0.Prolog

707 70 6
                                    

Ketakutan menghujam dan mengguncangku sampai membuatku terbangun. Keringat membanjiriku dan aku mengigil. Bahkan menarik nafas pun terasa sulit, dadaku sesak dan sakit. Darah yang berdesir diantara kedua telingaku hampir menenggelamkan suara angin yang menderu.

Ini terjadi lagi, lebih parah dari apapun yang pernah kualami.

Aku, Ong Seongwoo, seorang Dark Guardian dari kaum Shifter terlahir dengan kemampuan berempati—bisa merasakan emosi seseorang—saat aku berada di dekat Shifter lain. Aku dihujam dengan apapun yang mereka rasakan. Jika seseorang takut, aku akan merasakan ketakutannya. Kalau ada yang sedang jatuh cinta, aku akan merasakan kerinduan dan hasratnya. Kemarahan bergelora didalam diriku, padahal aku sedang tidak marah. Rasa malu membuat pipiku merona walaupun bukan aku yang melakukan sesuatu yang memalukan. Begitu banyak emosi dari para Shifter, terasa hidup dalam kaleidoskop yang terus berputar. Hal ini membuatku sulit mengenali emosiku sendiri. Tapi itu tidak berlaku pada manusia atau yang biasa kami sebut Hoomin

Para Tetua—orang-orang bijak kaum kami—telah menjadi pelindungku sejak kematian orang tuaku. Menyadari kesulitan yang aku alami saat berada diantara Shifter lain membuat tetua mengirimku ke sebuah sekolah tempat seluruh muridnya adalah Hoomin. Aku merasa aman disana, menjadi normal setidaknya untuk sementara waktu. Dan selama disana, satu-satunya emosi yang aku rasakan adalah emosiku sendiri.

Tetapi, ada peraturan bahwa setiap musim dingin, aku harus kembali ke Worldvolf; tempat rahasia kami yang tersembunyi jauh didalam hutan, tempat klan kami para Shifter berlindung. Setiap kali aku merasakan emosi seseorang menghantam diriku, aku merasa itu seperti, aku telah melalukan pelanggaran privasi besar-besaran. Aku tak pernah merasa nyaman akan hal itu. Ini lebih buruk daripada bisa membaca pikiran orang.

Sudah dua minggu sejak aku tiba di Worldvolf, banyak orang yang sudah datang dari dunia Hoomin ke Worldvolf untuk merayakan titik balik matahari musim dingin, ini merupakan waktu untuk berkumpul, merayakan keberadaan kami. Perasaan bahagia memuncak dimana-mana, secara otomatis aku bisa merasakan luapan emosi mereka, tapi tetap saja membuatku sedikit kewalahan merasakannya.

Para Dark Guardian—pelindung elit kaum dan tempat persembunyian kami—masih ada beberapa yang tetap tinggal dan sebagian berada di dunia Hoomin. Saat sedang berada di Worldvolf  kehadiranku merupakan ujian, sebuah tantangan, sebuah usaha untuk menentukan apa aku sudah siap untuk hidup diantara kaumku sendiri.

Dari apa yang kurasakan saat ini, jawabannya adalah tidak.

Belum pernah aku merasakan emosi seseorang menghantamku begitu kuat seperti ini sebelumnya, dia ketakutan. Apa yang sebenarnya terjadi? Rasa panik yang mengerikan ini mencengkeramku kuat, tidak bersedia membiarkanku menjernihkan otak untuk berpikir secara rasional. Sambil menarik nafas dalam-dalam. Aku berusaha membentuk pelindung didalam diriku diantara emosi yang menyerangku dengan emosi yang benar-benar adalah milikku. Aku berusaha mengalihkan perhatianku dengan membayangkan hal-hal yang menyenangkan. Tapi...tidak ada yang berhasil, aku terperangkap di dalam pusaran ketakutan  paling kelam orang lain, tidak ada siapapun yang bisa membebaskanku dari penderitaan yang kualami.

Cahaya bulan purnama menerobos masuk melalu celah jendala kamarku. Aku berjuang untuk turun, kakiku lemas merasakan ketakutannya. Apa yang dia—entah laki-laki atau perempuan—takutkan? Apa yang begitu mengerikan? Aku tidak tau siapa pemilik perasaan ini. Oh, orang itu berada diluar.

Aku memaksa diriku berdiri terhuyung-huyung, menempelkan dahiku pada jendela yang dingin, mata hitamku bergerak mengamati sekitar. Ada yang sedang mengalami bulan purnama pertamanya. Justin.

Pengalaman pertama untuk berubah wujud menjadi Werewolf sangatlah menyakitkan—bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Tapi, ketakutan yang dialami Justin berbeda, ini tidak alami. Ada yang salah.

My Dark Guardian - OngnielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang