Chapter 3: Mau terlibat dalam sebuah aksi?

641 90 2
                                    

Pagi telah tiba, Thomas baru saja mengucap selamat pagi pada Newt di depan batu nama sebelum akhirnya ia menemui Minho yang sedang menyantap ikan bakarnya di tepi laut.

" 'Sup, shank?"

Minho menoleh ke arah Thomas lalu menyunggingkan senyumnya, "Aku akan suka berbagi ikan ini denganmu, mau?"

Namun Thomas hanya menggeleng. Keheningan pun melanda mereka berdua. Tidakkah ini terlalu canggung?

Mereka sama-sama menatap ke arah laut, sangat damai dan tenang. Sekilas Thomas melihat Newt disana, dalam bayang-bayang lalu hilang. Tak heran jika Thomas melihat bayangan Newt di laut. Karena Newt memang setenang air laut.

Sedangkan Minho takjub akan keindahan tempat ini. Safe Island, begitulah cara Minho menyebutnya. God, tempat ini secara geografis memang sempurna, namun ekonomi? Payah.

"Kau rindu berlari?" Minho memecah keheningan.

Thomas tergelak, "Bloody Hell, Minho!" dia mengulum senyumnya. "Sejujurnya, iya. Tapi aku bukan hunters."

Mereka berdua tertawa.

"Aku hanya membantu sana-sini, builders, med-jack, atau membantu mengajar anak-anak bagaimana cara bertahan hidup." dia menjeda sedikit ucapannya. "Tapi kau hunters, dan kau masih bisa berlari mengejar rusa, Minho! Itu tidak adil!"

Thomas melanjutkan kekesalannya karena tidak menjadi hunters, itu membuat Minho geli. Maksudnya, Thomas itu sudah tak waras bila ia ingin menjadi hunters dan dikejar serigala setiap hari.

Tapi, ya, rasanya tak beda jauh dengan dikejar Grievers saat di Maze.

"Kau mungkin terinfeksi Flare, Thomas! Karena sekarang kau tak beda jauh dengan crank. Gila."

Lagi-lagi mereka tertawa bersama. Hei, sudah berapa lama mereka tak tertawa? Tolong ingatkan kalau mereka pernah tertawa sebelumnya! Karena Minho ataupun Thomas tak ingat kapan terakhir kali membuka rahangnya lebar-lebar dengan ceria.

Hari yang mereka lewati sungguh berat sebelumnya.

"Sudah kubilang kita tak akan kembali, Aris!"

Thomas dan Minho menoleh ke belakang. Sentakkan Harriet pada Aris cukup menyita perhatian si runners pada zamannya itu.

Aris menyusul Harriet yang beberapa meter jauhnya dari tempat dia berdiri sekarang.

"Tapi Harriet aku yakin aku bisa menciptakan alat untuk pembangkit listrik. Aku hanya perlu beberapa kabel."

Harriet mendengus kesal. "Aku tahu kau bisa! Tapi aku tak akan mengambil resiko untuk itu."

Namun Aris nampaknya bersikeras meyakinkan Harriet kalau dia akan baik-baik saja, dan tetap ingin kembali. Entah kembali kemana yang Aris maksudkan.

Sebelum semakin memanas Minho segera berada di antara mereka. Thomas menyusul di belakang Minho.

"Whoa... Whoa. Ada apa ini? Aris? Harriet?"

Harriet memutar bola matanya jengkel, tampaknya dia tak suka jika Minho ikut campur. Dia takut  Minho akan mendukung rencana Aris.

"Kau tanya saja pada si pintar itu." Harriet pun berlalu dan pergi ke atas tebing untuk berjaga seperti biasa.

Minho dan Thomas saling berpandangan. Ada apa sebenarnya? Lalu pandangan itu pun beralih pada Aris.

Huft, bloody story yang panjang akan segera Aris sampaikan pada Minho dan Thomas.

***

"Tidak! Kau gila." Brenda berusaha menyamai langkahnya dengan Thomas dan Minho.

Namun seberapa kuat Brenda mempercepat jalannya, ia tetap tertinggal di belakang. Thomas dan Minho berjalan sangat cepat! Sial.

Arrghhh, para mantan runners!

Brenda berteriak dalam hatinya, mengumpat dan menyebutkan kata-kata kasar karena dua orang jangkung ini sangat cepat!

"Kalian tidak perlu ke luar!"

"Ya, kita perlu, Brenda." Minho menyahut.

Brenda menjambak rambutnya frustasi, Minho sama keras kepalanya dengan Thomas.

"Jangan menemui Jorge! Dia sedang mandi." Brenda tentu saja berbohong.

Namun Thomas menyangkalnya, "Tidak, aku lihat dia berjalan menuju secret homestead lima menit yang lalu."

"Ya, lima menit sudah berlalu. Dia pasti sedang mandi!"

"Dia dari kamar mandi menuju secret homestead." tambah Minho.

Shuck it!

Mereka bertiga pun sampai di secret homestead, ruangan yang bisa disebut kantor. Iya, karena disinilah Jorge dan Vince bekerja. Mengatur tempat, menyusun rencana, mempertimbangkan laporan yang datang dari para keepers dan yang lainnya.

Bisa dibilang kalau Jorge dan Vince yang memimpin disini.

Tidak ada yang bisa masuk ke secret homestead sembarangan, ruangan ini seperti namanya, bersifat rahasia. Hanya para keepers dan orang-orang yang menjadi sumber terbentuknya tempat ini yang boleh masuk.

"Oh, hai Minho! Thomas!" sapa Jorge yang sedang mengobrol dengan Vince.

Minho dan Thomas pun masuk bersamaan ke dalam ruangan itu, disusul Brenda yang berjalan gontai.

Vince menatap mereka intens, "Hm, ada apa?"

"Ada yang ingin kami bicarakan, Vince, Jorge. Penting."

Jorge mengangguk dan Vince menjadi semakin serius.

Setelah mendengarkan Minho dan Thomas tentang Aris, bahkan Frypan yang menginginkan penggorengan dan beberapa senjata tambahan yang bisa saja dibutuhkan oleh beberapa orang.

Jorge mengangguk-angguk. Vince pun mengerti keadaan mereka disini. Karena ada beberapa laporan datang mengenai kendala di lapangan yang disebabkan oleh tiadanya pasokan kebutuhan.

"Mau terlibat dalam sebuah aksi?" Jorge menyeringai.

Brenda mendengus.

***

hope u all like it muach ❤

with all the love,

Calon istri Thomas Sangster💞

A5, Still AliveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang