keluar dari dapur.
Setelah itu, dia berkeliling mencari Thomas. Namun saat di perjalanan Gally tertabrak sesuatu atau seseorang hingga dia terjungkal di atas tanah.
"Apa yang kau lakukan, shank! Kau menghalangi jalanku."
Gally menatap Minho dengan sebal, jelas-jelas dia yang menabrak Gally.
"Apa, huh? Lagipula kenapa berlari-lari? Disini tak ada crank!" Gally sedikit berteriak.
Mereka masih duduk di atas tanah, tak apa nyaman juga ternyata duduk di sana.
Minho menjadi sedikit rileks, dia menatap ke arah hutan. Oh, ya Minho tadi berlari dari arah hutan.
Lagipula apa sih yang ada di pikirannya? Memangnya hutan itu MAZE?! Dasar runners, batin Gally.
"Disana memang tak ada crank. Tapi ada serigala buas yang siap menyantapku kapan saja." tutur Minho setelah dia dapat mengatur nafasnya.
Gally menatap Minho jengkel, "Kau kan bisa melawannya! Bodoh."
"Bagaimana? Dengan tangan kosong? Aku bahkan tidak punya pistol!"
"Kau bisa membunuhnya dengan pisau!"
Gila, Minho pikir Gally tersengat. Tapi ia baru ingat tak ada Grievers disini. Huft, sangat lega mengingat tak ada WICKED ataupun Grievers disini!
"Itu bahkan tidak mungkin! Gally, kita tak punya apa-apa disini."
Oh, yang benar saja? Sang pemimpin menjadi sangat putus asa? Minho bukan orang yang seperti itu.
Tapi Minho benar, kita tak punya apa-apa disini.
Gally pun teringat Frypan dengan penggorengannya. "Minho, Fry sangat tak terbiasa untuk memasak dengan alat seadanya."
Minho hanya diam.
"Tadi dia berteriak frustasi, dia ingin penggorengan," Gally sedikit tersenyum dan Minho juga tergelak, "... dan kau butuh senjata."
Sebenarnya mereka punya beberapa, namun itu khusus penjaga. Iya, orang-orang yang memastikan bahwa tempat ini aman dan tak ada yang menyusup. Sonya dan Harriet juga termasuk penjaga.
Tapi untuk orang seperti Minho atau Gally, ataupun Thomas. Mereka tak mempunyai pistol atau apapun itu. Karena memang jumlahnya tak terlalu banyak.
Minho lagi-lagi hanya diam. Dia sungguh tak tahu apa yang harus dia lakukan. Andai ada Newt. Dia penuh dengan ide.
"Entahlah, Gally. Semuanya berbeda. Keadaannya memang sama dengan Glade tapi kebutuhan kita susah untuk terpenuhi."
"Aku rasa aku gila karena sekarang aku merindukan Glade."
"Ya, aku juga."
***
HEYYYY!!!!
This is my second FF and my first TMR FF😆
Hope u love it guys:(
Oh, ya. alasan kenapa i bikin ff ini? adalahhhhhh, seperti fangirl yang lain, i ga admit kalo newt mati dengan cara seperti itu:( IF HE STILL HAD TO DIE, NOT IN THAT WAY PLZ
so, i bikin ending yang fair buat i dan buat yang lain (kalo kalian suka😆)
mati adalah ending newt bagi James Dashner, tapi bukan bagiku. inilah endingku.
The Glue, Still Alive. X
KAMU SEDANG MEMBACA
A5, Still Alive
FanfictionSetiap cerita mempunyai akhir, dan kematian bukanlah akhir yang adil untuknya.